Jumlah Obesitas Lebih Besar Dibandingkan Orang Kelaparan

Kamis, 18 Juli 2019 - 09:06 WIB
Jumlah Obesitas Lebih...
Jumlah Obesitas Lebih Besar Dibandingkan Orang Kelaparan
A A A
JENEWA - Lebih dari dua miliar orang kekurangan akses pada makanan sehat sehingga mereka berisiko mengalami masalah kesehatan serius.

Laporan Kondisi Keamanan Pangan dan Nutrisi di Dunia 2019 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu juga mengungkapkan, sekitar seperempat populasi dunia sekarang kesulitan untuk makan makanan yang aman, bernutrisi dan cukup.

“Itu termasuk 8% orang di Eropa dan Amerika Utara. Kita perlu melihat lebih jauh dari kelaparan,” tutur Cindy Holleman, ekonom senior Organisasi Pangan dan Agrikultur (FAO) dan editor laporan itu.

Dia menambahkan, “Jika kita hanya fokus pada kelaparan, kita akan mengabaikan berbagai masalah yang terus terjadi yang kita lihat.”

Data baru menunjukkan sekarang lebih banyak orang yang mengalami obesitas di dunia dibandingkan yang kelaparan. Meski demikian, laporan itu juga menyoroti jumlah orang yang kelaparan meningkat pada 2018 untuk tahun ketiga beriringan.

Kelaparan meningkat di sebagian besar Afrika, beberapa wilayah Timur Tengah dan di Amerika Latin serta Karibia. “Lebih jauh lagi, guncangan ekonomi berkontribusi pada berlanjutnya dan memburuknya krisis pangan parah yang diakibatkan oleh konflik dan guncangan iklim,” papar laporan itu.

Laporan itu menjelaskan, sebanyak 822 juta orang obesitas pada 2016, tahun terbaru untuk data yang ada. Adapun 796,5 juta orang mengalami gizi buruk.

“Obesitas sudah tak bisa dikontrol,” kata Jose Graziano da Silva, direktur jenderal FAO, dilansir Al Jazeera.

Dia membandingkan situasi itu dengan awal Revolusi Hijau pada 1960-an dan 1970-an saat benih, pupuk dan irigasi membantu mengatasi kelaparan di beberapa bagian dunia. “Kita mengantisipasi kelaparan besar di Asia. Sekarang kita mengantisipasi krisis besar akibat meningkatnya obesitas. Dan tren ini membutuhkan lebih banyak waktu dan lebih rumit diselesaikan dibandingkan kelaparan,” tutur dia.

Laporan itu menemukan sejumlah negara perlu memberi perhatian lebih pada berbagai aspek ketersediaan pangan dibandingkan fokus pada produksi. “Semua pemerintah sangat berorientasi pada sisi produksi. Mereka yakin bahwa jika ada pangan tersedia, orang akan makan. Itu tak sepenuhnya benar,” kata Jose Graziano da Silva dari FAO yang menyusun laporan itu dengan empat badan PBB lain.

“Kita tidak melihat pada distribusi, pasar, perilaku orang, dan budaya orang,” tutur dia.

Direktur Eksekutif Actin Against Hunger UK Jean-Michel Grand menyatakan skala masalah sebenarnya diperkirakan lebih besar. Dia pun menyerukan perubahan global. “Kemajuan tak akan tercapai jika kita tidak mengatasi berbagai penyebab konflik, berlanjutnya ketidaksetaraan bagi wanita dan sistem kesehatan yang lemah,” ujar dia. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0867 seconds (0.1#10.140)