Arab Saudi: Hentikan Agresi Israel!

Rabu, 24 Juli 2019 - 11:17 WIB
Arab Saudi: Hentikan Agresi Israel!
Arab Saudi: Hentikan Agresi Israel!
A A A
RIYADH - Arab Saudi mengecam aksi pembongkaran rumah-rumah warga Palestina di Yerusalem timur oleh Israel. Negara monarki di Teluk Arab itu pun mendesak kekuatan dunia untuk menghentikan apa yang disebut sebagai agresi oleh Israel.

"Kabinet mengecam keras dan mengecam pihak berwenang pendudukan Israel atas pembongkaran puluhan rumah di Yerusalem timur," bunyi sebuah pernyataan yang diturunkan kantor resmi Arab Saudi, Saudi Press Agency, dan dikutip oleh AFP.

"Arab Saudi meminta komunitas internasional untuk turun tangan menghentikan agresi dan eskalasi berbahaya yang menargetkan warga Palestina," sambung pernyataan itu seperti dilansir dari The New Straits Times, Rabu (24/7/2019).

Israel menghancurkan 12 bangunan Palestina - termasuk beberapa bangunan bertingkat - yang dianggap ilegal dalam operasi kontroversial pada hari Senin. PBB menilai setidaknya 24 orang - termasuk 14 anak-anak - terlantar.

Penghancuran rumah-rumah Palestina, yang sebagian besar masih dalam pembangunan, mendapat kecaman dari Uni Eropa dan pejabat PBB.

Israel mengatakan rumah-rumah di selatan Yerusalem dibangun terlalu dekat dengan penghalang pemisahannya sehingga memotong Tepi Barat yang diduduki yang menimbulkan risiko keamanan. Pembongkaran ini disetujui oleh mahkamah agung Israel menyusul proses panjang.

Para pemimpin Palestina menyatakan kemarahan atas pembongkaran di daerah Sur Baher, yang mengangkangi Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki.

Mereka mencatat bahwa sebagian besar bangunan terletak di daerah yang seharusnya berada di bawah kendali sipil Otoritas Palestina di bawah perjanjian Oslo tahun 1990-an.

Israel menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur dalam Perang Enam Hari 1967. Negara Zionis itu kemudian mencaplok Yerusalem timur dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Israel kemudian memulai pembangunan tembok pemisah selama intifadah kedua Palestina yang berdarah, atau pemberontakan, pada awal 2000-an dan mengatakan perlunya melindungi diri dari serangan.

Palestina melihat tembok pemisah itu sebagai "tembok apartheid" dan simbol kuat pendudukan Israel.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6639 seconds (0.1#10.140)