Netanyahu Isyaratkan Israel yang Bombardir Irak Baru-baru Ini
A
A
A
KIEV - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengisyaratkan bahwa Israel berada di belakang serangan udara baru-baru ini terhadap target Iran di Irak. Surat kabar Arab Saudi yang berbasis di London, Al Sharq Al Awsat, pada Juli lalu mengungkap bahwa jet tempur siluman F-35 Zionis membombardir wilayah Irak dua kali.
Netanyahu menekankan bahwa negaranya akan terus bertindak secara militer kapan pun dan di mana pun sesuai kebutuhan untuk melakukannya.
"Iran tidak memiliki kekebalan, di mana pun," katanya kepada wartawan dalam sebuah pengarahan di sebuah hotel di Kiev hari Senin, ketika menanggapi pertanyaan tentang berbagai serangan baru-baru ini terhadap instalasi militer di Irak, yang dikaitkan dengan operasi Israel. (Baca: Jet Tempur F-35 Israel Disebut Gempur Irak 2 Kali Baru-baru Ini )
Netanyahu mengatakan, Iran terus mengancam Israel dengan ancaman pemusnahan dan membangun pangkalan militer di Timur Tengah yang dimaksudkan untuk melaksanakan ancamannya itu. Dia menyalahkan perjanjian nuklir 2015 karena berkontribusi atas peningkatan agresi Iran.
"Kami akan bertindak—dan saat ini bertindak—terhadap mereka, di mana pun itu diperlukan," katanya, dikutip Times of Israel, Selasa (20/8/2019).
Pekan lalu, seorang mantan wakil perdana menteri Irak mengindikasikan bahwa Israel bertanggung jawab atas ledakan besar-besaran di sebuah gudang senjata yang dikendalikan oleh milisi Syiah yang didukung Iran di Baghdad.
"Kami percaya itu adalah senjata yang kami pegang untuk negara tetangga dan itu menjadi sasaran oleh negara kolonial yang menindas atas dasar tindakan pengkhianatan Irak," tulis mantan wakil perdana menteri Baha al-Araji di Twitter.
Para pejabat Israel telah mengidentifikasi Irak sebagai pangkalan operasi yang mungkin tumbuh untuk upaya-upaya yang didukung Iran terhadap negara Yahudi. Namun para pejabat Israel sejauh ini tidak membenarkan atau membantah bertanggung jawab atas serangan itu.
Sebelumnya, Netanyahu secara tidak langsung membahas ancaman Iran terhadap Israel pada pidato di Babi Yar, sebuah jurang di Kiev di mana Nazi melakukan salah satu dari pembantaiannya terhadap etnik Yahudi.
"Di kuburan ini, kuburan massal di sini, di belakang saya, puluhan ribu orang Yahudi Ukraina dan banyak orang non-Yahudi dibunuh...Saya berkata dengan suara yang jelas, tepatnya di tempat ini, bahwa tugas konstan kita untuk berdiri melawan ideologi pembunuhan untuk memastikan bahwa tidak akan ada Babi Yar yang lain," katanya.
Di Babi Yar, Nazi dan kolaborator lokalnya menembak lebih dari 33.000 orang Yahudi pada 29-30 September 1941. Puluhan ribu orang non-Yahudi juga terbunuh di jurang.
“Untuk kemanusiaan, Babi Yar adalah tanda peringatan. Bagi orang Yahudi, Babi Yar adalah perintah abadi. Kami akan selalu membela diri kami sendiri melawan musuh apa pun," kata Netanyahu, yang berbicara dalam bahasa Ibrani.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga menghadiri acara tersebut, dan menggambarkan pembunuhan massal yang dilakukan Nazi dan kolaborator lokalnya di Ukraina sebagai "hal yang tidak mungkin untuk dipahami, tidak mungkin untuk dilupakan dan tidak mungkin untuk memaafkan."
Ada dua monumen di Babi Yar. Sebuah monumen yang biasanya dikunjungi oleh pejabat asing yang memperingati semua korban Nazisme yang terbunuh di situs tersebut, dan yang lainnya, yang dibangun secara khusus untuk mengenang orang-orang Yahudi yang terbunuh di situs tersebut.
Zelensky diyakini sebagai kepala negara Ukraina pertama yang menemani seorang pejabat tinggi Israel ke situs kedua, yang ditandai oleh menorah raksasa.
Dalam pidatonya, ia menyoroti fakta bahwa Ukraina adalah negara dengan jumlah "Righteous Among the Nations" tertinggi keempat, yang mempertaruhkan hidup mereka untuk menyelamatkan orang Yahudi selama Holocaust.
"Ingatan para korban harus menjadi peringatan bahwa ideologi intoleransi dan kekerasan yang merenggut kehidupan manusia yang paling berharga," kata Zelensky, yang juga seorang Yahudi. "Hari ini, di Babi Yar, kami menyerukan kepada komunitas internasional untuk menyatukan upaya untuk mencegah manifestasi anti-Semitisme dan intoleransi atas dasar ras atau nasionalisme."
