Fitnah, China Tampik Tudingan Bolton Soal Pencurian Teknologi
A
A
A
KIEV - Tudingan China mencuri teknologi Amerika Serikat (AS) yang dilontarkan oleh Penasihat Keamanan Nasional John Bolton memicu kemarahan Beijing. Duta Besar China untuk Ukraina, Du Wei, menampik tudingan tersebut dan menyebutnya sebagai fitnah.
"Pernyataan Bolton tentang dugaan pencurian teknologi China dari negara lain adalah murni fitnah," kata Du Wei saat konferensi pers seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (31/8/2019).
Sebelumnya, saat melakukan kunjungan ke Ukraina, Bolton menuduh Beijing mencuri rancangan jet tempur F-35. Ia mengklaim pesawat tempur China terlihat sama persis dengan jet tempur canggih terbaru besutan AS itu. (Baca Juga: Bolton Tuding China Curi Desain F-35)
Selain teknologi militer - termasuk rancangan F-35 yang berharga - Washington juga telah berulang kali menuding Beijing mencuri teknologi sipil.
Sebagai dampaknya, raksasa telekomunikasi China Huawei menanggung beban terberat karena perusahaan tersebut saat ini berjuang melawan beberapa tuntutan hukum di AS terkait pelanggaran hak cipta.
Pada hari Kamis, Wall Street Journal melaporkan bahwa jaksa penuntut AS meluncurkan penyelidikan baru ke dalam kegiatan yang diduga dilakukan oleh Huawei, termasuk mencuri teknologi dari individu dan perusahaan lain, serta merekrut karyawan baru dari perusahaan pesaing.
Pada bagiannya, Huawei selalu menolak tuduhan pencurian di AS dan menganggapnya bermotif politik.
"Pernyataan Bolton tentang dugaan pencurian teknologi China dari negara lain adalah murni fitnah," kata Du Wei saat konferensi pers seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (31/8/2019).
Sebelumnya, saat melakukan kunjungan ke Ukraina, Bolton menuduh Beijing mencuri rancangan jet tempur F-35. Ia mengklaim pesawat tempur China terlihat sama persis dengan jet tempur canggih terbaru besutan AS itu. (Baca Juga: Bolton Tuding China Curi Desain F-35)
Selain teknologi militer - termasuk rancangan F-35 yang berharga - Washington juga telah berulang kali menuding Beijing mencuri teknologi sipil.
Sebagai dampaknya, raksasa telekomunikasi China Huawei menanggung beban terberat karena perusahaan tersebut saat ini berjuang melawan beberapa tuntutan hukum di AS terkait pelanggaran hak cipta.
Pada hari Kamis, Wall Street Journal melaporkan bahwa jaksa penuntut AS meluncurkan penyelidikan baru ke dalam kegiatan yang diduga dilakukan oleh Huawei, termasuk mencuri teknologi dari individu dan perusahaan lain, serta merekrut karyawan baru dari perusahaan pesaing.
Pada bagiannya, Huawei selalu menolak tuduhan pencurian di AS dan menganggapnya bermotif politik.
(ian)