Netanyahu Desak Trump Serang Iran setelah Kalah Pemilu Presiden Amerika Serikat
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Mantan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mendesak mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerang Iran beberapa bulan setelah Trump kehilangan kursi kepresidenannya.
Kabar itu dilaporkan The New Yorker. Chairman Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley mengatakan kepada Trump, "Jika Anda melakukan ini, Anda akan berperang."
Menurut The New Yorker, Milley percaya Trump tidak menginginkan perang tetapi terus mendorong serangan rudal dalam menanggapi berbagai provokasi.
"Trump memiliki lingkaran penentang Iran di sekelilingnya dan dekat dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang juga mendesak pemerintah bertindak melawan Iran setelah jelas bahwa Trump telah kalah dalam pemilu," ungkap laporan The New Yorker.
Menteri Luar Negeri AS di era Trump, Mike Pompeo, awalnya mendorong untuk menyerang Iran, tetapi dia berhenti mendukung serangan itu setelah mendengarkan laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tentang kegiatan nuklir Iran.
Menurut The New Yorker, Mike Pompeo dan Penasihat Keamanan Nasional Robert O'Brien mengatakan kepada Trump bahwa tidak mungkin melakukan apa pun secara militer pada saat itu, mengikuti laporan IAEA.
Sikap AS adalah bahwa "sudah terlambat untuk memukul mereka (Iran)."
Kemudian, Milley bertanya kepada Wakil Presiden Mike Pence mengapa mereka begitu berniat menyerang Iran, dan dia menjawab, "Karena mereka jahat."
Lihat Juga: Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant Jadi Pukulan Keras bagi Israel
Kabar itu dilaporkan The New Yorker. Chairman Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley mengatakan kepada Trump, "Jika Anda melakukan ini, Anda akan berperang."
Menurut The New Yorker, Milley percaya Trump tidak menginginkan perang tetapi terus mendorong serangan rudal dalam menanggapi berbagai provokasi.
"Trump memiliki lingkaran penentang Iran di sekelilingnya dan dekat dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang juga mendesak pemerintah bertindak melawan Iran setelah jelas bahwa Trump telah kalah dalam pemilu," ungkap laporan The New Yorker.
Menteri Luar Negeri AS di era Trump, Mike Pompeo, awalnya mendorong untuk menyerang Iran, tetapi dia berhenti mendukung serangan itu setelah mendengarkan laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tentang kegiatan nuklir Iran.
Menurut The New Yorker, Mike Pompeo dan Penasihat Keamanan Nasional Robert O'Brien mengatakan kepada Trump bahwa tidak mungkin melakukan apa pun secara militer pada saat itu, mengikuti laporan IAEA.
Sikap AS adalah bahwa "sudah terlambat untuk memukul mereka (Iran)."
Kemudian, Milley bertanya kepada Wakil Presiden Mike Pence mengapa mereka begitu berniat menyerang Iran, dan dia menjawab, "Karena mereka jahat."
Lihat Juga: Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant Jadi Pukulan Keras bagi Israel
(sya)