Beda Sikap dengan Rouhani, Khamenei Ogah Berunding dengan AS

Kamis, 30 Mei 2019 - 10:52 WIB
Beda Sikap dengan Rouhani,...
Beda Sikap dengan Rouhani, Khamenei Ogah Berunding dengan AS
A A A
TEHERAN - Iran tidak akan bernegosiasi dengan Amerika Serikat (AS) terkait program nuklir dan misilnya. Hal itu ditegaskan oleh Pemimpin Spiritual Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

"Kami mengatakan sebelumnya bahwa kami tidak akan bernegosiasi dengan Amerika, karena negosiasi tidak memiliki manfaat dan membawa bahaya," kata Khamenei di situs pribadinya yang dilansir oleh Reuters, Kamis (30/5/2019).

Pernyataan ini berbanding terbalik dengan Presiden Iran Hassan Rouhani. Rouhani sebelimnya mengisyaratkan bersedia melakukan pembicaraan dengan Washington jika sanksi dicabut.

Rouhani mengatakan jalan tidak ditutup jika AS menginginkan negosiasi dengan Iran dan kembali pada perjanjian nuklir 2015 antara Teheran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China).

"Jalan itu tidak ditutup untuk mereka, setiap kali mereka mengesampingkan sanksi kejamnya dan kembali ke meja negosiasi yang mereka tinggalkan," katanya.

Pernyataan Rouhani itu juga dikutip situs webnya dan menyebut langsung nama AS.

"Jika AS memilih jalan lain dan kembali pada keadilan dan hukum, negara Iran akan tetap membuka jalan untuk Anda," katanya.

Pernyataan Presiden Rouhani muncul dalam pertemuan Kabinet Iran pada hari Rabu. Dia tidak secara eksplisit menyebut Amerika Serikat dalam komentarnya, namun tetap saja merujuk pada Washington karena negara yang dipimpin Presiden Donald Trump itu satu-satunya negara yang keluar dari perjanjian nuklir 2015 dan memberlakukan kembali sanksinya terhadap Teheran.

Pada hari Senin lalu Presiden AS Donald Trump mengulurkan tawaran negosiasi dengan Iran ketika dia bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

AS telah mengerahkan Kelompok Tempur Kapal Induk USS Abraham Lincoln dan sejumlah pesawat pengebom B-52 ke ke Timur Tengah setelah ketegangan antara Teheran dan Washington memanas. AS berdalih pengerahan peralatan perang itu dilakukan setelah militer Teheran diyakini sedang mempersiapkan serangan terhadap pasukan dan kepentingan Washington di Timur Tengah. Namun, Teheran membantah tuduhan itu dan menganggapnya sebagai laporan intelijen palsu dari AS.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1347 seconds (0.1#10.140)