Ketika Pria asal Iran Jadi Kapten Kapal Induk AS

Rabu, 21 Agustus 2019 - 07:07 WIB
Ketika Pria asal Iran...
Ketika Pria asal Iran Jadi Kapten Kapal Induk AS
A A A
WASHINGTON - Kavon Hakimzadeh adalah perwira Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) sekaligus kapten Kapal induk USS Harry S Truman. Yang unik dari sosoknya adalah dia warga asal Iran yang saat masih kecil melarikan diri ke Amerika ketika revolusi pecah di negara asalnya.

Hakimzadeh resmi ditugaskan sebagai kapten kapal induk tersebut pada Juli 2019. Kapal tempur raksasa bertenaga nuklir tersebut berpotensi dikirim ke Laut Arab di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dengan Teheran. Jika itu terjadi, Hakimzadeh akan menjadi pria yang memusuhi negara asalnya.

Kisah hidupnya sekilas seperti cerita film. Namun, mengutip The Virginian-Pilot—surat kabar yang berbasis di Virginia—kemungkinan kapal induk USS Harry S Truman dikerahkan ke Teluk Persia oleh Pentagon sangat terbuka, dan jika itu terjadi maka Hakimzadeh memimpin kapal induk di lepas pantai Iran untuk menghadapi militer negara asalnya sendiri.

Angkatan Laut AS sering menyebarkan kapal induk sebagai pencegah ketegangan di seluruh dunia, tanpa mengungkapkan ke mana dan kapan kapal akan pergi.

Surat kabar itu melaporkan bahwa kelompok tempur kapal induk yang dioperatori Hakimzadeh telah menyelesaikan latihan besar terakhir sebelum penempatan.

Hakimzadeh terlahir dari ibu asal Texas dan ayah asal Iran. Keluarganya terpaksa mengungsi ke AS setelah Revolusi Islam pecah di Iran pada 1979.

“Kebetulan saja itu adalah negara dalam kekacauan, negara dalam revolusi. Dan ketika (saya) berusia 11 tahun, agak traumatis untuk memiliki kehidupan seperti yang Anda tahu benar-benar berubah seperti itu," katanya kepada The Virginian-Pilot, yang dikutip Selasa (20/8/2019).

"Saya pikir itu mungkin banyak berhubungan dengan mengapa saya memutuskan ingin melayani dan ingin berada di bidang pekerjaan ini," ujarnya, merujuk pada pekerjaannya di Angkatan Laut AS.

Sebelumnya pada bulan Mei, AS mengerahkan kapal induk USS Abraham Lincoln ke Timur Tengah sebagai tanggapan atas "indikasi dan peringatan" yang mengganggu dari Iran. Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton saat itu mengatakan pengerahan kapal induk itu juga untuk menunjukkan bahwa AS akan membalas dengan "kekuatan tanpa henti" atas setiap serangan yang mungkin terjadi dari Teheran.

"Amerika Serikat sedang mengerahkan Kelompok Tempur Kapal Induk USS Abraham Lincoln dan satuan tugas pesawat pengebom ke wilayah Komando Sentral AS untuk mengirim pesan yang jelas dan tidak salah kepada rezim Iran bahwa setiap serangan terhadap kepentingan Amerika Serikat atau pada sekutu kita akan bertemu dengan kekuatan yang tak henti-hentinya," kata Bolton.

Ketegangan antara Teheran dan Washington telah meningkat sejak Presiden AS Donald Trump menarik Washington keluar dari kesepakatan nuklir 2015.

Sebagai tangggapan, Iran telah secara bertahap mundur dari komitmennya di bawah kesepakatan nuklir itu, seperti melampaui batas pengayaan uranium.

Pada Juni lalu, dua kapal tanker minyak di Teluk Oman mendapat serangan misterius. Serangan ini hanya berselang sebulan setelah insiden serupa yang dialami empat kapal tanker minyak di wilayah yang sama.

AS menuduh Iran berada di balik serangan terhadap kapal-kapal tanker minyak tersebut. "Mereka yang telah melihat laporan intelijen, tanpa pertanyaan, semua menunjuk Iran berada di balik serangan itu," kata utusan khusus AS untuk Iran, Brian Hook.

Sebulan kemudian, yakni pada bulan Juli, Korps Garda Revolusi Islam (IRCG) Iran mengatakan bahwa mereka telah menyita Stena Impero, sebuah kapal tanker minyak berbendera Inggris di Selat Hormuz, Teluk Persia. Penyitaan atau perampasan kapal itu telah meningkatkan ketegangan di sepanjang rute pengiriman minyak internasional yang vital.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1037 seconds (0.1#10.140)