Media China: AS Pembuat Onar di Laut China Selatan
A
A
A
BEIJING - Media yang dikelola Partai Komunis China, Global Times, mengecam Amerika Serikat (AS) sebagai pembuat onar di wilayah Laut China Selatan dengan menyebar kebohongan tentang tes rudal Beijing di wilayah tersebut.
Kecaman ini muncul setelah Kementerian Pertahanan China secara resmi membantah tuduhan Washington bahwa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melakukan uji coba rudal balistik untuk mengintimidasi negara-negara penuntut klaim Laut China Selatan.
Dalam editorial edisi 5 Juli, Global Times menulis Amerika Serikat sudah menyebarkan informasi bohong. Media itu juga menyoroti sikap Departemen Pertahanan Australia yang tidak hanya menyatakan keprihatinan, tetapi juga mengatakan tindakan China dapat meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan.
"Klaim Pentagon tentang peluncuran rudal China dari struktur (pulau) buatan manusia di Laut China Selatan berbahaya dan menyesatkan. Beberapa detail datang dari 'udara tipis', dan dimaksudkan untuk menabur perselisihan di antara negara-negara regional," kecam media tersebut.
"Jika China dengan aman meluncurkan uji coba rudal normal di daerah yang tidak bersengketa di Laut China Selatan, apakah mereka mengintimidasi negara lain? Cina bahkan tidak mengumumkan uji coba misilnya, bagaimana mungkin China mengintimidasi negara lain? Pentagon yang merilis informasi itu, tetapi memutarbalikkan fakta. Bukankah seharusnya Washington yang mencoba mengintimidasi negara-negara di kawasan itu?," lanjut kecaman tersebut.
Laut China Selatan relatif tenang untuk sementara waktu. China dan anggota ASEAN sedang mempercepat proses untuk menyusun Kode Etik di kawasan tersebut. Negara-negara yang terlibat sengketa wilayah juga tetap menahan diri dari perselisihan dalam beberapa tahun terakhir.
"AS adalah pembuat onar yang berniat buruk di wilayah Laut China Selatan. Washington telah meluncurkan serangan opini publik, menuduh China menyabotase keamanan regional dengan mengarang dan memutarbalikkan fakta," imbuh editorial Global Times.
"Washington mengintimidasi negara-negara kawasan, dan menciptakan alasan bagi dirinya sendiri untuk mempromosikan kegiatan militer di Laut China Selatan. AS berpura-pura bahwa hegemoninya dibenarkan untuk melindungi negara-negara kecil di kawasan itu."
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan China menegaskan bahwa informasi yang disebarkan AS soal uji coba rudal Beijing di kawasan sengketa tidak benar.
"Laporan yang relevan tidak sesuai dengan fakta," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.
"Baru-baru ini, Komando Selatan Tentara Pembebasan Rakyat mengatur latihan menembak amunisi di perairan dekat pulau Hainan sesuai dengan jadwal latihan tahunan," imbuh kementerian tersebut. "Ini tidak ditujukan pada negara mana pun atau target spesifik apa pun."
Kecaman ini muncul setelah Kementerian Pertahanan China secara resmi membantah tuduhan Washington bahwa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melakukan uji coba rudal balistik untuk mengintimidasi negara-negara penuntut klaim Laut China Selatan.
Dalam editorial edisi 5 Juli, Global Times menulis Amerika Serikat sudah menyebarkan informasi bohong. Media itu juga menyoroti sikap Departemen Pertahanan Australia yang tidak hanya menyatakan keprihatinan, tetapi juga mengatakan tindakan China dapat meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan.
"Klaim Pentagon tentang peluncuran rudal China dari struktur (pulau) buatan manusia di Laut China Selatan berbahaya dan menyesatkan. Beberapa detail datang dari 'udara tipis', dan dimaksudkan untuk menabur perselisihan di antara negara-negara regional," kecam media tersebut.
"Jika China dengan aman meluncurkan uji coba rudal normal di daerah yang tidak bersengketa di Laut China Selatan, apakah mereka mengintimidasi negara lain? Cina bahkan tidak mengumumkan uji coba misilnya, bagaimana mungkin China mengintimidasi negara lain? Pentagon yang merilis informasi itu, tetapi memutarbalikkan fakta. Bukankah seharusnya Washington yang mencoba mengintimidasi negara-negara di kawasan itu?," lanjut kecaman tersebut.
Laut China Selatan relatif tenang untuk sementara waktu. China dan anggota ASEAN sedang mempercepat proses untuk menyusun Kode Etik di kawasan tersebut. Negara-negara yang terlibat sengketa wilayah juga tetap menahan diri dari perselisihan dalam beberapa tahun terakhir.
"AS adalah pembuat onar yang berniat buruk di wilayah Laut China Selatan. Washington telah meluncurkan serangan opini publik, menuduh China menyabotase keamanan regional dengan mengarang dan memutarbalikkan fakta," imbuh editorial Global Times.
"Washington mengintimidasi negara-negara kawasan, dan menciptakan alasan bagi dirinya sendiri untuk mempromosikan kegiatan militer di Laut China Selatan. AS berpura-pura bahwa hegemoninya dibenarkan untuk melindungi negara-negara kecil di kawasan itu."
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan China menegaskan bahwa informasi yang disebarkan AS soal uji coba rudal Beijing di kawasan sengketa tidak benar.
"Laporan yang relevan tidak sesuai dengan fakta," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.
"Baru-baru ini, Komando Selatan Tentara Pembebasan Rakyat mengatur latihan menembak amunisi di perairan dekat pulau Hainan sesuai dengan jadwal latihan tahunan," imbuh kementerian tersebut. "Ini tidak ditujukan pada negara mana pun atau target spesifik apa pun."
(mas)