AS-Korsel Gelar Latihan Perang, Korut Ancam Lakukan Uji Coba Nuklir
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) mengancam akan mengingkari komitmen yang dibuatnya kepada Amerika Serikat (AS) tentang denuklirisasi. Korut menuduh pemerintahan Donald Trump melanggar semangat negosiasi dengan merencanakan latihan militer bersama dengan Korea Selatan (Korsel).
Lewat sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Korut menyebut bahwa latihan tersebut adalah latihan perang dan melangar janji-janji yang telah dibuat Presiden AS Donald Trump saat ia bertemu dengan Kim Jong-un di Singapura pada Juni 2018.
"Dengan AS secara sepihak mengingkari komitmennya, kami secara bertahap kehilangan justifikasi kami untuk menindaklanjuti komitmen yang kami buat dengan AS juga," bunyi pernyataan itu.
"Sangat jelas bahwa itu sebenarnya adalah latihan dan latihan perang yang bertujuan secara militer menduduki Republik kita dengan serangan mendadak dan pengiriman bala bantuan skala besar dengan cepat," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari CNN, Selasa (16/7/2019).
Pernyataan itu pun mengingatkan kembali komitmen Trump untuk menangguhkan latihan militer bersama Korsel pada pertemuan Singapura lalu.
"Penangguhan latihan militer bersama adalah apa yang Presiden Trump, Panglima AS, secara pribadi berkomitmen pada pembicaraan KTT DPRK-AS di Singapura di bawah pengawasan seluruh dunia," komitmen itu mengingatkan, menggunakan akronim dari nama resmi Korut Republik Demokratik Rakyat Korea.
"Penghentian uji nuklir dan ICBM kami dan penangguhan latihan militer bersama AS, untuk semua maksud dan tujuannya, merupakan komitmen yang dibuat untuk meningkatkan hubungan bilateral. Mereka bukan dokumen hukum yang tertulis di atas kertas," tegas pernyataan itu.
Pada bulan Mei lalu, Korut mengatakan mereka telah menguji coba peluncur roket ganda dan senjata berpemandu taktis, tetapi belum menguji senjata nuklir sejak 2017.
Sebelumnya, Pentagon telah mengkonfirmasi latihan bersama dengan Korsel dan mengatakan latihan itu akan berlangsung pada musim gugur ini.
"Republik Korea (ROK/Korsel) dan pasukan militer AS sedang mempersiapkan untuk melakukan program pelatihan gabungan musim gugur ini. Bekerja dengan ROK, program pelatihan ini telah disesuaikan untuk menjaga kesiapan dan mendukung upaya diplomatik," kata Letnan Kolonel Dave Eastburn, seorang juru bicara Pentagon, kepada CNN.
"Pelatihan gabungan rutin ini menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap aliansi ROK-AS dan pertahanan semenanjung Korea melalui kegiatan yang meningkatkan kesiapan gabungan," imbuhnya.
AS dan Korsel secara teratur melakukan latihan militer bersama, tetapi baru-baru ini menangguhkan atau mengurangi sejumlah latihan sebagai bagian dari upaya untuk meredakan ketegangan dengan Pyongyang.
Peringatan yang dikeluarkan oleh Korut, dibuat hanya beberapa minggu setelah Trump menjadi Presiden AS pertama yang menginjakkan kaki di negara tertutup itu. Peringatan ini menjadi ancaman bagi upaya terbaru Presiden Trump untuk bernegosiasi dengan Kim Jong-un.
Trump telah menjadikan denuklirisasi semenanjung Korea sebagai tujuan utama kebijakan luar negerinya, tetapi upaya-upaya itu terhenti beberapa bulan terakhir dan muncul di ambang kehancuran ketika Trump memilih walk out dari pertemuan puncak kedua dengan Kim Jong-un pada Februari lalu. Dia mengatakan bulan lalu bahwa keduanya sepakat untuk memulai kembali perundingan.
Sejak itu, Trump mengatakan dia tidak terburu-buru untuk mencapai kesepakatan dengan Kim Jong-un, tetapi pemimpin Korut dalam sebuah pidato mengatakan ia akan memberikan AS batas waktu hingga akhir tahun untuk menunjukkan lebih banyak fleksibilitas dalam pembicaraan nuklir.
