Trump: Aksi Militer Terhadap Iran Masih di Atas Meja
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan ia masih mempertimbangkan tindakan militer terhadap Iran setelah menembak jatuh pesawat tanpa awak militer Amerika.
"Penggunaan kekuatan selalu ada di atas meja sampai kita menyelesaikan masalah ini," katanya seperti dikutip dari 9News, Minggu (23/6/2019).
Trump kembali mengulangi mengungkapkan alasan dibalik keputusannya membatalkan serangan militer yang akan dilakukan pada Jumat lalu setelah mengetahui 150 orang akan tewas.
"Saya tidak ingin membunuh 150 orang Iran. Saya tidak ingin membunuh 150 apa pun atau siapa pun kecuali itu benar-benar diperlukan," katanya kepada wartawan ketika ia meninggalkan Gedung Putih untuk berakhir pekan di retret kepresidenan Camp David.
Ia pun mengatakan sangat menghargai keputusan Garda Revolusi Iran untuk tidak menembak jatuh pesawat mata-mata AS yang membawa lebih dari 30 orang.
Dia mengatakan jatuhnya pesawat tak berawak AS mungkin disengaja - bertentangan dengan apa yang dia katakan pada Jumat lalu.
Pernyataan presiden itu disampaikan ketika Iran memanggil utusan penting Uni Emirat Arab ke Teheran untuk memprotes keputusan negara tetangga Arab itu untuk mengizinkan AS menggunakan pangkalan di sana untuk meluncurkan pesawat tanpa awak yang menurut Iran memasuki wilayah udaranya, media pemerintah Iran melaporkan.
"Iran mengeluarkan protes keras kepada diplomat UEA, mengatakan Iran tidak mentolerir fasilitasi pasukan asing yang melanggar wilayahnya," bunyi laporan oleh kantor berita resmi Iran, IRNA.
AS mengatakan drone jenis RQ-4A Global Hawk miliknya ditembak jatuh pada Kamis di atas perairan internasional di Selat Hormuz, bukan di dalam wilayah udara Iran. Hal yang dengan tegas di bantah oleh Iran.
"Penggunaan kekuatan selalu ada di atas meja sampai kita menyelesaikan masalah ini," katanya seperti dikutip dari 9News, Minggu (23/6/2019).
Trump kembali mengulangi mengungkapkan alasan dibalik keputusannya membatalkan serangan militer yang akan dilakukan pada Jumat lalu setelah mengetahui 150 orang akan tewas.
"Saya tidak ingin membunuh 150 orang Iran. Saya tidak ingin membunuh 150 apa pun atau siapa pun kecuali itu benar-benar diperlukan," katanya kepada wartawan ketika ia meninggalkan Gedung Putih untuk berakhir pekan di retret kepresidenan Camp David.
Ia pun mengatakan sangat menghargai keputusan Garda Revolusi Iran untuk tidak menembak jatuh pesawat mata-mata AS yang membawa lebih dari 30 orang.
Dia mengatakan jatuhnya pesawat tak berawak AS mungkin disengaja - bertentangan dengan apa yang dia katakan pada Jumat lalu.
Pernyataan presiden itu disampaikan ketika Iran memanggil utusan penting Uni Emirat Arab ke Teheran untuk memprotes keputusan negara tetangga Arab itu untuk mengizinkan AS menggunakan pangkalan di sana untuk meluncurkan pesawat tanpa awak yang menurut Iran memasuki wilayah udaranya, media pemerintah Iran melaporkan.
"Iran mengeluarkan protes keras kepada diplomat UEA, mengatakan Iran tidak mentolerir fasilitasi pasukan asing yang melanggar wilayahnya," bunyi laporan oleh kantor berita resmi Iran, IRNA.
AS mengatakan drone jenis RQ-4A Global Hawk miliknya ditembak jatuh pada Kamis di atas perairan internasional di Selat Hormuz, bukan di dalam wilayah udara Iran. Hal yang dengan tegas di bantah oleh Iran.
(ian)