Dua Anggota Parlemen Jepang Difabel Dilantik
A
A
A
TOKYO - Parlemen Jepang membuka sidang perdana kemarin dengan anggota majelis tinggi yang lebih beragam.
Keragaman itu ditandai dengan jumlah anggota wanita lebih banyak, dua anggota difabel, dan anggota pria yang secara terbuka mengaku gay pertama kali. Semua anggota parlemen itu terpilih pada pemilu bulan lalu.
Kaisar Naruhito yang baru naik takhta membacakan nama-nama anggota baru itu dalam upacara yang dihadiri para anggota parlemen. Para pekerja telah memindahkan kursi-kursi di majelis tinggi untuk memberi ruang bagi kursi roda milik dua anggota difabel, Eiko Kimura dan Yasuhiko Funago yang pada pemilu 21 Juli meraih kursi parlemen.
Kehadiran dua anggota parlemen difabel itu mengubah paradigma yang ada di Jepang selama ini karena biasanya orang-orang difabel selalu disembunyikan keluarganya. “Saya terkejut melihat sangat banyak orang yang datang,” kata Funago saat matanya melihat sekelilingnya dan membaca beberapa surat dengan bahasa Jepang yang ada di depannya.
“Saya akan mencoba memenuhi harapan rakyat,” kata dia dilansir Reuters. Funago mengalami amyotrophic lateral sclerosis (ALS), yak ni penyakit progresif yang membuat dia kehilangan kontrol pada otot. Adapun Kimura mengalami cerebral palsy atau kelumpuhan otak. Keduanya maju dari oposisi Partai Reiwa Shinsengumi.
Demi mengakomodasi anggota parlemen difabel, selain memindahkan beberapa kursi, majelis tinggi juga memindahkan tangga dan menambah per alatan listrik untuk perangkat medis serta komputer. Otoritas juga membuat jalan sementara yang dibangun di pintu masuk utama.
Para pakar difabel menyatakan terpilihnya Kimura dan Funago merupakan perkembangan besar, tapi masih perlu ada perubahan lain saat Jepang bersiap menjadi tuan rumah Paralympic Games tahun depan setelah Olimpiade. Warga dengan difabel fisik atau intelektual serta kelainan mental mencakup sekitar 8% dari total populasi Jepang.
Pemilu bulan lalu juga membawa 28 wanita ke parlemen, menambah jumlah anggota wanita menjadi 56 orang dari total 245 orang di majelis tinggi. Jumlah anggota wanita sekarang mencapai 23% atau naik dari 21% sebelumnya.
Namun, di majelis rendah yang memiliki wewenang lebih besar, wanita hanya mencapai 10% dari 465 anggota. Jika majelis tinggi dan majelis rendah digabungkan, wanita mencapai 14,5% dari seluruh anggota, masih di bawah rata-rata global 24,3% berdasarkan data Uni Antar-Parlemen.
Hadir dalam sidang perdana itu Taiga Ishikawa, anggota parlemen yang untuk pertama kali secara terbuka mengaku sebagai gay. Dia meraih kursi dengan dukungan dari Partai Konstitusional Demokratik Jepang, oposisi terbesar dinegara itu.
Partai tersebut selama ini mengusung slogan kampanye keragaman dan tidak segan mengangkat isu gay. Partai Liberal Demokratik yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe dan mitra koalisi berkuasa Partai Komeito mengontrol kursi mayoritas di Parlemen Jepang. (Syarifuddin)
Keragaman itu ditandai dengan jumlah anggota wanita lebih banyak, dua anggota difabel, dan anggota pria yang secara terbuka mengaku gay pertama kali. Semua anggota parlemen itu terpilih pada pemilu bulan lalu.
Kaisar Naruhito yang baru naik takhta membacakan nama-nama anggota baru itu dalam upacara yang dihadiri para anggota parlemen. Para pekerja telah memindahkan kursi-kursi di majelis tinggi untuk memberi ruang bagi kursi roda milik dua anggota difabel, Eiko Kimura dan Yasuhiko Funago yang pada pemilu 21 Juli meraih kursi parlemen.
Kehadiran dua anggota parlemen difabel itu mengubah paradigma yang ada di Jepang selama ini karena biasanya orang-orang difabel selalu disembunyikan keluarganya. “Saya terkejut melihat sangat banyak orang yang datang,” kata Funago saat matanya melihat sekelilingnya dan membaca beberapa surat dengan bahasa Jepang yang ada di depannya.
“Saya akan mencoba memenuhi harapan rakyat,” kata dia dilansir Reuters. Funago mengalami amyotrophic lateral sclerosis (ALS), yak ni penyakit progresif yang membuat dia kehilangan kontrol pada otot. Adapun Kimura mengalami cerebral palsy atau kelumpuhan otak. Keduanya maju dari oposisi Partai Reiwa Shinsengumi.
Demi mengakomodasi anggota parlemen difabel, selain memindahkan beberapa kursi, majelis tinggi juga memindahkan tangga dan menambah per alatan listrik untuk perangkat medis serta komputer. Otoritas juga membuat jalan sementara yang dibangun di pintu masuk utama.
Para pakar difabel menyatakan terpilihnya Kimura dan Funago merupakan perkembangan besar, tapi masih perlu ada perubahan lain saat Jepang bersiap menjadi tuan rumah Paralympic Games tahun depan setelah Olimpiade. Warga dengan difabel fisik atau intelektual serta kelainan mental mencakup sekitar 8% dari total populasi Jepang.
Pemilu bulan lalu juga membawa 28 wanita ke parlemen, menambah jumlah anggota wanita menjadi 56 orang dari total 245 orang di majelis tinggi. Jumlah anggota wanita sekarang mencapai 23% atau naik dari 21% sebelumnya.
Namun, di majelis rendah yang memiliki wewenang lebih besar, wanita hanya mencapai 10% dari 465 anggota. Jika majelis tinggi dan majelis rendah digabungkan, wanita mencapai 14,5% dari seluruh anggota, masih di bawah rata-rata global 24,3% berdasarkan data Uni Antar-Parlemen.
Hadir dalam sidang perdana itu Taiga Ishikawa, anggota parlemen yang untuk pertama kali secara terbuka mengaku sebagai gay. Dia meraih kursi dengan dukungan dari Partai Konstitusional Demokratik Jepang, oposisi terbesar dinegara itu.
Partai tersebut selama ini mengusung slogan kampanye keragaman dan tidak segan mengangkat isu gay. Partai Liberal Demokratik yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe dan mitra koalisi berkuasa Partai Komeito mengontrol kursi mayoritas di Parlemen Jepang. (Syarifuddin)
(nfl)