Palestina: Kami Tidak Akan Menyetujui 'Kesepakatan Abad Ini'

Jum'at, 14 Juni 2019 - 13:28 WIB
Palestina: Kami Tidak...
Palestina: Kami Tidak Akan Menyetujui 'Kesepakatan Abad Ini'
A A A
JENEWA - Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menyerukan dukungan untuk warga Arab di Yerusalem. Ia mencatat kota itu akan terus menjadi simbol Arabisme dan akan terbuka untuk semua agama.

Dalam sebuah pidato di sebuah konferensi di Jenewa, Shtayyeh mengatakan bahwa masalah Palestina menghadapi sejumlah tantangan, termasuk apa yang disebut "Kesepakatan Abad Ini", inisiatif Amerika untuk menyelesaikan konflik, dan upaya untuk memeras warga Palestina sehingga mereka menerima inisiatif.

Shtayyeh memperjelas bahwa posisi Palestina dalam masalah ini jelas dan Palestina tidak akan pernah menyetujui peraturan yang tidak memenuhi persyaratan minimum.

"Siapa pun yang mengira kami mencari solusi ekonomi adalah salah, karena masalah ini terkait dengan berakhirnya pendudukan militer dan kolonial Israel," kata Shtayyeh, yang menuduh Amerika Serikat melakukan perang ekonomi melawan Otoritas Palestina seperti dilansir dari Israel National News, Jumat (14/6/2019).

Ia menggambarkan tantangan tambahan yang dihadapi Palestina, termasuk penyelesaian rekonsiliasi di dalam Palestina, pemilihan umum dan situasi ekonomi yang sulit yang tercermin dalam meningkatnya pengangguran dan kemiskinan.

Komentar Shtayyeh datang menjelang konferensi ekonomi Bahrain akhir bulan ini, di mana pemerintahan Trump berencana untuk merilis komponen ekonomi dari rencana perdamaian Timur Tengah yang akan datang.

Palestina mengumumkan akan memboikot konferensi ekonomi segera setelah diumumkan, di mana Menteri Informasi Nabil Abu Rudeineh mengatakan bahwa konferensi akan menjadi pertemuan yang tidak berarti yang merupakan bagian dari rencana yang tidak berarti.

Palestina juga telah menolak rencana perdamaian AS bahkan sebelum diluncurkan, menyebutnya bias dalam mendukung Israel.

Pejabat Palestina juga telah menjelaskan bahwa mereka akan menolak proyek yang dipromosikan di konferensi Bahrain, bahkan jika proyek tersebut menerima dana dari luar.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1270 seconds (0.1#10.140)