Rusia Tolak 'Kesepakatan Abad Ini'
A
A
A
MOSKOW - Rusia menolak rencana perdamaian Amerika Serikat (AS) untuk Israel dan Palestina yang dikenal sebagai Kesepakatan Abad Ini. Hal itu diungkapkan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa konferensi ekonomi mendatang di Bahrain adalah upaya AS untuk menggantikan proses perdamaian sejati dengan intensif ekonomi yang dipaksakan.
"Ini semua tentang upaya AS untuk menggeser prioritas agenda regional dan memaksakan 'visi alternatif' dari penyelesaian Palestina-Israel. Keinginan yang gigih untuk mengganti tugas mencapai solusi politik yang komprehensif dengan paket kebijakan disebut 'insentif ekonomi' sementara mengikis prinsip menciptakan dua negara untuk dua orang menimbulkan keprihatinan yang mendalam," kata Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dikutip dari Israel National News, Rabu (29/5/2019).
Pernyataan itu muncul menjelang konferensi ekonomi "Damai untuk Kesejahteraan" yang akan datang, yang diadakan pada 25 dan 26 Juni di Bahrain. Pemerintahan Trump berencana untuk merilis komponen ekonomi dari rencana perdamaian Timur Tengah yang akan datang selama konferensi itu.
Otoritas Palestina telah mengumumkan bahwa mereka akan memboikot konferensi ekonomi tersebut. Menteri Informasi Palestina, Nabil Abu Rudeineh mengatakan, konferensi itu akan menjadi pertemuan yang tidak berarti yang merupakan bagian dari rencana yang tidak berarti.
Pada hari Minggu, Komite Eksekutif PLO meminta dunia untuk memboikot konferensi Bahrain. Komite Eksekutif PLO mengatakan pihaknya tidak memberi wewenang kepada pihak mana pun untuk bernegosiasi atas nama rakyat Palestina.
"Tujuan yang dikejar oleh AS dalam konferensi ini adalah untuk mulai mengimplementasikan Kesepakatan Abad Ini dan menghubungkannya dengan ekonomi setelah mengambil langkah-langkah dalam mengimplementasikan bagian-bagian politik dari kesepakatan tersebut," tambahnya.
Pada hari Senin, pejabat senior PLO dan Otoritas Palestina Saeb Erekat mengatakan dia telah diberitahu oleh China dan Rusia bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam konferensi Bahrain.
Erekat juga mengatakan bahwa Otoritas Palestina telah meminta kedua negara untuk memboikot konferensi ekonomi.
Utusan China untuk Palestina mengkonfirmasi pernyataan itu dan mencatat bahwa perjanjian tripartit telah dicapai dengan Suriah untuk memboikot konferensi.
Baca Juga: China-Rusia Boikot Konferensi Bikinan AS Soal Palestina
Sementara China dan Rusia tidak akan menghadiri konferensi, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab secara terbuka mengatakan pekan lalu mereka akan mengambil bagian dalam konferensi dan akan membantu mempromosikan kerja sama ekonomi untuk seluruh Timur Tengah.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa konferensi ekonomi mendatang di Bahrain adalah upaya AS untuk menggantikan proses perdamaian sejati dengan intensif ekonomi yang dipaksakan.
"Ini semua tentang upaya AS untuk menggeser prioritas agenda regional dan memaksakan 'visi alternatif' dari penyelesaian Palestina-Israel. Keinginan yang gigih untuk mengganti tugas mencapai solusi politik yang komprehensif dengan paket kebijakan disebut 'insentif ekonomi' sementara mengikis prinsip menciptakan dua negara untuk dua orang menimbulkan keprihatinan yang mendalam," kata Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dikutip dari Israel National News, Rabu (29/5/2019).
Pernyataan itu muncul menjelang konferensi ekonomi "Damai untuk Kesejahteraan" yang akan datang, yang diadakan pada 25 dan 26 Juni di Bahrain. Pemerintahan Trump berencana untuk merilis komponen ekonomi dari rencana perdamaian Timur Tengah yang akan datang selama konferensi itu.
Otoritas Palestina telah mengumumkan bahwa mereka akan memboikot konferensi ekonomi tersebut. Menteri Informasi Palestina, Nabil Abu Rudeineh mengatakan, konferensi itu akan menjadi pertemuan yang tidak berarti yang merupakan bagian dari rencana yang tidak berarti.
Pada hari Minggu, Komite Eksekutif PLO meminta dunia untuk memboikot konferensi Bahrain. Komite Eksekutif PLO mengatakan pihaknya tidak memberi wewenang kepada pihak mana pun untuk bernegosiasi atas nama rakyat Palestina.
"Tujuan yang dikejar oleh AS dalam konferensi ini adalah untuk mulai mengimplementasikan Kesepakatan Abad Ini dan menghubungkannya dengan ekonomi setelah mengambil langkah-langkah dalam mengimplementasikan bagian-bagian politik dari kesepakatan tersebut," tambahnya.
Pada hari Senin, pejabat senior PLO dan Otoritas Palestina Saeb Erekat mengatakan dia telah diberitahu oleh China dan Rusia bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam konferensi Bahrain.
Erekat juga mengatakan bahwa Otoritas Palestina telah meminta kedua negara untuk memboikot konferensi ekonomi.
Utusan China untuk Palestina mengkonfirmasi pernyataan itu dan mencatat bahwa perjanjian tripartit telah dicapai dengan Suriah untuk memboikot konferensi.
Baca Juga: China-Rusia Boikot Konferensi Bikinan AS Soal Palestina
Sementara China dan Rusia tidak akan menghadiri konferensi, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab secara terbuka mengatakan pekan lalu mereka akan mengambil bagian dalam konferensi dan akan membantu mempromosikan kerja sama ekonomi untuk seluruh Timur Tengah.
(ian)