Imam Masjidil Haram Angkat Bicara Soal Serangan ke Ladang Minyak Asy-Syaibah
A
A
A
RIYADH - Ketua Dewan Pimpinan Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Syaikh Dr. Abdurrahman bin Abdul Aziz as-Sudais mengecam serangan teroris terhadap laboratorium gas di ladang minyak asy-Syaibah.
As-Sudais menegaskan bahwa tindakan teror dan perbuatan terkutuk ini menguatkan adanya niat terpendam dari kelompok teroris untuk menjalankan serangkaian manuver terhadap Arab Saudi dan negeri-negeri kaum muslimin lainnya.
"Mereka tidak peduli dengan batasan Allah dan maslahat Islam dan kaum muslimin. Selain itu, mereka mengkhianati semua perjanjian dan kesepakatan internasional yang mengecam tindakan terkutuk ini," kata Sudais, Minggu (18/8/2019).
Sementara itu, Menteri Energi, Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi Khalid bin Abdul Aziz al-Falih, sebelumnya telah menjelaskan bahwa salah satu unit laboratorium gas di ladang minyak asy-Syaibah menjadi sasaran serangan pesawat tanpa awak yang diledakkan. Serangan itu mengakibatkan kebakaran yang dapat diatasi, setelah menyisakan kerugian materi terbatas, tanpa ada korban jiwa. Beliau melanjutkan bahwa produksi dan ekspor minyak Kerajaan Saudi tidak terpengaruh oleh serangan teror ini.
Al-Falih menegaskan bahwa Arab Saudi mengecam apa yang disebutnya sebagai serangan pengecut. Ia mengatakan bahwa aksi teror hanyalah perpanjangan dari serangkaian aksi serangan yang menargetkan jalur suplai minyak dunia, termasuk pipa minyak KSA, transportasi minyak di Teluk dan lainnya.
"Sesungguhnya serangan terhadap fasilitas publik ini, tidak hanya mentarget Arab Saudi saja, akan tetapi menargetkan keamanan suplai energi dunia. Artinya, ini menjadi ancaman bagi perekonomian dunia," katanya.
As-Sudais menegaskan bahwa tindakan teror dan perbuatan terkutuk ini menguatkan adanya niat terpendam dari kelompok teroris untuk menjalankan serangkaian manuver terhadap Arab Saudi dan negeri-negeri kaum muslimin lainnya.
"Mereka tidak peduli dengan batasan Allah dan maslahat Islam dan kaum muslimin. Selain itu, mereka mengkhianati semua perjanjian dan kesepakatan internasional yang mengecam tindakan terkutuk ini," kata Sudais, Minggu (18/8/2019).
Sementara itu, Menteri Energi, Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi Khalid bin Abdul Aziz al-Falih, sebelumnya telah menjelaskan bahwa salah satu unit laboratorium gas di ladang minyak asy-Syaibah menjadi sasaran serangan pesawat tanpa awak yang diledakkan. Serangan itu mengakibatkan kebakaran yang dapat diatasi, setelah menyisakan kerugian materi terbatas, tanpa ada korban jiwa. Beliau melanjutkan bahwa produksi dan ekspor minyak Kerajaan Saudi tidak terpengaruh oleh serangan teror ini.
Al-Falih menegaskan bahwa Arab Saudi mengecam apa yang disebutnya sebagai serangan pengecut. Ia mengatakan bahwa aksi teror hanyalah perpanjangan dari serangkaian aksi serangan yang menargetkan jalur suplai minyak dunia, termasuk pipa minyak KSA, transportasi minyak di Teluk dan lainnya.
"Sesungguhnya serangan terhadap fasilitas publik ini, tidak hanya mentarget Arab Saudi saja, akan tetapi menargetkan keamanan suplai energi dunia. Artinya, ini menjadi ancaman bagi perekonomian dunia," katanya.
(ian)