Zarif: AS Ingin Memicu Peperangan dengan Iran
A
A
A
TEHERAN - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan, beberapa pejabat di pemerintahan Amerika Serikat (AS) ingin memulai perang dengan Iran. Zarif menyebut, memicu perang dengan Iran sama saja dengan bunuh diri.
"Rupanya, mereka yang meluncurkan perang AS-Irak pada tahun 2003 bercita-cita untuk melepaskan perang lain, dan kali ini dengan Iran. Ini akan berarti bahwa mereka melakukan bunuh diri," kata Zarif dalam sebuah wawancara dengan RIA Novosti, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (8/5).
"Teheran tidak menginginkan perang dengan negara mana pun, tetapi jika AS mengatur bentrokan bersenjata dengan Iran, kami akan membela kepentingan nasional dengan semua kekuatan yang kami miliki," sambungnya.
Ditanya apakah Teheran akan terus mematuhi Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), umumnya dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran, Zarif mengatakan kesabaran Iran memiliki batasnya.
Dia mengatakan, jika Uni Eropa (UE) gagal membantu Iran menahan sanksi AS, Teheran dapat meninjau kembali perjanjian tersebut.
Salah satu masalah penting saat ini adalah pembentukan Instrumen Perdagangan dan Keuangan Khusus (STFI) antara Iran dan Eropa, yang disebut SATMA di Persia, sebuah perusahaan yang terdaftar oleh Teheran dalam upaya untuk mempercepat pertukaran perdagangan antara Iran dan Eropa.
"STFI dalam Mendukung Pertukaran Perdagangan (INSTEX) akan mengizinkan transaksi keuangan yang dapat melangkahi sanksi AS. Mekanisme yang mirip dengan INSTEX dapat diimplementasikan dengan negara lain, termasuk Rusia dan Turki," tukasnya.
"Rupanya, mereka yang meluncurkan perang AS-Irak pada tahun 2003 bercita-cita untuk melepaskan perang lain, dan kali ini dengan Iran. Ini akan berarti bahwa mereka melakukan bunuh diri," kata Zarif dalam sebuah wawancara dengan RIA Novosti, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (8/5).
"Teheran tidak menginginkan perang dengan negara mana pun, tetapi jika AS mengatur bentrokan bersenjata dengan Iran, kami akan membela kepentingan nasional dengan semua kekuatan yang kami miliki," sambungnya.
Ditanya apakah Teheran akan terus mematuhi Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), umumnya dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran, Zarif mengatakan kesabaran Iran memiliki batasnya.
Dia mengatakan, jika Uni Eropa (UE) gagal membantu Iran menahan sanksi AS, Teheran dapat meninjau kembali perjanjian tersebut.
Salah satu masalah penting saat ini adalah pembentukan Instrumen Perdagangan dan Keuangan Khusus (STFI) antara Iran dan Eropa, yang disebut SATMA di Persia, sebuah perusahaan yang terdaftar oleh Teheran dalam upaya untuk mempercepat pertukaran perdagangan antara Iran dan Eropa.
"STFI dalam Mendukung Pertukaran Perdagangan (INSTEX) akan mengizinkan transaksi keuangan yang dapat melangkahi sanksi AS. Mekanisme yang mirip dengan INSTEX dapat diimplementasikan dengan negara lain, termasuk Rusia dan Turki," tukasnya.
(esn)