Hizbullah: Perang Melawan Iran Akan Hanguskan Timur Tengah
Sabtu, 01 Juni 2019 - 14:29 WIB
Hizbullah: Perang Melawan Iran Akan Hanguskan Timur Tengah
A
A
A
BEIRUT - Pemimpin gerakan politik dan bersenjata Libanon Hizbullah, Hassan Nasrallah, memperingatkan bahwa perang melawan Iran akan menyebabkan Timur Tengah "meletus."
"Amerika Serikat tahu betul bahwa setiap perang terhadap Iran tidak akan terbatas pada perbatasan Iran. Seluruh wilayah akan terbakar, yang menyebabkan semua pasukan AS dan kepentingan di wilayah itu," musnah kata Nasrallah seperti dilansir dari Al Jazeera, Sabtu (1/6/2019).
Hal itu diungkapkan Nasrallah saat pertemuan darurat Dewan Kerjasama Teluk (GCC) dan Organisasi Konferensi Islam dan Liga Arab berlangsung di Makkah, Arab Saudi.
Terlepas dari peringatannya, Nasrallah mengatakan gagasan perang di kawasan itu dibuat-buat karena Washington dan sekutunya tahu mereka akan membayar mahal untuk agresi terhadap Teheran.
Nasrallah, yang lokasi pastinya tidak diketahui, juga mengatakan bahwa Hizbullah memiliki cukup banyak peluru kendali dengan presisi untuk mengubah wajah Timur Tengah. Namun ia membantah jika Hizbullah memiliki pabrik untuk memproduksinya.
Sejak Presiden Donald Trump menarik AS dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan beberapa kekuatan dunia lainnya, Washington sejak itu terus meningkatkan tekanan terhadap Teheran. AS menerapkan kembali sanksi, bergerak untuk memotong ekspor minyak negara itu menjadi nol, memasukkan Korps Garda Revolusi Iran sebagai "kelompok teroris" dan mengerahkan unit militer AS ke Teluk dalam menanggapi ancaman yang belum ditentukan.
"Amerika Serikat tahu betul bahwa setiap perang terhadap Iran tidak akan terbatas pada perbatasan Iran. Seluruh wilayah akan terbakar, yang menyebabkan semua pasukan AS dan kepentingan di wilayah itu," musnah kata Nasrallah seperti dilansir dari Al Jazeera, Sabtu (1/6/2019).
Hal itu diungkapkan Nasrallah saat pertemuan darurat Dewan Kerjasama Teluk (GCC) dan Organisasi Konferensi Islam dan Liga Arab berlangsung di Makkah, Arab Saudi.
Terlepas dari peringatannya, Nasrallah mengatakan gagasan perang di kawasan itu dibuat-buat karena Washington dan sekutunya tahu mereka akan membayar mahal untuk agresi terhadap Teheran.
Nasrallah, yang lokasi pastinya tidak diketahui, juga mengatakan bahwa Hizbullah memiliki cukup banyak peluru kendali dengan presisi untuk mengubah wajah Timur Tengah. Namun ia membantah jika Hizbullah memiliki pabrik untuk memproduksinya.
Sejak Presiden Donald Trump menarik AS dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan beberapa kekuatan dunia lainnya, Washington sejak itu terus meningkatkan tekanan terhadap Teheran. AS menerapkan kembali sanksi, bergerak untuk memotong ekspor minyak negara itu menjadi nol, memasukkan Korps Garda Revolusi Iran sebagai "kelompok teroris" dan mengerahkan unit militer AS ke Teluk dalam menanggapi ancaman yang belum ditentukan.
(ian)
