Raja Salman Kecam 'Aksi Teroris' Iran
A
A
A
MAKKAH - Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Arab Saudi mengecam Iran atas serangan baru-baru ini yang menargetkan kerajaan. Raja Salman menggambarkannya sebagai aksi teroris yang mengancam pasokan energi global.
Itu adalah pernyataan Raja Salman yang paling kuat sejak ketegangan melonjak di Timur Tengah dalam beberapa pekan terakhir.
Berbicara kepada para pemimpin dari 57 negara Organisasi Kerja Sama Islam, atau OKI, yang berkumpul di kota suci Makkah, Raja Salman membuka pertemuan puncak dengan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa dunia harus memerangi sumber dan pendanaan terorisme di seluruh dunia.
Dia kemudian mengatakan dugaan sabotase empat kapal tanker minyak di lepas pantai Uni Emirat Arab dalam beberapa pekan terakhir merupakan bahaya besar bagi keamanan lalu lintas maritim dan keamanan regional.
Ia juga menyalahkan milisi teroris yang didukung Iran berada di belakang serangan drone berikutnya pada pipa minyak Saudi.
"Kami menekankan bahwa tindakan teroris subversif ini ditujukan tidak hanya pada kerajaan dan wilayah Teluk, tetapi juga pada keamanan navigasi dan pasokan energi bagi dunia," kata Raja Salman seperti dikutip dari The Washington Post, Sabtu (1/6/2019).
Iran, yang memiliki perwakilan yang hadir pada KTT OKI di Makkah, membantah terlibat dalam insiden tersebut.
KTT ini mengikuti dua pertemuan darurat Arab sebelumnya di Makkah yang mengkritik perilaku dan pengaruh Iran di negara-negara seperti Suriah, Irak dan Libanon.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi mengatakan Teheran menyesalkan penyalahgunaan hak istimewa Arab Saudi sebagai tuan rumah dari OKI untuk menabur perpecahan antara negara-negara Islam dan regional.
Ketegangan meningkat di Timur Tengah setelah Amerika Serikat (AS) mengirimkan kelompok tempur kapal induk dan skuadron pembom ke Teluk Persia. Tindakan itu diambil Washington atas dugaan munculnya ancaman dari Iran.
Krisis ini berakar pada keputusan tahun lalu oleh pemerintahan Trump untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia.
Itu adalah pernyataan Raja Salman yang paling kuat sejak ketegangan melonjak di Timur Tengah dalam beberapa pekan terakhir.
Berbicara kepada para pemimpin dari 57 negara Organisasi Kerja Sama Islam, atau OKI, yang berkumpul di kota suci Makkah, Raja Salman membuka pertemuan puncak dengan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa dunia harus memerangi sumber dan pendanaan terorisme di seluruh dunia.
Dia kemudian mengatakan dugaan sabotase empat kapal tanker minyak di lepas pantai Uni Emirat Arab dalam beberapa pekan terakhir merupakan bahaya besar bagi keamanan lalu lintas maritim dan keamanan regional.
Ia juga menyalahkan milisi teroris yang didukung Iran berada di belakang serangan drone berikutnya pada pipa minyak Saudi.
"Kami menekankan bahwa tindakan teroris subversif ini ditujukan tidak hanya pada kerajaan dan wilayah Teluk, tetapi juga pada keamanan navigasi dan pasokan energi bagi dunia," kata Raja Salman seperti dikutip dari The Washington Post, Sabtu (1/6/2019).
Iran, yang memiliki perwakilan yang hadir pada KTT OKI di Makkah, membantah terlibat dalam insiden tersebut.
KTT ini mengikuti dua pertemuan darurat Arab sebelumnya di Makkah yang mengkritik perilaku dan pengaruh Iran di negara-negara seperti Suriah, Irak dan Libanon.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi mengatakan Teheran menyesalkan penyalahgunaan hak istimewa Arab Saudi sebagai tuan rumah dari OKI untuk menabur perpecahan antara negara-negara Islam dan regional.
Ketegangan meningkat di Timur Tengah setelah Amerika Serikat (AS) mengirimkan kelompok tempur kapal induk dan skuadron pembom ke Teluk Persia. Tindakan itu diambil Washington atas dugaan munculnya ancaman dari Iran.
Krisis ini berakar pada keputusan tahun lalu oleh pemerintahan Trump untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia.
(ian)