Kapal Perang Raksasa AS Kesulitan Berlabuh di Australia
A
A
A
SYDNEY - Sebuah kapal perang raksasa Amerika Serikat (AS), USS Wasp, mengalami kesulitan untuk berlabuh di sebuah dermaga di Garden Island Wharf Angkatan Laut Australia. Kapal itu mengangkut lebih dari 1.000 awak dan 1.500 marinir dan menjadi rumah bagi sejumlah jet tempur F-35 dan beberapa helikopter Tiltrotor Ospreys.
Menurut laporan Sydney Morning Herald pada Selasa (18/6/2019) malam, butuh beberapa jam bagi kru USS Wasp untuk mengetahui cara menghubungkan gangway kapal ke dermaga. Para jurnalis menunggu di dermaga ketika kapal melakukan berbagai manuver dengan melibatkan crane, tali, dan tim pelaut sebelum para perwira senior AS akhirnya berhasil mendarat.
Komodor Amfibi Squadron Eleven Kapten AS Jim McGovern dan pemimpin Marinir Kolonel Robert Brodie mengecilkan masalah tersebut. Dia menjelaskan USS Wasp belum pernah ke Sydney sebelumnya dan ingin memastikan keamanan bagi para pelaut dan marinir yang mendarat.
"Ada salah tempat dari haluan itu," ujar Kapten McGovern. Sedangkan komandan kapal HMAS Kuttabal Australia, Kapten Matthew Shand, meyakinkan orang-orang bahwa "kecerdikan Amerika dan pengetahuan orang Australia" sanggup mengatasi masalah.
Kendati demikian, Angkatan Laut AS tetap menyelidiki kemungkinan adanya pelanggaran aturan terkait masalah tersebut.
Ditanya tentang insiden itu, Kapten McGovern mengaatakan bahwa dia tidak bisa mengomentari penyelidikan yang sedang berlangsung. "Itu adalah hak istimewa untuk menjadi tuan rumah panglima tertinggi kami dan kapal melakukan pekerjaan yang hebat untuk menyelesaikannya, dan saya sangat bangga dengan bagaimana kapal bertindak selama kunjungan," katanya.
USS Wasp dijadwalkan singgah di Sydney selama dua hari sebelum menuju utara ke perairan Queensland untuk latihan tempur dua tahunan pasukan kedua negara yang dikenal sebagai "Exercice Talisman Sabre". Pasukan dari Kanada, Selandia Baru, Inggris dan Jepang juga akan ikut bergabung.
USS Wasp juga dilengkapi dengan kapal pendarat, kendaraan, rumah sakit 600 tempat tidur, empat kamar operasi, dan unit perawatan intensif. Kapten McGovern menggambarkannya sebagai satuan amfibi dan unit ekspedisi marinir satu-satunya yang ditempatkan secara permanen di Indo-Pasifik.
"Itu adalah simbol kekuatan dan sinyal dari negara kita untuk bekerja bersama," katanya."Kemitraan dengan Australia berarti bahwa di wilayah ini, pertemuan kita bersama, kerja sama kita, memberikan stabilitas dan lingkungan di mana orang memiliki kesempatan untuk memiliki kebebasan yang layak mereka dapatkan," imbuh Kolonel Brodie.
Pada tahun 2017, latihan itu tercoreng oleh kematian tiga marinir AS dalam kecelakaan helikopter di perairan Negara Bagian Queensland. Para personel Angkatan Laut AS mengatakan bahwa mereka yakin tidak akan ada pengulangan tragedi serupa pada tahun ini.
Menurut laporan Sydney Morning Herald pada Selasa (18/6/2019) malam, butuh beberapa jam bagi kru USS Wasp untuk mengetahui cara menghubungkan gangway kapal ke dermaga. Para jurnalis menunggu di dermaga ketika kapal melakukan berbagai manuver dengan melibatkan crane, tali, dan tim pelaut sebelum para perwira senior AS akhirnya berhasil mendarat.
Komodor Amfibi Squadron Eleven Kapten AS Jim McGovern dan pemimpin Marinir Kolonel Robert Brodie mengecilkan masalah tersebut. Dia menjelaskan USS Wasp belum pernah ke Sydney sebelumnya dan ingin memastikan keamanan bagi para pelaut dan marinir yang mendarat.
"Ada salah tempat dari haluan itu," ujar Kapten McGovern. Sedangkan komandan kapal HMAS Kuttabal Australia, Kapten Matthew Shand, meyakinkan orang-orang bahwa "kecerdikan Amerika dan pengetahuan orang Australia" sanggup mengatasi masalah.
Kendati demikian, Angkatan Laut AS tetap menyelidiki kemungkinan adanya pelanggaran aturan terkait masalah tersebut.
Ditanya tentang insiden itu, Kapten McGovern mengaatakan bahwa dia tidak bisa mengomentari penyelidikan yang sedang berlangsung. "Itu adalah hak istimewa untuk menjadi tuan rumah panglima tertinggi kami dan kapal melakukan pekerjaan yang hebat untuk menyelesaikannya, dan saya sangat bangga dengan bagaimana kapal bertindak selama kunjungan," katanya.
USS Wasp dijadwalkan singgah di Sydney selama dua hari sebelum menuju utara ke perairan Queensland untuk latihan tempur dua tahunan pasukan kedua negara yang dikenal sebagai "Exercice Talisman Sabre". Pasukan dari Kanada, Selandia Baru, Inggris dan Jepang juga akan ikut bergabung.
USS Wasp juga dilengkapi dengan kapal pendarat, kendaraan, rumah sakit 600 tempat tidur, empat kamar operasi, dan unit perawatan intensif. Kapten McGovern menggambarkannya sebagai satuan amfibi dan unit ekspedisi marinir satu-satunya yang ditempatkan secara permanen di Indo-Pasifik.
"Itu adalah simbol kekuatan dan sinyal dari negara kita untuk bekerja bersama," katanya."Kemitraan dengan Australia berarti bahwa di wilayah ini, pertemuan kita bersama, kerja sama kita, memberikan stabilitas dan lingkungan di mana orang memiliki kesempatan untuk memiliki kebebasan yang layak mereka dapatkan," imbuh Kolonel Brodie.
Pada tahun 2017, latihan itu tercoreng oleh kematian tiga marinir AS dalam kecelakaan helikopter di perairan Negara Bagian Queensland. Para personel Angkatan Laut AS mengatakan bahwa mereka yakin tidak akan ada pengulangan tragedi serupa pada tahun ini.
(mas)