Bolton: Rusia Curi Teknologi Rudal AS untuk Kembangkan Nuklir
A
A
A
WASHINGTON - John Bolton, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, mengatakan Rusia telah mencuri teknologi rudal jelajah hipersonik Amerika Serikat (AS). Tujuannya untuk mengembangkan senjata nuklirnya.
Tuduhan itu muncul ketika Bolton membahas ledakan yang menewaskan lima ahli nuklir Moskow pekan lalu di sebuah lokasi uji coba militer di wilayah utara Rusia.
Ledakan itu juga menyebabkan lonjakan radiasi, meski Moskow mengklaim tingkat radiasi sudah normal seperti sediakala.
Rusia merahasiakan apa yang terjadi dalam ledakan misterius itu, meski badan atom negara setempat Rosatom mengonfirmasi bahwa itu ledakan uji coba mesin rudal jelajah. Pengamat asing menyimpulkan bahwa ledakan itu terjadi selama uji coba rudal jelajah bertenaga nuklir.
"Jelas ada yang salah di sini," kata Bolton kepada Voice of America (VOA), media yang didanai AS, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Kamis (15/8/2019) pagi, merujuk pada ledakan di Laut Putih, Rusia.
"Itu contoh dari Rusia yang berusaha membuat kemajuan teknologi dalam kemampuan mereka untuk mengirimkan senjata nuklir," lanjut Penasihat Keamanan Nasional Presiden Donald Trump tersebut.
"Meskipun ekonomi Rusia kira-kira seukuran Belanda, masih cukup untuk pertahanan untuk tidak hanya memodernisasi persenjataan nuklir mereka, (tetapi) untuk membangun jenis baru kendaraan pengirim, kendaraan peluncur hipersonik, rudal jelajah hipersonik yang sebagian besar teknologinya dicuri dari Amerika," imbuh Bolton.
Para pakar yang bermarkas di AS dan pejabat intelijen yang tidak disebutkan namanya berspekulasi bahwa ledakan pada 8 Agustus itu melibatkan Burevestnik atau SSC-X-9-Skyfall, rudal jelajah yang ditenagai oleh reaktor nuklir ringan.
Presiden Rusia Vladimir Putin pernah mengatakan pada tahun lalu bahwa Burevestnik memiliki jangkauan tak terbatas dan kemampuan untuk menghindari sistem pertahanan rudal AS.
"Berurusan dengan kemampuan ini dan kemungkinan bahwa negara-negara lain akan mendapatkannya juga, tetap merupakan tantangan nyata bagi Amerika Serikat," papar Bolton.
Presiden Donald Trump mengklaim bahwa "Skyfall" terlibat dalam ledakan itu. Menurutnya, AS belajar banyak dari kecelakaan di Rusia dan mengklaim negaranya memiliki teknologi yang serupa, bahkan lebih maju, daripada yang dimiliki Rusia.
Tuduhan itu muncul ketika Bolton membahas ledakan yang menewaskan lima ahli nuklir Moskow pekan lalu di sebuah lokasi uji coba militer di wilayah utara Rusia.
Ledakan itu juga menyebabkan lonjakan radiasi, meski Moskow mengklaim tingkat radiasi sudah normal seperti sediakala.
Rusia merahasiakan apa yang terjadi dalam ledakan misterius itu, meski badan atom negara setempat Rosatom mengonfirmasi bahwa itu ledakan uji coba mesin rudal jelajah. Pengamat asing menyimpulkan bahwa ledakan itu terjadi selama uji coba rudal jelajah bertenaga nuklir.
"Jelas ada yang salah di sini," kata Bolton kepada Voice of America (VOA), media yang didanai AS, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Kamis (15/8/2019) pagi, merujuk pada ledakan di Laut Putih, Rusia.
"Itu contoh dari Rusia yang berusaha membuat kemajuan teknologi dalam kemampuan mereka untuk mengirimkan senjata nuklir," lanjut Penasihat Keamanan Nasional Presiden Donald Trump tersebut.
"Meskipun ekonomi Rusia kira-kira seukuran Belanda, masih cukup untuk pertahanan untuk tidak hanya memodernisasi persenjataan nuklir mereka, (tetapi) untuk membangun jenis baru kendaraan pengirim, kendaraan peluncur hipersonik, rudal jelajah hipersonik yang sebagian besar teknologinya dicuri dari Amerika," imbuh Bolton.
Para pakar yang bermarkas di AS dan pejabat intelijen yang tidak disebutkan namanya berspekulasi bahwa ledakan pada 8 Agustus itu melibatkan Burevestnik atau SSC-X-9-Skyfall, rudal jelajah yang ditenagai oleh reaktor nuklir ringan.
Presiden Rusia Vladimir Putin pernah mengatakan pada tahun lalu bahwa Burevestnik memiliki jangkauan tak terbatas dan kemampuan untuk menghindari sistem pertahanan rudal AS.
"Berurusan dengan kemampuan ini dan kemungkinan bahwa negara-negara lain akan mendapatkannya juga, tetap merupakan tantangan nyata bagi Amerika Serikat," papar Bolton.
Presiden Donald Trump mengklaim bahwa "Skyfall" terlibat dalam ledakan itu. Menurutnya, AS belajar banyak dari kecelakaan di Rusia dan mengklaim negaranya memiliki teknologi yang serupa, bahkan lebih maju, daripada yang dimiliki Rusia.
(mas)