Pakistan Ancam Balas Jika India Serang Kashmir
A
A
A
ISLAMABAD - Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, berjanji akan memberikan balasan yang 'pantas' jika India menyerang Kashmir yang dikelola Islamabad.
Berbicara di sebuah aksi demonstrasi di Islamabad, Khan memperingatkan New Delhi akan mendapatkan tanggapan yang sesuai dan bersumpah untuk terus berjuang sampai Kashmir "dibebaskan". Ia juga menyebut Perdana Menteri India Narendra Modi sebagai "fasis" menyamakannya dengan Adolf Hitler.
Mantan pemain kriket itu mengatakan India dapat menargetkan Kashmir yang dikuasai Pakistan dalam upaya untuk mengalihkan perhatian dari pelanggaran hak asasi manusia di bagian wilayah Himalaya yang disengketakan yang dikontrolnya.
Dia takut akan terjadi "genosida Muslim di Kashmir" dan memperingatkan komunitas internasional bahwa setiap konflik antara tetangga yang bersenjata nuklir ini tidak akan terbatas pada wilayah Asia Selatan.
"Seluruh dunia akan terpengaruh," katanya seperti dikutip dari Sky News, Jumat (30/8/2019).
Ia pun berjanji untuk mengangkat masalah ini dan dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh India di Kashmir ketika ia berpidato di depan Majelis Umum PBB bulan depan.
"Seluruh dunia seharusnya berdiri dengan Kashmir. Tetapi hari ini saya harus mengatakan, dengan sedih, bahwa ketika ada ketidakadilan terhadap umat Islam, maka masyarakat internasional, dan lembaga-lembaga seperti PBB yang memberikan keadilan, tetap diam," ujarnya.
Pernyataan Khan ini dilakukan sehari setelah militer negara itu mengumumkan telah berhasil menguji coba rudal permukaan-ke-permukaan dengan kapasitas membawa berbagai jenis hulu ledak jarak jauh hingga 290km.
Perselisihan saat ini dimulai awal bulan ini ketika India mencabut status konstitusional khusus yang dinikmati oleh Kashmir bagian yang diperintah India dari wilayah yang disengketakan sejak kemerdekaan pada tahun 1947.
Layanan telepon dan internet ditutup dan ribuan pasukan dikirim untuk memadamkan potensi kerusuhan. Sejak itu komunikasi telah dipulihkan, tetapi daerah itu tetap terkunci, dengan tentara berpatroli dan jalan-jalan ditutup.
Demonstrasi yang memprotes pendudukan India di wilayah mayoritas Muslim diadakan di hampir semua kota dan desa di Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan.
Para pengunjuk rasa di kota Lahore timur dan tempat lain membakar bendera dan patung Modi.
Ketegangan antara kedua negara meningkat sejak 40 tentara paramiliter India tewas oleh pemboman bunuh diri di Kashmir yang dikelola India pada Februari lalu.
India menanggapinya dengan membom yang diduga sebuah kamp pelatihan militan di Pakistan. Di sisi sebaliknya, Pakistan mengklaim telah menembak jatuh dua pesawat dan menangkap seorang pilot India yang kemudian dibebaskan.
Baik India dan Pakistan mengklaim Kashmir sepenuhnya, tetapi mengelola bagian-bagian yang terpisah darinya. Keduanya telah berperang dua kali dari tiga perang di antara mereka di wilayah tersebut.
Sebagian besar warga Kashmir mendukung tuntutan pemberontak bahwa wilayah itu dipersatukan baik di bawah pemerintahan Pakistan atau sebagai negara merdeka, sementara juga berpartisipasi dalam protes jalanan sipil terhadap kendali India.
Berbicara di sebuah aksi demonstrasi di Islamabad, Khan memperingatkan New Delhi akan mendapatkan tanggapan yang sesuai dan bersumpah untuk terus berjuang sampai Kashmir "dibebaskan". Ia juga menyebut Perdana Menteri India Narendra Modi sebagai "fasis" menyamakannya dengan Adolf Hitler.
Mantan pemain kriket itu mengatakan India dapat menargetkan Kashmir yang dikuasai Pakistan dalam upaya untuk mengalihkan perhatian dari pelanggaran hak asasi manusia di bagian wilayah Himalaya yang disengketakan yang dikontrolnya.
Dia takut akan terjadi "genosida Muslim di Kashmir" dan memperingatkan komunitas internasional bahwa setiap konflik antara tetangga yang bersenjata nuklir ini tidak akan terbatas pada wilayah Asia Selatan.
"Seluruh dunia akan terpengaruh," katanya seperti dikutip dari Sky News, Jumat (30/8/2019).
Ia pun berjanji untuk mengangkat masalah ini dan dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh India di Kashmir ketika ia berpidato di depan Majelis Umum PBB bulan depan.
"Seluruh dunia seharusnya berdiri dengan Kashmir. Tetapi hari ini saya harus mengatakan, dengan sedih, bahwa ketika ada ketidakadilan terhadap umat Islam, maka masyarakat internasional, dan lembaga-lembaga seperti PBB yang memberikan keadilan, tetap diam," ujarnya.
Pernyataan Khan ini dilakukan sehari setelah militer negara itu mengumumkan telah berhasil menguji coba rudal permukaan-ke-permukaan dengan kapasitas membawa berbagai jenis hulu ledak jarak jauh hingga 290km.
Perselisihan saat ini dimulai awal bulan ini ketika India mencabut status konstitusional khusus yang dinikmati oleh Kashmir bagian yang diperintah India dari wilayah yang disengketakan sejak kemerdekaan pada tahun 1947.
Layanan telepon dan internet ditutup dan ribuan pasukan dikirim untuk memadamkan potensi kerusuhan. Sejak itu komunikasi telah dipulihkan, tetapi daerah itu tetap terkunci, dengan tentara berpatroli dan jalan-jalan ditutup.
Demonstrasi yang memprotes pendudukan India di wilayah mayoritas Muslim diadakan di hampir semua kota dan desa di Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan.
Para pengunjuk rasa di kota Lahore timur dan tempat lain membakar bendera dan patung Modi.
Ketegangan antara kedua negara meningkat sejak 40 tentara paramiliter India tewas oleh pemboman bunuh diri di Kashmir yang dikelola India pada Februari lalu.
India menanggapinya dengan membom yang diduga sebuah kamp pelatihan militan di Pakistan. Di sisi sebaliknya, Pakistan mengklaim telah menembak jatuh dua pesawat dan menangkap seorang pilot India yang kemudian dibebaskan.
Baik India dan Pakistan mengklaim Kashmir sepenuhnya, tetapi mengelola bagian-bagian yang terpisah darinya. Keduanya telah berperang dua kali dari tiga perang di antara mereka di wilayah tersebut.
Sebagian besar warga Kashmir mendukung tuntutan pemberontak bahwa wilayah itu dipersatukan baik di bawah pemerintahan Pakistan atau sebagai negara merdeka, sementara juga berpartisipasi dalam protes jalanan sipil terhadap kendali India.
(ian)