Alasan Kemanusiaan, Iran Bebaskan 7 Awak Kapal Tanker Inggris
A
A
A
TEHERAN - Iran akan membebaskan tujuh dari 23 awak kapal tanker minyak berbendera Inggris yang ditangkap di Selat Hormuz pada bulan Juli lalu. Kapal itu ditangkap setelah dituduh melanggar undang-undang Iran.
Sementara prosedur persidangan terhadap kapal tanker Stena Impero masih berlangsung, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi mengatakan kepada stasiun televisi pemerintah bahwa beradasarkan "kebijakan manusiawi" kapten kapal telah diminta untuk membiarkan beberapa awak kembali ke rumah.
"Kapten kapal kemudian memilih tujuh pelaut yang merupakan warga negara India untuk menjadi orang yang harus pergi," kata Mousavi seperti dikutip dari Fox News, Kamis (5/9/2019).
Erik Hanell, CEO perusahaan ekspedisi Swedia Stena Bulk yang memiliki Stena Impero, mengatakan tidak jelas kapan ketujuh awak kapalnya akan dibebaskan. Sedangkan 16 anggota awak yang tersisa masih tinggal di atas kapal.
"Cobaan mereka mungkin akan segera berakhir, dan mereka dapat kembali ke keluarga mereka, namun, kami dengan hati-hati menunggu konfirmasi resmi tanggal rilis mereka," kata Hannell
Ia menambahkan pengumuman itu adalah langkah positif dalam perjalanan untuk membebaskan semua kru yang tersisa, yang selalu menjadi perhatian dan fokus utama pihaknya.
Stena Impero dan krunya ditahan setelah pihak berwenang di wilayah Inggris, Gibraltar, menangkap sebuah kapal tanker Iran yang dikatakan membawa bahan bakar ke Suriah yang melanggar sanksi Uni Eropa atas penjualan minyak ke Damaskus. Kapal Iran - Adrian Darya 1 - kemudian dibebaskan setelah ditahan selama berminggu-minggu dan kemudian mematikan suar pelacaknya.
Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rhouhani mengulangi ancaman bahwa Teheran akan mengambil langkah-langkah tambahan dari perjanjian nuklir 2015 pada hari Jumat dan mempercepat kegiatan nuklir jika Eropa gagal menghasilkan solusi yang memungkinkan Iran untuk menjual minyaknya di luar negeri setelah eskalasi sanksi AS.
Sementara prosedur persidangan terhadap kapal tanker Stena Impero masih berlangsung, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi mengatakan kepada stasiun televisi pemerintah bahwa beradasarkan "kebijakan manusiawi" kapten kapal telah diminta untuk membiarkan beberapa awak kembali ke rumah.
"Kapten kapal kemudian memilih tujuh pelaut yang merupakan warga negara India untuk menjadi orang yang harus pergi," kata Mousavi seperti dikutip dari Fox News, Kamis (5/9/2019).
Erik Hanell, CEO perusahaan ekspedisi Swedia Stena Bulk yang memiliki Stena Impero, mengatakan tidak jelas kapan ketujuh awak kapalnya akan dibebaskan. Sedangkan 16 anggota awak yang tersisa masih tinggal di atas kapal.
"Cobaan mereka mungkin akan segera berakhir, dan mereka dapat kembali ke keluarga mereka, namun, kami dengan hati-hati menunggu konfirmasi resmi tanggal rilis mereka," kata Hannell
Ia menambahkan pengumuman itu adalah langkah positif dalam perjalanan untuk membebaskan semua kru yang tersisa, yang selalu menjadi perhatian dan fokus utama pihaknya.
Stena Impero dan krunya ditahan setelah pihak berwenang di wilayah Inggris, Gibraltar, menangkap sebuah kapal tanker Iran yang dikatakan membawa bahan bakar ke Suriah yang melanggar sanksi Uni Eropa atas penjualan minyak ke Damaskus. Kapal Iran - Adrian Darya 1 - kemudian dibebaskan setelah ditahan selama berminggu-minggu dan kemudian mematikan suar pelacaknya.
Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rhouhani mengulangi ancaman bahwa Teheran akan mengambil langkah-langkah tambahan dari perjanjian nuklir 2015 pada hari Jumat dan mempercepat kegiatan nuklir jika Eropa gagal menghasilkan solusi yang memungkinkan Iran untuk menjual minyaknya di luar negeri setelah eskalasi sanksi AS.
(ian)