Dikawal 5 Kapal, Kapal Induk China Lintasi Selat Taiwan
A
A
A
TAIPEI - Kapal induk China, Liaoning, melintasi Selat Taiwan yang strategis dan sensitif pada hari Selasa. Kapal raksasa pembawa jet-jet tempur itu dikawal lima kapal militer.
Kementerian Pertahanan Taiwan dalam sebuah pernyataan di situsnya mengatakan Liaoning dan lima pengawalnya menuju pelabuhan Qingdao di China timur.
"Harap diyakinkan bahwa militer dapat menggunakan intelijen gabungan untuk mendapatkan seluruh gerakan (kelompok tempur kapal induk) dan menangani keadaan darurat apa pun untuk memastikan keamanan nasional dan stabilitas regional," kata kementerian itu, seperti dikutip South China Morning Post, Rabu (26/6/2019).
Selat Taiwan, yang memisahkan Taiwan dan daratan China, adalah jalur perairan internasional yang penting untuk perdagangan. Namun, sejak 1949—ketika kaum nasionalis yang kalah melarikan diri ke pulau Taiwan itu pada akhir perang saudara China—jalur itu berubah menjadi titik nyala yang berpotensi memunculkan konflik militer.
Pemerintah di Beijing masih menganggap Taiwan sebagai provinsinya yang memisahkan diri dan mengancam akan penggunaan kekuatan untuk menyatukannya kembali dengan China.
Dalam beberapa tahun terakhir, Angkatan Laut dan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China secara teratur melakukan patroli di sekitar pulau Taiwan.
Namun, Amerika Serikat dan sekutunya juga semakin aktif di kawasan itu, di mana Angkatan Laut AS melakukan pelayaran kapal perang bulanan sejak hubungan dengan Beijing memburuk akhir tahun lalu.
Pada bulan lalu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS juga meloloskan undang-undang yang menyatakan dukungan untuk Taiwan. Parlemen AS mengatakan Washington harus mengizinkan "transfer pertahanan" reguler ke Taiwan.
Pekan lalu, dua kapal perang Kanada juga melakukan apa yang mereka kategorikan sebagai operasi kebebasan navigasi melalui perairan tersebut.
Pelayaran terbaru kelompok tempur kapal induk Liaoning dimulai awal bulan ini, yakni dimulai dengan berlayar melalui Selat Miyako Jepang, kemudian melewati wilayah Guam AS dan Filipina sebelum memasuki Laut China Selatan yang disengketakan.
Pada hari Senin, kelompok tempur kapal induk itu melewati Kepulauan Patras yang dikendalikan Taiwan sebelum memasuki Selat Taiwan pada Selasa pagi.
Kapal induk Liaoning melakukan pelayaran laut pertamanya sejak meninggalkan dermaga setelah pemeliharaan pada bulan Februari, dan ditemani oleh dua kapal perusak yang bersenjata rudal terpandu; Shijiazhuang dan Xining; dua fregat; Daqing dan Rizhao; serta kapal pasokan; Hulun Lake.
Liaoning adalah kapal induk kelas Kuznetsov era Soviet yang dibeli China dari Ukraina pada tahun 1998. Kapal itu direparasi sebelum mulai beroperasi pada tahun 2012.
China sedang melakukan uji coba laut untuk kapal induk pertama yang dibuat di dalam negeri. Kapal tersebut dibuat dengan mengacu model kapal induk Soviet.
Kementerian Pertahanan Taiwan dalam sebuah pernyataan di situsnya mengatakan Liaoning dan lima pengawalnya menuju pelabuhan Qingdao di China timur.
"Harap diyakinkan bahwa militer dapat menggunakan intelijen gabungan untuk mendapatkan seluruh gerakan (kelompok tempur kapal induk) dan menangani keadaan darurat apa pun untuk memastikan keamanan nasional dan stabilitas regional," kata kementerian itu, seperti dikutip South China Morning Post, Rabu (26/6/2019).
Selat Taiwan, yang memisahkan Taiwan dan daratan China, adalah jalur perairan internasional yang penting untuk perdagangan. Namun, sejak 1949—ketika kaum nasionalis yang kalah melarikan diri ke pulau Taiwan itu pada akhir perang saudara China—jalur itu berubah menjadi titik nyala yang berpotensi memunculkan konflik militer.
Pemerintah di Beijing masih menganggap Taiwan sebagai provinsinya yang memisahkan diri dan mengancam akan penggunaan kekuatan untuk menyatukannya kembali dengan China.
Dalam beberapa tahun terakhir, Angkatan Laut dan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China secara teratur melakukan patroli di sekitar pulau Taiwan.
Namun, Amerika Serikat dan sekutunya juga semakin aktif di kawasan itu, di mana Angkatan Laut AS melakukan pelayaran kapal perang bulanan sejak hubungan dengan Beijing memburuk akhir tahun lalu.
Pada bulan lalu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS juga meloloskan undang-undang yang menyatakan dukungan untuk Taiwan. Parlemen AS mengatakan Washington harus mengizinkan "transfer pertahanan" reguler ke Taiwan.
Pekan lalu, dua kapal perang Kanada juga melakukan apa yang mereka kategorikan sebagai operasi kebebasan navigasi melalui perairan tersebut.
Pelayaran terbaru kelompok tempur kapal induk Liaoning dimulai awal bulan ini, yakni dimulai dengan berlayar melalui Selat Miyako Jepang, kemudian melewati wilayah Guam AS dan Filipina sebelum memasuki Laut China Selatan yang disengketakan.
Pada hari Senin, kelompok tempur kapal induk itu melewati Kepulauan Patras yang dikendalikan Taiwan sebelum memasuki Selat Taiwan pada Selasa pagi.
Kapal induk Liaoning melakukan pelayaran laut pertamanya sejak meninggalkan dermaga setelah pemeliharaan pada bulan Februari, dan ditemani oleh dua kapal perusak yang bersenjata rudal terpandu; Shijiazhuang dan Xining; dua fregat; Daqing dan Rizhao; serta kapal pasokan; Hulun Lake.
Liaoning adalah kapal induk kelas Kuznetsov era Soviet yang dibeli China dari Ukraina pada tahun 1998. Kapal itu direparasi sebelum mulai beroperasi pada tahun 2012.
China sedang melakukan uji coba laut untuk kapal induk pertama yang dibuat di dalam negeri. Kapal tersebut dibuat dengan mengacu model kapal induk Soviet.
(mas)