Venezuela Buka Kembali Perbatasan dengan Brazil dan Aruba
A
A
A
CARACAS - Venezuela membuka kembali perbatasannya dengan Brazil dan pulau Karibia Aruba. Hal itu diungkapkan Wakil Presiden Ekonomi Venezuela Tareck El Aissami, meskipun pemerintah Aruba mengatakan tidak mempertimbangkan "peluang" dibukanya kembali perbatasan.
Pemerintah Presiden Nicolas Maduro menutup perbatasan itu pada Februari lalu di tengah kampanye oposisi untuk membawa bantuan kemanusiaan ke negara itu. Venezuela mengalami hiperinflasi di tengah perebutan kekuasaan antara Maduro dan pemimpin oposisi Juan Guaido.
"Kami ingin mengubahnya menjadi wilayah perbatasan yang damai," kata El Aissami dalam pidato di televisi pemerintah.
"Kami telah menerima jaminan bahwa kedaulatan kami akan dihormati dan bahwa tidak akan ada gangguan dalam hal-hal yang harus ditangani oleh Venezuela," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (11/5/2019).
El Aissami tidak secara khusus merujuk perbatasan laut dan udara dengan pulau-pulau Karibia Belanda terdekat lainnya, Curacao atau Bonaire, atau perbatasan darat dengan negara tetangga Kolombia, yang juga ditutup pada bulan Februari.
Pemerintah Aruba, dalam sebuah pernyataan, mengatakan belum menerima pemberitahuan resmi dari pemerintah Venezuela tentang pembukaan kembali dan sedang mencari konfirmasi untuk mengevaluasi langkah yang harus diambil.
"Pembukaan perbatasan antara Venezuela dan Aruba pada saat ini tidak tepat," bunyi pernyataan itu.
Banyak negara Amerika Latin dan Eropa, termasuk Brazil, Kolombia, dan Belanda, mengakui Guaido sebagai pemimpin sah Venezuela setelah ia meminta konstitusi negara itu untuk menjadi presiden sementara pada bulan Januari, dengan alasan pemilihan kembali Maduro pada 2018 tidak sah.
Maduro menyebut Guaido boneka Amerika Serikat yang ingin menggulingkannya dalam kudeta. Dia memutuskan hubungan diplomatik dengan Kolombia setelah upaya bantuan Februari, menuduh Bogota mengizinkan wilayahnya digunakan sebagai tempat pementasan untuk menyerang Venezuela.
Tanpa menyebut Kolombia, El Aissami mengatakan perbatasan lain akan tetap ditutup sampai posisi permusuhan dan agresi dihentikan.
Pemerintah Presiden Nicolas Maduro menutup perbatasan itu pada Februari lalu di tengah kampanye oposisi untuk membawa bantuan kemanusiaan ke negara itu. Venezuela mengalami hiperinflasi di tengah perebutan kekuasaan antara Maduro dan pemimpin oposisi Juan Guaido.
"Kami ingin mengubahnya menjadi wilayah perbatasan yang damai," kata El Aissami dalam pidato di televisi pemerintah.
"Kami telah menerima jaminan bahwa kedaulatan kami akan dihormati dan bahwa tidak akan ada gangguan dalam hal-hal yang harus ditangani oleh Venezuela," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (11/5/2019).
El Aissami tidak secara khusus merujuk perbatasan laut dan udara dengan pulau-pulau Karibia Belanda terdekat lainnya, Curacao atau Bonaire, atau perbatasan darat dengan negara tetangga Kolombia, yang juga ditutup pada bulan Februari.
Pemerintah Aruba, dalam sebuah pernyataan, mengatakan belum menerima pemberitahuan resmi dari pemerintah Venezuela tentang pembukaan kembali dan sedang mencari konfirmasi untuk mengevaluasi langkah yang harus diambil.
"Pembukaan perbatasan antara Venezuela dan Aruba pada saat ini tidak tepat," bunyi pernyataan itu.
Banyak negara Amerika Latin dan Eropa, termasuk Brazil, Kolombia, dan Belanda, mengakui Guaido sebagai pemimpin sah Venezuela setelah ia meminta konstitusi negara itu untuk menjadi presiden sementara pada bulan Januari, dengan alasan pemilihan kembali Maduro pada 2018 tidak sah.
Maduro menyebut Guaido boneka Amerika Serikat yang ingin menggulingkannya dalam kudeta. Dia memutuskan hubungan diplomatik dengan Kolombia setelah upaya bantuan Februari, menuduh Bogota mengizinkan wilayahnya digunakan sebagai tempat pementasan untuk menyerang Venezuela.
Tanpa menyebut Kolombia, El Aissami mengatakan perbatasan lain akan tetap ditutup sampai posisi permusuhan dan agresi dihentikan.
(ian)