Iran Sita Kapal Tanker Asing di Teluk Persia

Kamis, 18 Juli 2019 - 22:39 WIB
Iran Sita Kapal Tanker...
Iran Sita Kapal Tanker Asing di Teluk Persia
A A A
TEHERAN - Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) telah menyita sebuah kapal tanker minyak asing dengan 12 awaknya dengan tuduhan menyelundupkan minyak di Teluk Persia. Demikian lapoan stasiun televisi pemerintah Iran, Kamis (18/7/2019).

"Sebuah kapal asing yang menyelundupkan satu juta liter bahan bakar di Pulau Larak di Teluk Persia telah disita," kata stasiun televisi Iran, seraya menambahkan bahwa kapal itu disita pada hari Minggu seperti dilansir dari Reuters.

Televisi pemerintah Iran sebelumnya mengatakan kapal yang disita itu sama dengan yang diderek Iran setelah mengirim panggilan darurat pada hari Minggu, tetapi tidak ada konfirmasi mengenai hal ini dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh IRGC tentang kapal yang disita.

IRGC, yang belum menyebut nama kapal yang bersangkutan, mengatakan mereka tidak menangkap kapal lain di Teluk.

"Kapal-kapal angkatan laut Iran datang untuk membantu sebuah kapal tanker minyak asing yang cacat di Teluk yang membutuhkan perbaikan," kata juru bicara kementerian luar negeri Iran pada hari Selasa oleh kantor berita semi-resmi ISNA.

Baca Juga: Iran Mengaku Selamatkan Sebuah Kapal Tanker Asing

Penyitaan ini dilakukan di tengah hilangnya kapal tanker yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA), MT Riah yang berbendera Panama. Kapal tersebut menghilang dari radar di perairan teritorial Iran.

Riah hilang saat menyeberang ke perairan Iran pada 14 Juli. Menurut TankerTrackers, layanan pelacakan pengiriman minyak online, pada saat itu sistem identifikasi otomatis kapal berhenti mengirim sinyal. Posisi terakhir Riah diketahui berada di lepas pantai Pulau Qeshm di Selat Hormuz. Pulau Qeshm Iran diketahui menampung sejumlah pangkalan milik pasukan Garda Revolusi, pasukan elit Republik Islam itu.

Peristiwa ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Teheran dan Washington mengenai program nuklir Teheran dan perselisihan antara Iran dan Inggris sehubungan dengan perebutan kapal tanker minyak Iran oleh seorang Marinir Kerajaan Inggris pada Juli lalu.

Iran sebelumnya telah mengancam akan menghentikan kapal tanker minyak yang melewati selat, mulut sempit Teluk Persia yang dilalui oleh 20% dari semua minyak mentah, jika tidak dapat menjual minyaknya sendiri di luar negeri.

Sebelumnya ketegangan di Timur Tengah membuncah setelah AS mengirim ribuan pasukan tambahan, pembom berkemampuan nuklir B-52, dan jet tempur canggih ke Timur Tengah. AS beralasan pengerahan militernya guna mencegah apa yang disebutnya sebagai serangan dari Iran.

Serangan misterius pada tanker minyak dan ditembak jatuhnya pesawat pengintai militer AS oleh Iran telah menambah kekhawatiran pecahnya konflik bersenjata.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0196 seconds (0.1#10.140)