Zarif: AS Harus Tunjukkan Rasa Hormat Jika Ingin Dialog
A
A
A
TEHERAN - Menteri Luar Negeri Iran, Muhammad Javad Zarif mengatakan, Iran tidak akan pernah menyerah pada tekanan Amerika Serikat (AS). Zarif lalu menyebut, jika Washington ingin dialog, maka mereka harus menunjukkan rasa terhormat terhadap Teheran.
"Iran tidak akan pernah menyerah pada tekanan dari AS, Amerika harus mencoba untuk menghormati Iran. Jika mereka ingin berbicara dengan Iran, mereka harus menunjukkan rasa hormat," ucap Zarif, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (1/7).
Sementara itu, sebelumnya Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menuturkan, Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden AS, Donald Trump berbagi pandangan yang sama soal ketegangan antara AS dan Iran. Lavrov menyebut, keduanya setuju konflik itu harus diselesaikan dengan menggunakan cara-cara politik dan diplomatik.
"Di antara masalah-masalah internasional mereka membahas Suriah, Ukraina, dan Iran. Iran dalam konteks situasi saat ini di sekitar JCPOA pada program nuklir Iran dan apa yang terjadi di Teluk Oman. Situasi ini sulit, tetapi kedua presiden menegaskan bahwa mereka ingin mencari jalan keluar diplomatik dari situasi ini," katanya.
"Untuk saat ini, saya tidak tahu bagaimana itu akan diterapkan di tingkat kerja, keputusan apa yang akan dibuat di Washington. Tetapi, kami pasti akan berusaha keras untuk memastikan bahwa setiap orang yang entah bagaimana dapat mempengaruhi situasi ini bekerja menuju solusi diplomatik," sambungnya.
"Iran tidak akan pernah menyerah pada tekanan dari AS, Amerika harus mencoba untuk menghormati Iran. Jika mereka ingin berbicara dengan Iran, mereka harus menunjukkan rasa hormat," ucap Zarif, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (1/7).
Sementara itu, sebelumnya Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menuturkan, Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden AS, Donald Trump berbagi pandangan yang sama soal ketegangan antara AS dan Iran. Lavrov menyebut, keduanya setuju konflik itu harus diselesaikan dengan menggunakan cara-cara politik dan diplomatik.
"Di antara masalah-masalah internasional mereka membahas Suriah, Ukraina, dan Iran. Iran dalam konteks situasi saat ini di sekitar JCPOA pada program nuklir Iran dan apa yang terjadi di Teluk Oman. Situasi ini sulit, tetapi kedua presiden menegaskan bahwa mereka ingin mencari jalan keluar diplomatik dari situasi ini," katanya.
"Untuk saat ini, saya tidak tahu bagaimana itu akan diterapkan di tingkat kerja, keputusan apa yang akan dibuat di Washington. Tetapi, kami pasti akan berusaha keras untuk memastikan bahwa setiap orang yang entah bagaimana dapat mempengaruhi situasi ini bekerja menuju solusi diplomatik," sambungnya.
(esn)