Selama jumpa pers hari Senin, Netanyahu juga menolak untuk mengutuk pencaplokan Crimea oleh Rusia pada tahun 2014 atau secara eksplisit mendukung klaim Ukraina atas semenanjung itu.
Netanyahu menekankan bahwa negaranya akan terus bertindak secara militer kapan pun dan di mana pun sesuai kebutuhan untuk melakukannya.
"Iran tidak memiliki kekebalan, di mana pun," katanya kepada wartawan dalam sebuah pengarahan di sebuah hotel di Kiev hari Senin, ketika menanggapi pertanyaan tentang berbagai serangan baru-baru ini terhadap instalasi militer di Irak, yang dikaitkan dengan operasi Israel. (Baca: Jet Tempur F-35 Israel Disebut Gempur Irak 2 Kali Baru-baru Ini )
Netanyahu mengatakan, Iran terus mengancam Israel dengan ancaman pemusnahan dan membangun pangkalan militer di Timur Tengah yang dimaksudkan untuk melaksanakan ancamannya itu. Dia menyalahkan perjanjian nuklir 2015 karena berkontribusi atas peningkatan agresi Iran.
"Kami akan bertindak—dan saat ini bertindak—terhadap mereka, di mana pun itu diperlukan," katanya, dikutip Times of Israel, Selasa (20/8/2019).
Pekan lalu, seorang mantan wakil perdana menteri Irak mengindikasikan bahwa Israel bertanggung jawab atas ledakan besar-besaran di sebuah gudang senjata yang dikendalikan oleh milisi Syiah yang didukung Iran di Baghdad.
"Kami percaya itu adalah senjata yang kami pegang untuk negara tetangga dan itu menjadi sasaran oleh negara kolonial yang menindas atas dasar tindakan pengkhianatan Irak," tulis mantan wakil perdana menteri Baha al-Araji di Twitter.
Para pejabat Israel telah mengidentifikasi Irak sebagai pangkalan operasi yang mungkin tumbuh untuk upaya-upaya yang didukung Iran terhadap negara Yahudi. Namun para pejabat Israel sejauh ini tidak membenarkan atau membantah bertanggung jawab atas serangan itu.
Sebelumnya, Netanyahu secara tidak langsung membahas ancaman Iran terhadap Israel pada pidato di Babi Yar, sebuah jurang di Kiev di mana Nazi melakukan salah satu dari pembantaiannya terhadap etnik Yahudi.
"Di kuburan ini, kuburan massal di sini, di belakang saya, puluhan ribu orang Yahudi Ukraina dan banyak orang non-Yahudi dibunuh...Saya berkata dengan suara yang jelas, tepatnya di tempat ini, bahwa tugas konstan kita untuk berdiri melawan ideologi pembunuhan untuk memastikan bahwa tidak akan ada Babi Yar yang lain," katanya.
Di Babi Yar, Nazi dan kolaborator lokalnya menembak lebih dari 33.000 orang Yahudi pada 29-30 September 1941. Puluhan ribu orang non-Yahudi juga terbunuh di jurang.
“Untuk kemanusiaan, Babi Yar adalah tanda peringatan. Bagi orang Yahudi, Babi Yar adalah perintah abadi. Kami akan selalu membela diri kami sendiri melawan musuh apa pun," kata Netanyahu, yang berbicara dalam bahasa Ibrani.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga menghadiri acara tersebut, dan menggambarkan pembunuhan massal yang dilakukan Nazi dan kolaborator lokalnya di Ukraina sebagai "hal yang tidak mungkin untuk dipahami, tidak mungkin untuk dilupakan dan tidak mungkin untuk memaafkan."
Ada dua monumen di Babi Yar. Sebuah monumen yang biasanya dikunjungi oleh pejabat asing yang memperingati semua korban Nazisme yang terbunuh di situs tersebut, dan yang lainnya, yang dibangun secara khusus untuk mengenang orang-orang Yahudi yang terbunuh di situs tersebut.
Zelensky diyakini sebagai kepala negara Ukraina pertama yang menemani seorang pejabat tinggi Israel ke situs kedua, yang ditandai oleh menorah raksasa.
Dalam pidatonya, ia menyoroti fakta bahwa Ukraina adalah negara dengan jumlah "Righteous Among the Nations" tertinggi keempat, yang mempertaruhkan hidup mereka untuk menyelamatkan orang Yahudi selama Holocaust.
"Ingatan para korban harus menjadi peringatan bahwa ideologi intoleransi dan kekerasan yang merenggut kehidupan manusia yang paling berharga," kata Zelensky, yang juga seorang Yahudi. "Hari ini, di Babi Yar, kami menyerukan kepada komunitas internasional untuk menyatukan upaya untuk mencegah manifestasi anti-Semitisme dan intoleransi atas dasar ras atau nasionalisme."
Selama jumpa pers hari Senin, Netanyahu juga menolak untuk mengutuk pencaplokan Crimea oleh Rusia pada tahun 2014 atau secara eksplisit mendukung klaim Ukraina atas semenanjung itu.
(mas)