AS Akhiri Pencarian Jet Tempur Siluman F-35A Jepang yang Jatuh
A
A
A
TOKYO - Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengakhiri operasi pencarian pesawat jet tempur siluman F-35A Jepang yang jatuh di Samudra Pasifik setelah beberapa puingnya ditemukan. Washington telah membantu pencarian pesawat tempur mahal itu sejak hilang kontak 9 April lalu.
"Tim penyelamat Angkatan Laut AS di atas kapal yang dikontrak menyelesaikan misinya mendukung operasi pencarian dan pemulihan dengan Pasukan Bela Diri Jepang," kata Armada ke-7 AS dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari AFP, Jumat (10/5/2019).
Namun, Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan pencarian sisa-sisa pesawat akan terus dilakukan pihak Tokyo.
Pesawat berteknologi tinggi itu hilang kontak saat menjalankan misi pelatihan dan dinyatakan jatuh di lepas pantai timur laut Jepang, Samudra Pasifik, pada 9 April. Meski beberapa puing telah ditemukan, pilot jet tempur tersebut masih hilang. Petunjuk tentang penyebab jatuhnya pesawat itu juga belum ditemukan.
Pesawat hilang kontak dari radar sekitar 30 menit setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Misawa. Jet tempur itu lepas landas dengan tiga pesawat lainnya.
Menurut Angkatan Udara Pasukan Bela Diri Jepang, itu adalah kasus kecelakaan pertama dari F-35A.
Sebelumnya, para ahli mengatakan Jepang dan AS ingin mencegah puing-puing pesawat tersebut ditemukan oleh Rusia atau China. Menteri Pertahanan Jepang Takeshi Iwaya mengakui ada sejumlah besar rahasia yang perlu dilindungi dari jet tempur generasi kelima Amerika Serikat tersebut.
Jepang membeli sejumlah pesawat F-35A dari Lockheed Martin Amerika Serikat, yang masing-masing harganya lebih dari 10 miliar yen (USD90 juta), untuk menggantikan pesawat tempur F-4 yang sudah tua.
Pengadaan pesawat tempur mahal itu merupakan bagian penting dari upaya Perdana Menteri Shinzo Abe untuk meningkatkan kapasitas militer negaranya guna menjawab dinamika peta kekuatan yang berubah di Asia Timur, di mana China memodernisasi militernya dengan cepat.
"Tim penyelamat Angkatan Laut AS di atas kapal yang dikontrak menyelesaikan misinya mendukung operasi pencarian dan pemulihan dengan Pasukan Bela Diri Jepang," kata Armada ke-7 AS dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari AFP, Jumat (10/5/2019).
Namun, Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan pencarian sisa-sisa pesawat akan terus dilakukan pihak Tokyo.
Pesawat berteknologi tinggi itu hilang kontak saat menjalankan misi pelatihan dan dinyatakan jatuh di lepas pantai timur laut Jepang, Samudra Pasifik, pada 9 April. Meski beberapa puing telah ditemukan, pilot jet tempur tersebut masih hilang. Petunjuk tentang penyebab jatuhnya pesawat itu juga belum ditemukan.
Pesawat hilang kontak dari radar sekitar 30 menit setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Misawa. Jet tempur itu lepas landas dengan tiga pesawat lainnya.
Menurut Angkatan Udara Pasukan Bela Diri Jepang, itu adalah kasus kecelakaan pertama dari F-35A.
Sebelumnya, para ahli mengatakan Jepang dan AS ingin mencegah puing-puing pesawat tersebut ditemukan oleh Rusia atau China. Menteri Pertahanan Jepang Takeshi Iwaya mengakui ada sejumlah besar rahasia yang perlu dilindungi dari jet tempur generasi kelima Amerika Serikat tersebut.
Jepang membeli sejumlah pesawat F-35A dari Lockheed Martin Amerika Serikat, yang masing-masing harganya lebih dari 10 miliar yen (USD90 juta), untuk menggantikan pesawat tempur F-4 yang sudah tua.
Pengadaan pesawat tempur mahal itu merupakan bagian penting dari upaya Perdana Menteri Shinzo Abe untuk meningkatkan kapasitas militer negaranya guna menjawab dinamika peta kekuatan yang berubah di Asia Timur, di mana China memodernisasi militernya dengan cepat.
(mas)