Donald Trump: Kim Jong-un Mengirim Surat Sangat Indah
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump mengaku mendapat kiriman "surat yang sangat indah" dari pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un . Pemimpin Gedung Putih itu mengatakan bahwa dia bisa kembali mengadakan pertemuan dengan sang pemimpin negara komunis Korea tersebut.
Presiden Trump tidak mengatakan kapan pertemuan yang dia maksud akan terjadi. Korea Utara telah menguji coba rudal kendati pertemuan 30 Juni antara Trump dan Kim menghasilkan kesepakatan bahwa perundingan denuklirisasi yang buntu akan dihidupkan lagi.
Presiden Amerika itu bahkan setuju dengan sikap Kim Jong-un yang menentang latihan perang gabungan antara AS dan Korea Selatan.
"Dia tidak senang dengan latihan perang," kata Trump membocorkan sekilas isi surat Kim Jong-un, dikutip Reuters, Jumat (9/8/2019). Ketidaksukaan pemimpin muda Pyongyang itulah yang membuat militer Korut melakukan uji tembak misil beberapa kali.
"Anda tahu saya juga tidak pernah menyukainya," kata Trump mendukung sikap Kim yang menentang latihan perang gabungan Washington dan Seoul.
Trump dan Kim telah bertemu tiga kali sejak tahun lalu untuk membahas cara-cara menyelesaikan krisis atas program nuklir dan rudal Korea Utara. Namun, pertemuan itu hanya menghasilkan sedikit kemajuan dari apa yang diharapan Washington, yakni Korea Utara menyerahkan senjata nuklirnya.
Tes rudal Pyongyang baru-baru ini telah menimbulkan pertanyaan tentang masa depan dialog antara kedua pemimpin. Pyongyang telah memperingatkan kemungkinan berakhirnya pembekuan uji coba senjata nuklir dan rudal yang sudah lama dilakukan.
Trump sendiri telah berulang kali menggarisbawahi bahwa pembekuan uji coba senjata nuklir Korut sebagai bukti keberhasilan dari diplomasinya dengan Kim.
Pemimpin Amerika itu telah berusaha untuk mengecilkan kekhawatiran tentang uji tembak rudal Korut selama beberapa kali pada pekan lalu. Donald Trump bahkan mengklaim uji tembak misil itu tidak melanggar janji Kim terhadapnya, yakni menguji coba senjata nuklir dan rudal jarak jauh.
Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengatakan pada hari Rabu lalu bahwa dia berharap pembicaraan denuklirisasi akan dilanjutkan dalam beberapa minggu mendatang.
Pertemuan puncak antara Trump dan Kim di Hanoi pada bulan Februari runtuh karena kegagalan mempersempit perbedaan atas tuntutan AS agar Korea Utara melucuti semua senjata nuklirnya dan tuntutan Pyongyang untuk mencabut sanksinya.
Presiden Trump tidak mengatakan kapan pertemuan yang dia maksud akan terjadi. Korea Utara telah menguji coba rudal kendati pertemuan 30 Juni antara Trump dan Kim menghasilkan kesepakatan bahwa perundingan denuklirisasi yang buntu akan dihidupkan lagi.
Presiden Amerika itu bahkan setuju dengan sikap Kim Jong-un yang menentang latihan perang gabungan antara AS dan Korea Selatan.
"Dia tidak senang dengan latihan perang," kata Trump membocorkan sekilas isi surat Kim Jong-un, dikutip Reuters, Jumat (9/8/2019). Ketidaksukaan pemimpin muda Pyongyang itulah yang membuat militer Korut melakukan uji tembak misil beberapa kali.
"Anda tahu saya juga tidak pernah menyukainya," kata Trump mendukung sikap Kim yang menentang latihan perang gabungan Washington dan Seoul.
Trump dan Kim telah bertemu tiga kali sejak tahun lalu untuk membahas cara-cara menyelesaikan krisis atas program nuklir dan rudal Korea Utara. Namun, pertemuan itu hanya menghasilkan sedikit kemajuan dari apa yang diharapan Washington, yakni Korea Utara menyerahkan senjata nuklirnya.
Tes rudal Pyongyang baru-baru ini telah menimbulkan pertanyaan tentang masa depan dialog antara kedua pemimpin. Pyongyang telah memperingatkan kemungkinan berakhirnya pembekuan uji coba senjata nuklir dan rudal yang sudah lama dilakukan.
Trump sendiri telah berulang kali menggarisbawahi bahwa pembekuan uji coba senjata nuklir Korut sebagai bukti keberhasilan dari diplomasinya dengan Kim.
Pemimpin Amerika itu telah berusaha untuk mengecilkan kekhawatiran tentang uji tembak rudal Korut selama beberapa kali pada pekan lalu. Donald Trump bahkan mengklaim uji tembak misil itu tidak melanggar janji Kim terhadapnya, yakni menguji coba senjata nuklir dan rudal jarak jauh.
Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengatakan pada hari Rabu lalu bahwa dia berharap pembicaraan denuklirisasi akan dilanjutkan dalam beberapa minggu mendatang.
Pertemuan puncak antara Trump dan Kim di Hanoi pada bulan Februari runtuh karena kegagalan mempersempit perbedaan atas tuntutan AS agar Korea Utara melucuti semua senjata nuklirnya dan tuntutan Pyongyang untuk mencabut sanksinya.
(mas)