Serang Pos Militer Irak, ISIS Gunakan Sapi yang Diikat Sabuk Bom

Rabu, 04 September 2019 - 01:50 WIB
Serang Pos Militer Irak, ISIS Gunakan Sapi yang Diikat Sabuk Bom
Serang Pos Militer Irak, ISIS Gunakan Sapi yang Diikat Sabuk Bom
A A A
BAGHDAD - Sisa-sisa militan kelompok Islamic State atau ISIS dilaporkan menggunakan dua ekor sapi yang diikat sabuk bom untuk menyerang pos pemeriksaan militer di sebuah desa di Irak timur pada hari Minggu. Satu warga sipil tewas.

Ini menandai pertama kalinya ISIS mempersenjatai hewan ternak untuk memuluskan serangannya.

Media Kurdi, Rudaw yang dikutip The Independent, Selasa (3/9/2019), melaporkan kedua ekor sapi tersebut diikat dengan sabuk bom berjalan menuju pos pemeriksaan militer di provinsi Diyala. Kedua hewan itu akhirnya ditembaki tentara Irak.

"Insiden akhir pekan menunjukkan ISIS telah kehilangan kemampuan untuk merekrut orang-orang muda dan calon pembom bunuh diri, alih-alih mereka menggunakan ternak," kata pejabat setempat, Saqid Husseini.

Provinsi Diyala adalah rumah bagi suku Kurdi, Sunni, dan Syiah dan merupakan pusat perselisihan antara Pemerintah Daerah Kurdistan dan Irak, di mana keduanya saling mengklaim kepemilikan wilayah.

Sedangkan ISIS mengambil keuntungan dari sengketa teritorial dan telah bekerja untuk membangun kembali kekuatannya di sana. Menurut Institute for the Study of War di bagian selatan provinsi itu, ISIS mengendalikan sebuah zona dan telah meningkatkan tempo serangannya terhadap pasukan keamanan, tokoh suku setempat dan situs komersial.

Meledakkan sapi untuk misi seperti itu bukan kejadian biasa, tapi pernah terjadi sebelumnya. Pada November 2003, seperti dilaporkan CBS News, lebih dari selusin roket ditembakkan dari gerobak keledai yang menabrak Menteri Perminyakan Irak dan dua hotel di pusat kota Baghdad.

"Kami telah mengalami banyak insiden di mana mereka menggunakan taktik berteknologi rendah ini dan kadang-kadang kita menghentikannya dan kadang-kadang mereka berhasil," kata Brigadir Jenderal Mark Kimmit, wakil kepala operasi Amerika Serikat di Irak, pada saat itu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5807 seconds (0.1#10.140)