Dua Tahun Musuhan, PM Qatar Akan Injak Tanah Saudi Pertama Kali
A
A
A
DOHA - Perdana Menteri (PM) Qatar Abdullah bin Nasser bin Khalifa Al Thani akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk menghadiri pertemuan puncak Dewan Kerja Sama Teluk (GCC). Dia akan menjadi pejabat Doha yang menginjakkan kakinya di tanah Saudi untuk pertama kalinya sejak kedua negara bermusuhan dua tahun lalu.
Pada 2017, empat negara Arab—Arab Saudi, Bahrain, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab—memblokade Qatar setelah Doha dituduh mendukung terorisme dan terlalu erat dalam berhubungan dengan Iran. Tuduhan sebagai penyokong terorisme telah dibantah Doha.
Pada hari Rabu, media Arab melaporkan bahwa penerbangan Kerajaan Qatar mendarat di bandara Jeddah untuk pertama kalinya sejak krisis Teluk itu pecah dua tahun lalu.
"Pesawat mendarat di bandara Jeddah untuk pertama kalinya sejak pecahnya krisis Teluk dan blokade Qatar," bunyi laporan Qatar Today dalam laporan langsung di Twitter.
Kunjungan PM Abdullah yang dijadwalkan itu terungkap beberapa hari setelah Emir Sheikh Tamim Bin Hamad al Thani menerima undangan dari Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud untuk menghadiri pertemuan puncak (KTT) GCC selama dua hari di MaKkah. Undangan itu telah dikonfirmasi Kementerian Luar Negeri Qatar.
Undangan Raja Salman untuk Sheikh Tamim itu disampaikan di saat situasi Timur Tengah sedang memanas. Iran, yang selama ini dituduh dekat dengan Qatar, sedang bersitegang dengan Amerika Serikat (AS). Teheran juga dicurigai sebagai pihak di balik serangan terhadap kapal-kapal tanker minyak Uni Emirat Arab di perairan Teluk beberapa waktu lalu.
"Fakta bahwa Saudi menghubungi Emir Qatar secara langsung menunjukkan bahwa ketegangan dengan Iran ditanggapi dengan sangat serius di Riyadh. Jadi kerajaan siap untuk membangun konsensus yang lebih luas dari biasanya tentang cara menangani Iran," kata Andreas Krieg dari King's College London kepada Al Jazeera, Kamis (30/5/2019).
Pada 2017, empat negara Arab—Arab Saudi, Bahrain, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab—memblokade Qatar setelah Doha dituduh mendukung terorisme dan terlalu erat dalam berhubungan dengan Iran. Tuduhan sebagai penyokong terorisme telah dibantah Doha.
Pada hari Rabu, media Arab melaporkan bahwa penerbangan Kerajaan Qatar mendarat di bandara Jeddah untuk pertama kalinya sejak krisis Teluk itu pecah dua tahun lalu.
"Pesawat mendarat di bandara Jeddah untuk pertama kalinya sejak pecahnya krisis Teluk dan blokade Qatar," bunyi laporan Qatar Today dalam laporan langsung di Twitter.
Kunjungan PM Abdullah yang dijadwalkan itu terungkap beberapa hari setelah Emir Sheikh Tamim Bin Hamad al Thani menerima undangan dari Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud untuk menghadiri pertemuan puncak (KTT) GCC selama dua hari di MaKkah. Undangan itu telah dikonfirmasi Kementerian Luar Negeri Qatar.
Undangan Raja Salman untuk Sheikh Tamim itu disampaikan di saat situasi Timur Tengah sedang memanas. Iran, yang selama ini dituduh dekat dengan Qatar, sedang bersitegang dengan Amerika Serikat (AS). Teheran juga dicurigai sebagai pihak di balik serangan terhadap kapal-kapal tanker minyak Uni Emirat Arab di perairan Teluk beberapa waktu lalu.
"Fakta bahwa Saudi menghubungi Emir Qatar secara langsung menunjukkan bahwa ketegangan dengan Iran ditanggapi dengan sangat serius di Riyadh. Jadi kerajaan siap untuk membangun konsensus yang lebih luas dari biasanya tentang cara menangani Iran," kata Andreas Krieg dari King's College London kepada Al Jazeera, Kamis (30/5/2019).
(mas)