Trump Klaim Korut Tidak Siap Bernegosiasi dengan AS
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengetakan ia tahu Korea Utara (Korut) ingin bernegosiasi. Namun, menurutnya, negara itu tidak siap untuk melakukan hal itu.
"Hubungan berlanjut. Saya tahu mereka ingin bernegosiasi, mereka berbicara tentang negosiasi. Tapi saya tidak berpikir mereka siap untuk bernegosiasi," kata Trump di Gedung Putih, seperti dikutip dari 9News, Jumat (10/5/2019).
Trump menyinggung soal peluncuran rudal terbaru yang dilakukan oleh Korut. Menurutnya, tidak ada pihak yang senang dengan hal itu.
Komentar Trump muncul ketika Departemen Kehakiman mengumumkan bahwa mereka telah menyita kapal kargo besar milik Korut, Wise Honest. Para pejabat menduga kapal tersebut melanggar sanksi AS dan PBB dengan mengirim batubara secara ilegal dari Korut.
Kapal itu, yang pertama kali disita oleh otoritas maritim asing lainnya di Indonesia pada April 2018, kini menjadi milik AS dan saat ini mendekati perairan teritorial AS, kata seorang pejabat Departemen Kehakiman.
Departemen Kehakiman AS mengatakan kapal seberat 17.061 ton, yang juga digunakan untuk mengirimkan alat berat ke Korut, adalah salah satu kapal curah terbesar di negara itu.
Kasus ini menandai pertama kalinya AS menyita kapal kargo Korut karena melanggar sanksi.
"Kapal penghilang sanksi ini sekarang tidak berfungsi," John Demers, kepala Divisi Keamanan Nasional Departemen Kehakiman, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Menurut pemantau sanksi PBB, Wise Honest mengangkut 25.500 ton batubara ketika ditahan oleh Indonesia pada bulan April 2018. Laporan PBB memperkirakan nilai muatan batu bara kapal sekitar USD 3 juta.
"Hubungan berlanjut. Saya tahu mereka ingin bernegosiasi, mereka berbicara tentang negosiasi. Tapi saya tidak berpikir mereka siap untuk bernegosiasi," kata Trump di Gedung Putih, seperti dikutip dari 9News, Jumat (10/5/2019).
Trump menyinggung soal peluncuran rudal terbaru yang dilakukan oleh Korut. Menurutnya, tidak ada pihak yang senang dengan hal itu.
Komentar Trump muncul ketika Departemen Kehakiman mengumumkan bahwa mereka telah menyita kapal kargo besar milik Korut, Wise Honest. Para pejabat menduga kapal tersebut melanggar sanksi AS dan PBB dengan mengirim batubara secara ilegal dari Korut.
Kapal itu, yang pertama kali disita oleh otoritas maritim asing lainnya di Indonesia pada April 2018, kini menjadi milik AS dan saat ini mendekati perairan teritorial AS, kata seorang pejabat Departemen Kehakiman.
Departemen Kehakiman AS mengatakan kapal seberat 17.061 ton, yang juga digunakan untuk mengirimkan alat berat ke Korut, adalah salah satu kapal curah terbesar di negara itu.
Kasus ini menandai pertama kalinya AS menyita kapal kargo Korut karena melanggar sanksi.
"Kapal penghilang sanksi ini sekarang tidak berfungsi," John Demers, kepala Divisi Keamanan Nasional Departemen Kehakiman, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Menurut pemantau sanksi PBB, Wise Honest mengangkut 25.500 ton batubara ketika ditahan oleh Indonesia pada bulan April 2018. Laporan PBB memperkirakan nilai muatan batu bara kapal sekitar USD 3 juta.
(ian)