Demonstran Desak Para Pemimpin G20 Bantu Bebaskan Hong Kong
A
A
A
HONG KONG - Lebih dari seribu demonstran berunjuk rasa ke sejumlah konsulat asing di Hong Kong kemarin. Mereka mendesak para pemimpin yang hadir dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 mendukung penghapusan sepenuhnya rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi China. Sambil membawa spanduk bertulis “Tolong Bebaskan Hong Kong” dalam berbagai bahasa, termasuk Rusia dan Jerman, para demonstran yang memakai masker berpawai ke konsulat berbagai negara anggota G20 yang akan bertemu di Jepang akhir pekan ini.
Jutaan orang di Hong Kong telah menggelar unjuk rasa dalam beberapa pekan terakhir untuk menentang RUU ekstradisi yang dapat membuat seseorang, termasuk warga asing diekstradisi ke China daratan untuk menjalani pengadilan yang dikontrol Partai Komunis. Pemimpin Hong Kong Carrie Lam berupaya meredakan kemarahan demonstran selama unjuk rasa terburuk dalam puluhan tahun di kota itu.
Namun, Lam tak mengabulkan desakan demonstran untuk menghapus RUU itu sepenuhnya. Dia hanya akan menunda pengesahan RUU itu sampai waktu yang tak ditentukan. “Selama pemerintah tidak menarik RUU itu dan mereka menolak merespons, maka kami akan terus berjuang,” kata Aslee Tam, 19, mahasiswa yang bergabung dalam pawai itu, dilansir Reuters. Dia menambahkan, “Kami ingin membuat suara selama pertemuan G20 agar negara-negara lain membahas isu di Hong Kong.”
Hong Kong dikembalikan ke China pada 1997 dan sejak saat itu menerapkan kebijakan satu negara dua sistem sehingga kebebasan dinikmati di kota itu. Namun, banyak pihak menuduh China meningkatkan campur tangan dalam beberapa tahun terakhir, menghalangi reformasi demokratis, mencampuri pemilu, dan mendalangi hilangnya lima penjual buku di Hong Kong yang khusus menjual buku yang mengkritik pemimpin China.
Di konsulat AS, demonstran menyerahkan petisi meminta Presiden AS Donald Trump mendukung Hong Kong dalam KTT G20. Mereka menyeru Trump dalam perundingan dengan Presiden China Xi Jinping untuk mendukung pencabutan RUU ekstradisi itu dan mendorong penyelidikan independen atas tindakan kepolisian Hong Kong terhadap para demonstran.
Demonstran yang mengenakan kaus “Bebaskan Hong Kong” juga berpawai ke konsulat Inggris. Seorang pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan “Bebaskan Hong Kong dari kolonisasi China”. Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Jeremy Hunt menjelaskan di parlemen bahwa London akan melarang penjualan gas air mata ke Hong Kong dan menyerukan penyelidikan independen dalam kekerasan terbaru di kota itu.
Pernyataan itu disambut beberapa anggota parlemen. Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Geng Shuang mendesak Inggris tidak intervensi dalam masalah dalam negeri China. “Inggris mengulangi membuat pernyataan tak bertanggung jawab dan intervensi terkait Hong Kong. China menyatakan ketidakpuasan dan menentang ini,” ujar dia.
Jutaan orang di Hong Kong telah menggelar unjuk rasa dalam beberapa pekan terakhir untuk menentang RUU ekstradisi yang dapat membuat seseorang, termasuk warga asing diekstradisi ke China daratan untuk menjalani pengadilan yang dikontrol Partai Komunis. Pemimpin Hong Kong Carrie Lam berupaya meredakan kemarahan demonstran selama unjuk rasa terburuk dalam puluhan tahun di kota itu.
Namun, Lam tak mengabulkan desakan demonstran untuk menghapus RUU itu sepenuhnya. Dia hanya akan menunda pengesahan RUU itu sampai waktu yang tak ditentukan. “Selama pemerintah tidak menarik RUU itu dan mereka menolak merespons, maka kami akan terus berjuang,” kata Aslee Tam, 19, mahasiswa yang bergabung dalam pawai itu, dilansir Reuters. Dia menambahkan, “Kami ingin membuat suara selama pertemuan G20 agar negara-negara lain membahas isu di Hong Kong.”
Hong Kong dikembalikan ke China pada 1997 dan sejak saat itu menerapkan kebijakan satu negara dua sistem sehingga kebebasan dinikmati di kota itu. Namun, banyak pihak menuduh China meningkatkan campur tangan dalam beberapa tahun terakhir, menghalangi reformasi demokratis, mencampuri pemilu, dan mendalangi hilangnya lima penjual buku di Hong Kong yang khusus menjual buku yang mengkritik pemimpin China.
Di konsulat AS, demonstran menyerahkan petisi meminta Presiden AS Donald Trump mendukung Hong Kong dalam KTT G20. Mereka menyeru Trump dalam perundingan dengan Presiden China Xi Jinping untuk mendukung pencabutan RUU ekstradisi itu dan mendorong penyelidikan independen atas tindakan kepolisian Hong Kong terhadap para demonstran.
Demonstran yang mengenakan kaus “Bebaskan Hong Kong” juga berpawai ke konsulat Inggris. Seorang pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan “Bebaskan Hong Kong dari kolonisasi China”. Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Jeremy Hunt menjelaskan di parlemen bahwa London akan melarang penjualan gas air mata ke Hong Kong dan menyerukan penyelidikan independen dalam kekerasan terbaru di kota itu.
Pernyataan itu disambut beberapa anggota parlemen. Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Geng Shuang mendesak Inggris tidak intervensi dalam masalah dalam negeri China. “Inggris mengulangi membuat pernyataan tak bertanggung jawab dan intervensi terkait Hong Kong. China menyatakan ketidakpuasan dan menentang ini,” ujar dia.
(don)