Timur Tengah Memanas, Mahathir: AS Provokasi Iran

Sabtu, 22 Juni 2019 - 22:45 WIB
Timur Tengah Memanas, Mahathir: AS Provokasi Iran
Timur Tengah Memanas, Mahathir: AS Provokasi Iran
A A A
BANGKOK - Amerika Serikat (AS) memprovokasi Iran dan meningkatnya risiko kesalahan perhitungan dapat menyebabkan perang dunia. Hal itu diungkapkan oleh Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.

"Saya pikir sejauh yang saya bisa lihat, adalah Amerika, yang membuat semua provokasi," kata Mahathir saat ditanya yang bertanggung jawab atas kesalahan perhitungan saat diwawancara oleh CNBC, Sabtu (22/6/2019).

"Pertama, mereka menarik diri dari perjanjian (nuklir), dan sekarang mereka mengirim kapal perang ke Teluk, dan melakukan hal-hal yang akan memprovokasi Iran," tuturnya di Bangkok, Thailand di mana para pemimpin Asia berkumpul untuk KTT Asosiasi Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Ketegangan antara AS dan Iran memasuki level baru pada hari Kamis, ketika Teheran menembak jatuh sebuah pesawat mata-mata tanpa awak militer Amerika. Insiden itu mendorong Presiden AS Donald Trump untuk menyetujui serangan militer pada beberapa target Iran. Namun, 10 menit sebelum serangan dilakukan, Trump membatalkan hal tersebut. Trump mengatakan dia mencabut rencana itu karena dia yakin korban jiwa - diperkirakan sekitar 150 orang - tidak akan sebanding dengan jatuhnya pesawat tak berawak.

Bahkan sebelum meningkatnya ketegangan terakhir, kedua negara tampaknya telah bergerak ke arah konflik militer meskipun kedua belah pihak mengatakan itu adalah sesuatu yang tidak mereka harapkan. Pentagon dalam beberapa bulan terakhir mengumumkan rencana untuk mengerahkan ribuan tentara ke Timur Tengah untuk melawan Iran, di tengah tuduhan bahwa negara Islam itu bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal tanker minyak di wilayah tersebut. Teheran telah menolak tuduhan itu.

"Jika mereka berperang, itu tidak akan menjadi Iran melawan Amerika. Ini akan menjadi perang dunia," Mahathir memperingatkan.

Pria berusia 93 tahun itu lantas menjelaskan bahwa negara-negara lain yang tidak ingin melihat senjata nuklir digunakan harus masuk dan menghentikannya.

Ketegangan yang terjadi saat ini di Timur Tengah tidak terlepas dari keputusan Trump yang secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir internasional dengan Iran pada Mei tahun lalu. Sejak itu, AS telah memberlakukan kembali sanksi terhadap industri minyak vital Iran, yang bertujuan melumpuhkan ekonominya.

Terkait hal itu, pemimpin Malaysia tersebut memperingatkan bahwa harga minyak kemungkinan akan naik karena dunia internasional telah menjatuhkan Iran sebagai salah satu pemasok terbesar.

"Sebenarnya sanksi itu terhadap Malaysia juga," kata Mahathir. "Karena kita tidak bisa berdagang dengan mitra dagang bagus yang disediakan Iran untuk kita," imbuhnya.

Mahathir tidak setuju dengan sanksi AS terhadap Iran.

"Permainan semacam ini menerapkan sanksi dan memaksa negara lain untuk mematuhi keputusan kekuatan besar sama sekali tidak demokratis. Ini penindasan," tegasnya.

Mahathir menyebut Trump benar-benar tidak dapat diprediksi.

"Orang yang satu ini, dengan satu masa pemerintahan lagi, dapat melakukan banyak kerusakan pada seluruh dunia," tukasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5642 seconds (0.1#10.140)