Impoten, Monyet Ini Diserang Secara Brutal Hingga Mati oleh Klannya
A
A
A
BERLIN - Seekor monyet yang terancam punah diserang secara brutal dan dibiarkan mati oleh kawanannya sendiri karena tidak bisa lagi ereksi dan memuaskan betinanya. Monyet yang diberi nama Cornelius itu adalah pemimpin dari 22 kera Barbary lainnya di Kebun Binatang Affenwelt - Monkey World - di Sondershausen, Jerman.
Kera berusia 18 tahun itu hidup bahagia di daerah berhutan seluas 1,5 hektar yang khusus disisihkan untuk mereka, sampai kasus mengejutkan kekerasan hewan terhadap hewan itu diketahui.
Cornelius yang tua memiliki kulit tipis, punuk, hampir tidak ada gigi yang tersisa dan impoten, yang berarti tidak mampu memuaskan sembilan kera betina telah menjadikannya target empuk para pesaingnya.
"Begitu seekor Barbary tidak dapat lagi menghasilkan keturunan, ia tidak berguna untuk kelompoknya," kata Kepala Kebun Binatang Affenwelt Silvio Dietzel.
"Cornelius hanya ditoleransi, tidak ada yang menghormati dia lagi," imbuhnya seperti dikutip dari Mirror, Sabtu (11/5/2019).
Bahkan ketika monyet diberi makan, Cornelius sering ditendang oleh kera lainnya.
"Karena taringnya patah, dia tidak bisa membela diri," ujar Dietzel.
Kekerasan itu juga bisa merupakan balasan dari beberapa kera lain yang dianiaya Cornelius selama masa jayanya. Enam tahun yang lalu ia menghasut seluruh klan untuk melawan saingannya sehingga empat kera dilemparkan ke pagar listrik setinggi tiga meter.
Setelah menjadi kepala kebun binatang ini, Dietzel menghabiskan waktu dua minggu penuh untuk menangkap monyet dan membawanya kembali ke kandang.
Pemimpin baru dalam kawanan monyet itu saat ini adalah playboy Jonas yang berusia enam tahun.
"Semua wanita ada di kakinya, dan itulah yang diperhitungkan di dunia hewan," ungkap Dietzel.
Kera Barbary ditemukan di alam liar di Afrika Utara dan di Gibraltar, dan dapat mencapai usia hingga 25 tahun untuk jantan dan 30 untuk betina. Mereka terdaftar sebagai spesies yang terancam punah.
Selain kera Barbary, Kebun Binatang Affenwelt memiliki beberapa spesies monyet lainnya, beberapa di antaranya seperti lemur juga merupakan bagian dari program konservasi.
Kera berusia 18 tahun itu hidup bahagia di daerah berhutan seluas 1,5 hektar yang khusus disisihkan untuk mereka, sampai kasus mengejutkan kekerasan hewan terhadap hewan itu diketahui.
Cornelius yang tua memiliki kulit tipis, punuk, hampir tidak ada gigi yang tersisa dan impoten, yang berarti tidak mampu memuaskan sembilan kera betina telah menjadikannya target empuk para pesaingnya.
"Begitu seekor Barbary tidak dapat lagi menghasilkan keturunan, ia tidak berguna untuk kelompoknya," kata Kepala Kebun Binatang Affenwelt Silvio Dietzel.
"Cornelius hanya ditoleransi, tidak ada yang menghormati dia lagi," imbuhnya seperti dikutip dari Mirror, Sabtu (11/5/2019).
Bahkan ketika monyet diberi makan, Cornelius sering ditendang oleh kera lainnya.
"Karena taringnya patah, dia tidak bisa membela diri," ujar Dietzel.
Kekerasan itu juga bisa merupakan balasan dari beberapa kera lain yang dianiaya Cornelius selama masa jayanya. Enam tahun yang lalu ia menghasut seluruh klan untuk melawan saingannya sehingga empat kera dilemparkan ke pagar listrik setinggi tiga meter.
Setelah menjadi kepala kebun binatang ini, Dietzel menghabiskan waktu dua minggu penuh untuk menangkap monyet dan membawanya kembali ke kandang.
Pemimpin baru dalam kawanan monyet itu saat ini adalah playboy Jonas yang berusia enam tahun.
"Semua wanita ada di kakinya, dan itulah yang diperhitungkan di dunia hewan," ungkap Dietzel.
Kera Barbary ditemukan di alam liar di Afrika Utara dan di Gibraltar, dan dapat mencapai usia hingga 25 tahun untuk jantan dan 30 untuk betina. Mereka terdaftar sebagai spesies yang terancam punah.
Selain kera Barbary, Kebun Binatang Affenwelt memiliki beberapa spesies monyet lainnya, beberapa di antaranya seperti lemur juga merupakan bagian dari program konservasi.
(ian)