Iran Peringatkan AS, Jangan Coba Rebut Tanker Minyak
A
A
A
TEHERAN - Iran memperingatkan Amerika Serikat (AS) untuk tidak coba-coba merebut kapal tanker Adrian Darya 1. Iran menegaskan, setiap upaya penyitaan kapal tanker yang sebelumnya bernama Grace 1 itu akan memiliki 'konsekuensi besar'.
Abbas Mousavi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pada konferensi pers, bahwa setiap upaya merebut kapal, yang memiliki muatan 2,1 juta barel minyak mentah itu akan berbuntut "konsekuensi serius".
"Jika tindakan seperti itu diambil atau bahkan jika dinyatakan secara lisan dan tidak dilakukan, itu dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan maritim di perairan internasional," kata Mousavi, seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (19/8).
"Republik Islam Iran telah memberikan peringatan yang diperlukan kepada para pejabat AS melalui saluran resmi, terutama kedutaan Swiss di Teheran, untuk tidak melakukan kesalahan seperti itu, karena akan memiliki konsekuensi besar," lanjutnya.
Kapal tanker ini memang telah memicu polemik. Sebelumnya, kapal tersebut disita oleh Marinir Inggris pada Juli silam, Karena diduga akan membawa minyak mentah ke Suriah. Kapal itu juga sempat ditahan selama enam pekan, sebelum akhirnya dibebaskan atas perintah Mahkamah Agung Gibraltar, lokasi tempat kapal itu ditahan.
Iran sendiri dengan tegas membantah kalau kapal tersebut membawa minyak dengan tujuan Suriah. Kini, kapal itu dilaporkan tengah menuju Yunani. Namun, pihak berwenang Yunani belum mengkonfirmasi apakah kapal tersebut memang benar menuju negara tersebut.
Abbas Mousavi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pada konferensi pers, bahwa setiap upaya merebut kapal, yang memiliki muatan 2,1 juta barel minyak mentah itu akan berbuntut "konsekuensi serius".
"Jika tindakan seperti itu diambil atau bahkan jika dinyatakan secara lisan dan tidak dilakukan, itu dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan maritim di perairan internasional," kata Mousavi, seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (19/8).
"Republik Islam Iran telah memberikan peringatan yang diperlukan kepada para pejabat AS melalui saluran resmi, terutama kedutaan Swiss di Teheran, untuk tidak melakukan kesalahan seperti itu, karena akan memiliki konsekuensi besar," lanjutnya.
Kapal tanker ini memang telah memicu polemik. Sebelumnya, kapal tersebut disita oleh Marinir Inggris pada Juli silam, Karena diduga akan membawa minyak mentah ke Suriah. Kapal itu juga sempat ditahan selama enam pekan, sebelum akhirnya dibebaskan atas perintah Mahkamah Agung Gibraltar, lokasi tempat kapal itu ditahan.
Iran sendiri dengan tegas membantah kalau kapal tersebut membawa minyak dengan tujuan Suriah. Kini, kapal itu dilaporkan tengah menuju Yunani. Namun, pihak berwenang Yunani belum mengkonfirmasi apakah kapal tersebut memang benar menuju negara tersebut.
(esn)