Pria Keturunan Palestina Disumpah sebagai Presiden El Savador
A
A
A
SAN SALVADOR - Nayib Bukele, seorang pebisnis keturunan Palestina, dilantik sebagai Presiden El Savador. Bukele memiliki tugas untuk membalikkan kemiskinan yang meluas dan kekerasan geng yang merajalela, yang mengirim ribuan orang melarikan diri ke Amerika Serikat (AS).
Bukele terpilih pada pemilihan umum yang digelar Februari lalu, untuk menggantikan Salvador Sanchez Ceren, mantan gerilyawan sayap kiri yang mempertahankan hubungan dekat dengan rekan-rekannya dari Nikaragua dan Venezuela.
Dia dilantik oleh pemimpin Majelis Nasional di sebuah lapangan di pusat kota San Salvador. Pelantikan Bukele dihadiri oleh ribuan orang El Savador, yang mengaku optimis akan adanya perubahan di negara mereka.
Sebagai putra seorang imam Muslim dan seorang Kristen, Bukele menggambarkan dirinya sebagai orang yang sangat percaya kepada Tuhan, dibanding sebagai umat sebuah agama. Ini adalah upayanya untuk menghindari sentimen anti-Muslim.
Dalam pidato pertamanya, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (6/3), Bukele mengatakan dia akan mencari hubungan lebih dekat dengan AS, rumah bagi 2,5 juta warga El Salvador.
"Saya akan menjadi presiden semua orang Salvador. Negara kita seperti anak yang sakit, kita semua harus menjaganya," ucapnya.
Beberapa analis menyebut Bukele sebagai presiden milenial, terutama bukan hanya karena ia merasa nyaman di media sosial, tetapi juga karena ia sering mengadopsi penampilan biasa, melepas dasi dan kerap mengkuncir rambutnya.
Bukele terpilih pada pemilihan umum yang digelar Februari lalu, untuk menggantikan Salvador Sanchez Ceren, mantan gerilyawan sayap kiri yang mempertahankan hubungan dekat dengan rekan-rekannya dari Nikaragua dan Venezuela.
Dia dilantik oleh pemimpin Majelis Nasional di sebuah lapangan di pusat kota San Salvador. Pelantikan Bukele dihadiri oleh ribuan orang El Savador, yang mengaku optimis akan adanya perubahan di negara mereka.
Sebagai putra seorang imam Muslim dan seorang Kristen, Bukele menggambarkan dirinya sebagai orang yang sangat percaya kepada Tuhan, dibanding sebagai umat sebuah agama. Ini adalah upayanya untuk menghindari sentimen anti-Muslim.
Dalam pidato pertamanya, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (6/3), Bukele mengatakan dia akan mencari hubungan lebih dekat dengan AS, rumah bagi 2,5 juta warga El Salvador.
"Saya akan menjadi presiden semua orang Salvador. Negara kita seperti anak yang sakit, kita semua harus menjaganya," ucapnya.
Beberapa analis menyebut Bukele sebagai presiden milenial, terutama bukan hanya karena ia merasa nyaman di media sosial, tetapi juga karena ia sering mengadopsi penampilan biasa, melepas dasi dan kerap mengkuncir rambutnya.
(esn)