AS Nyatakan Satu Visi dengan Indonesia soal Indo-Pasifik
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan memiliki visi yang sama dengan Indonesia soal Indo-Pasifik. Visi yang sama itu adalah mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang terbuka dan bebas.
Pernyataan itu disampaikan Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph Donovan Jr, saat menyampaikan sabutan untuk perayaan hari jadi ke-243 AS semalam.
Dubes Dnovan mengawali sambutannya dengan bernostalgia mengenai perayaan pertama Hari Kemerdekaan AS di Indonesia, yakni pada tahun 1949.
"Hampir tujuh dekade yang lalu, pada hari ini, Duta Besar Amerika pertama untuk Indonesia; Horace Merle Cochran, mengadakan resepsi Hari Kemerdekaan di kediaman ini, enam bulan setelah ia menyerahkan mandatnya kepada Presiden Sukarno. Cochran menjamu Wakil Presiden (Mohammad) Hatta di taman ini, membangun fondasi Kemitraan Strategis kami yang bertahan hingga abad ke-21," kata Donovan.
Pada hari yang sama pada saat itu, lanjut Donova, Ruslan Abdulgani yang kemudian menjadi Menteri Luar Negeri Indonesia menggambarkan Deklarasi Kemerdekaan Amerika sebagai "pelopor demokrasi modern".
"Hari ini, sebagai dua negara demokrasi, kami merayakan 243 tahun kemerdekaan Amerika dan 70 tahun hubungan bilateral AS-Indonesia. Bersama-sama kita melihat ke masa depan, di saat yang sama kita berusaha untuk meningkatkan minat kita bersama dalam Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," katanya.
Diplomat Amerika itu mengatakan Bhinneka Tunggal Ika dan E Pluribus Unum—semboyan kedua negara—menggarisbawahi keyakinan kuat Indonesia dan Amerika terhadap kekuatan keanekaragaman.
"Itu juga mewakili panggilan untuk memperdalam hubungan, karena persatuan dalam keberagaman juga berarti bahwa Indonesia dan AS lebih kuat ketika bertindak bersama," ucap Donovan.
Donovan melanjutkan, selama tiga tahun berada di Indonesia, dia mengaku telah melihat banyak contoh tentang bagaimana prinsip bersama mengarah pada kemajuan bersama, yang sebagian besar melalui kerja beberapa individu yang luar biasa.
"Kita berdiri di sini malam ini sebagai pewaris tidak hanya dari tradisi 70 tahun pada tanggal 4 Juli, tetapi juga karya kumpulan individu yang luar biasa yang menemukan alasan bersama dalam nilai-nilai kita bersama dan menggunakannya untuk memperbaiki masa depan kedua negara kita," ujar Donovan.
"Kita telah membuat langkah luar biasa sejak perayaan 4 Juli pertama itu hampir tujuh dekade lalu. Hari ini, saat kita berkumpul, kita merayakan pencapaian ini dan menantikan tujuh puluh tahun mendatang," imbuh dia.
Pernyataan itu disampaikan Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph Donovan Jr, saat menyampaikan sabutan untuk perayaan hari jadi ke-243 AS semalam.
Dubes Dnovan mengawali sambutannya dengan bernostalgia mengenai perayaan pertama Hari Kemerdekaan AS di Indonesia, yakni pada tahun 1949.
"Hampir tujuh dekade yang lalu, pada hari ini, Duta Besar Amerika pertama untuk Indonesia; Horace Merle Cochran, mengadakan resepsi Hari Kemerdekaan di kediaman ini, enam bulan setelah ia menyerahkan mandatnya kepada Presiden Sukarno. Cochran menjamu Wakil Presiden (Mohammad) Hatta di taman ini, membangun fondasi Kemitraan Strategis kami yang bertahan hingga abad ke-21," kata Donovan.
Pada hari yang sama pada saat itu, lanjut Donova, Ruslan Abdulgani yang kemudian menjadi Menteri Luar Negeri Indonesia menggambarkan Deklarasi Kemerdekaan Amerika sebagai "pelopor demokrasi modern".
"Hari ini, sebagai dua negara demokrasi, kami merayakan 243 tahun kemerdekaan Amerika dan 70 tahun hubungan bilateral AS-Indonesia. Bersama-sama kita melihat ke masa depan, di saat yang sama kita berusaha untuk meningkatkan minat kita bersama dalam Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," katanya.
Diplomat Amerika itu mengatakan Bhinneka Tunggal Ika dan E Pluribus Unum—semboyan kedua negara—menggarisbawahi keyakinan kuat Indonesia dan Amerika terhadap kekuatan keanekaragaman.
"Itu juga mewakili panggilan untuk memperdalam hubungan, karena persatuan dalam keberagaman juga berarti bahwa Indonesia dan AS lebih kuat ketika bertindak bersama," ucap Donovan.
Donovan melanjutkan, selama tiga tahun berada di Indonesia, dia mengaku telah melihat banyak contoh tentang bagaimana prinsip bersama mengarah pada kemajuan bersama, yang sebagian besar melalui kerja beberapa individu yang luar biasa.
"Kita berdiri di sini malam ini sebagai pewaris tidak hanya dari tradisi 70 tahun pada tanggal 4 Juli, tetapi juga karya kumpulan individu yang luar biasa yang menemukan alasan bersama dalam nilai-nilai kita bersama dan menggunakannya untuk memperbaiki masa depan kedua negara kita," ujar Donovan.
"Kita telah membuat langkah luar biasa sejak perayaan 4 Juli pertama itu hampir tujuh dekade lalu. Hari ini, saat kita berkumpul, kita merayakan pencapaian ini dan menantikan tujuh puluh tahun mendatang," imbuh dia.
(mas)