"Saya pikir mereka ingin membuat kesepakatan dan kami ingin membuat kesepakatan," kata Trump bulan lalu.
Lewat sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Korut menyebut bahwa latihan tersebut adalah latihan perang dan melangar janji-janji yang telah dibuat Presiden AS Donald Trump saat ia bertemu dengan Kim Jong-un di Singapura pada Juni 2018.
"Dengan AS secara sepihak mengingkari komitmennya, kami secara bertahap kehilangan justifikasi kami untuk menindaklanjuti komitmen yang kami buat dengan AS juga," bunyi pernyataan itu.
"Sangat jelas bahwa itu sebenarnya adalah latihan dan latihan perang yang bertujuan secara militer menduduki Republik kita dengan serangan mendadak dan pengiriman bala bantuan skala besar dengan cepat," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari CNN, Selasa (16/7/2019).
Pernyataan itu pun mengingatkan kembali komitmen Trump untuk menangguhkan latihan militer bersama Korsel pada pertemuan Singapura lalu.
"Penangguhan latihan militer bersama adalah apa yang Presiden Trump, Panglima AS, secara pribadi berkomitmen pada pembicaraan KTT DPRK-AS di Singapura di bawah pengawasan seluruh dunia," komitmen itu mengingatkan, menggunakan akronim dari nama resmi Korut Republik Demokratik Rakyat Korea.
"Penghentian uji nuklir dan ICBM kami dan penangguhan latihan militer bersama AS, untuk semua maksud dan tujuannya, merupakan komitmen yang dibuat untuk meningkatkan hubungan bilateral. Mereka bukan dokumen hukum yang tertulis di atas kertas," tegas pernyataan itu.
Pada bulan Mei lalu, Korut mengatakan mereka telah menguji coba peluncur roket ganda dan senjata berpemandu taktis, tetapi belum menguji senjata nuklir sejak 2017.
Sebelumnya, Pentagon telah mengkonfirmasi latihan bersama dengan Korsel dan mengatakan latihan itu akan berlangsung pada musim gugur ini.
"Republik Korea (ROK/Korsel) dan pasukan militer AS sedang mempersiapkan untuk melakukan program pelatihan gabungan musim gugur ini. Bekerja dengan ROK, program pelatihan ini telah disesuaikan untuk menjaga kesiapan dan mendukung upaya diplomatik," kata Letnan Kolonel Dave Eastburn, seorang juru bicara Pentagon, kepada CNN.
"Pelatihan gabungan rutin ini menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap aliansi ROK-AS dan pertahanan semenanjung Korea melalui kegiatan yang meningkatkan kesiapan gabungan," imbuhnya.
AS dan Korsel secara teratur melakukan latihan militer bersama, tetapi baru-baru ini menangguhkan atau mengurangi sejumlah latihan sebagai bagian dari upaya untuk meredakan ketegangan dengan Pyongyang.
Peringatan yang dikeluarkan oleh Korut, dibuat hanya beberapa minggu setelah Trump menjadi Presiden AS pertama yang menginjakkan kaki di negara tertutup itu. Peringatan ini menjadi ancaman bagi upaya terbaru Presiden Trump untuk bernegosiasi dengan Kim Jong-un.
Trump telah menjadikan denuklirisasi semenanjung Korea sebagai tujuan utama kebijakan luar negerinya, tetapi upaya-upaya itu terhenti beberapa bulan terakhir dan muncul di ambang kehancuran ketika Trump memilih walk out dari pertemuan puncak kedua dengan Kim Jong-un pada Februari lalu. Dia mengatakan bulan lalu bahwa keduanya sepakat untuk memulai kembali perundingan.
Sejak itu, Trump mengatakan dia tidak terburu-buru untuk mencapai kesepakatan dengan Kim Jong-un, tetapi pemimpin Korut dalam sebuah pidato mengatakan ia akan memberikan AS batas waktu hingga akhir tahun untuk menunjukkan lebih banyak fleksibilitas dalam pembicaraan nuklir.
"Saya pikir mereka ingin membuat kesepakatan dan kami ingin membuat kesepakatan," kata Trump bulan lalu.
(ian)