Hilang 50 Tahun Lebih, Kapal Selam Prancis Berhasil Ditemukan
A
A
A
PARIS - Puing-puing kapal selam Prancis yang hilang lebih dari 50 tahun yang lalu berhasil ditemukan. Puing-puing kapal selam itu ditemukan hampir 45 kilometer dari pelabuhan Toulon.
Kapal selam Minerve lenyap pada Januari 1968. Sebanyak 52 pelaut berada di dalam kapal selam itu.
"Ini berhasil, melegakan dan prestasi teknis," kata Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly dalam tweetnya.
"Saya sedang memikirkan keluarga yang telah menunggu begitu lama untuk saat ini," imbuhnya seperti dikutip dari VOA, Selasa (23/7/2019).
Parly, yang mengumumkan misi pencarian baru awal tahun ini, mengatakan keberhasilannya dimungkinkan berkat kemajuan teknologi baru-baru ini dalam eksplorasi bawah laut, termasuk penggunaan sonar baru dan drone penelitian.
Hingga saat ini penyebab kecelakaan yang melibatkan Minerve belum pernah diumumkan.
Para ahli berspekulasi bahwa penyebab kecelakaan kapal selam itu karena masalah kemudi, tabrakan dengan kapal lain, ledakan rudal atau torpedo, atau kesalahan pada sistem pasokan oksigennya.
Parly mengatakan upacara akan diadakan di laut bagi keluarga para pelaut yang meninggal. Bangkai kapal itu akan tetap di tempatnya, berfungsi sebagai tempat peristirahatan terakhir para pelaut, kata Angkatan Laut Prancis.
Kapal selam Minerve lenyap pada Januari 1968. Sebanyak 52 pelaut berada di dalam kapal selam itu.
"Ini berhasil, melegakan dan prestasi teknis," kata Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly dalam tweetnya.
"Saya sedang memikirkan keluarga yang telah menunggu begitu lama untuk saat ini," imbuhnya seperti dikutip dari VOA, Selasa (23/7/2019).
Parly, yang mengumumkan misi pencarian baru awal tahun ini, mengatakan keberhasilannya dimungkinkan berkat kemajuan teknologi baru-baru ini dalam eksplorasi bawah laut, termasuk penggunaan sonar baru dan drone penelitian.
Hingga saat ini penyebab kecelakaan yang melibatkan Minerve belum pernah diumumkan.
Para ahli berspekulasi bahwa penyebab kecelakaan kapal selam itu karena masalah kemudi, tabrakan dengan kapal lain, ledakan rudal atau torpedo, atau kesalahan pada sistem pasokan oksigennya.
Parly mengatakan upacara akan diadakan di laut bagi keluarga para pelaut yang meninggal. Bangkai kapal itu akan tetap di tempatnya, berfungsi sebagai tempat peristirahatan terakhir para pelaut, kata Angkatan Laut Prancis.
(ian)