Jepang: Korut Kembangkan Hulu Ledak untuk Menembus Perisai Rudal
A
A
A
TOKYO - Militer Tokyo mengatakan Korea Utara (Korut) telah mengembangkan hulu ledak untuk menembus perisai rudal balistik yang melindungi Jepang.
Menurut Menteri Pertahanan Jepang Takeshi Iwaya keyakinan bahwa rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korea Utara telah mengembangkan hulu ledak terlihat dari lintasan tidak teratur misil terbaru yang diluncurkan beberapa hari lalu.
Dalam konferensi pers hari Selasa (27/8/2019) yang dilansir Reuters, juru bicara Iwaya mengatakan Jepang percaya misil yang diuji tembak Pyongyang baru-baru ini adalah rudal balistik jarak pendek.
Uji tembak misil Korut itu memicu alarm di Jepang, meski Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecilkan kekhawatiran akan senjata Korut dengan menganggap peluncuran misil seperti itu tidak penting.
Uji tembak misil terbaru Korut terjadi pada hari Sabtu atau sehari setelah setelah Korea Selatan secara sepihak mengakhiri pakta berbagi intelijen militer dengan Jepang setelah Seoul dan Tokyo terlibat perseteruan tentang polemik kerja paksa di masa perang.
Iwaya dan pejabat Jepang lainnya menyebut keputusan Seoul "tidak rasional" karena ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara semakin meningkat.
Jepang dan AS memiliki sistem pertahanan rudal Aegis berbasis kapal perang yang dikerahkan di Laut Jepang. Sistem pada kapal perang itu dirancang untuk menghancurkan hulu ledak di luar angkasa. Jepang juga berencana untuk membangun dua baterai Aegis berbasis darat untuk meningkatkan perisai rudal balistiknya.
Sekadar diketahui, sistem pertahanan Aegis dirancang untuk melawan proyektil pada lintasan reguler sehingga misil-misil musuh yang bisa diintersepsi adalah misil dengan lintasan yang dapat diprediksi. Namun, sistem itu akan kesulitan mengintersepsi misil musuh dengan jalur penerbangan yang bervariasi.
Sementara itu, seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan Seoul dan Washington sedang menganalisis secara terperinci soal peluncuran misil terbaru Korea Utara.
Menurut Menteri Pertahanan Jepang Takeshi Iwaya keyakinan bahwa rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korea Utara telah mengembangkan hulu ledak terlihat dari lintasan tidak teratur misil terbaru yang diluncurkan beberapa hari lalu.
Dalam konferensi pers hari Selasa (27/8/2019) yang dilansir Reuters, juru bicara Iwaya mengatakan Jepang percaya misil yang diuji tembak Pyongyang baru-baru ini adalah rudal balistik jarak pendek.
Uji tembak misil Korut itu memicu alarm di Jepang, meski Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecilkan kekhawatiran akan senjata Korut dengan menganggap peluncuran misil seperti itu tidak penting.
Uji tembak misil terbaru Korut terjadi pada hari Sabtu atau sehari setelah setelah Korea Selatan secara sepihak mengakhiri pakta berbagi intelijen militer dengan Jepang setelah Seoul dan Tokyo terlibat perseteruan tentang polemik kerja paksa di masa perang.
Iwaya dan pejabat Jepang lainnya menyebut keputusan Seoul "tidak rasional" karena ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara semakin meningkat.
Jepang dan AS memiliki sistem pertahanan rudal Aegis berbasis kapal perang yang dikerahkan di Laut Jepang. Sistem pada kapal perang itu dirancang untuk menghancurkan hulu ledak di luar angkasa. Jepang juga berencana untuk membangun dua baterai Aegis berbasis darat untuk meningkatkan perisai rudal balistiknya.
Sekadar diketahui, sistem pertahanan Aegis dirancang untuk melawan proyektil pada lintasan reguler sehingga misil-misil musuh yang bisa diintersepsi adalah misil dengan lintasan yang dapat diprediksi. Namun, sistem itu akan kesulitan mengintersepsi misil musuh dengan jalur penerbangan yang bervariasi.
Sementara itu, seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan Seoul dan Washington sedang menganalisis secara terperinci soal peluncuran misil terbaru Korea Utara.
(mas)