Ancam Kedaulatan, India Boikot Proyek BRI China
A
A
A
BEIJING - India menentang hubungan konektivitas bernilai miliaran dolar antara China dan Pakistan, yang melewati Kashmir, wilayah yang diklaim bersama New Delhi dan Islamabad, Pakistan.
India telah menjelaskan bahwa keputusannya untuk membatalkan pertemuan puncak Belt and Road Initiative (BRI) atau Jalur Sutera Modern pada April lalu dipicu oleh masalah keamanan dan integritas wilayah. Ini menandai kedua kalinya India memboikot forum mega proyek China dalam dua tahun terakhir.
"Kami merasa bahwa konektivitas infrastruktur harus diselaraskan dengan prioritas nasional dan harus menghormati serta mengikuti (norma) tertentu yang dihormati dan diterima secara luas di dunia, yang meliputi unsur-unsur keterbukaan transparansi, bidang permainan yang setara, sosial, lingkungan dan keuangan keberlanjutan," kata duta besar India untuk China Vikram Misri, seperti dikutip dari Sputnik dari The New Indian Express, Sabtu (4/5/2019).
Diplomat itu menambahkan bahwa inisiatif di mana India ikut serta harus diselaraskan dengan prioritas nasional.
"Itu adalah satu keranjang. Keranjang lainnya adalah bahwa inisiatif ini dapat berkelanjutan dan berhasil hanya sejauh mereka menghormati masalah yang berkaitan dengan kedaulatan dan integritas teritorial," katanya, menekankan bahwa ketidakhadiran India di Belt and Road Forum tidak mempengaruhi perdagangan dengan China.
Belt and Road Forum kedua yang diadakan di Beijing pada 25-27 April lalu, India menolak mengirim wakilnya untuk menggarisbawahi penentangannya terhadap Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) senilai USD60 miliar.
CPEC, yang dirancang sebagai bagian dari proyek triliun dolar BRI yang banyak diiklankan di Beijing, berupaya menghubungkan provinsi Xinjiang bagian barat China dengan Karachi, kota terbesar Pakistan, dan Pelabuhan Gwadar di barat daya negara itu melalui jaringan jalan, kereta api, dan proyek energi.
Koridor itu melewati bagian dari wilayah Kashmir yang disengketakan yang telah ditahan dan dikelola oleh Pakistan selama tujuh dekade terakhir. India telah berulang kali menyatakan bahwa CPEC mengkompromikan integritas dan kedaulatan wilayahnya.
Seorang pensiunan jenderal Angkatan Darat India mengatakan bahwa kemajuan CPEC mengisyaratkan semakin dekat China dan Pakistan. Ia juga menyuarakan keprihatinan bahwa penempatan pasukan China baru-baru ini di dekat perbatasan India-Pakistan, seolah-olah dilakukan untuk mengamankan proyek di tengah gelombang protes oleh penduduk setempat, dapat menjadi dalih untuk penempatan pangkalan militer di Pakistan.
Pada pertemuan Belt and Road Forum pada 2017 lalu, New Deli juga tidak mengirim delegasi ke Beijing. India mengatakan bahwa KTT itu tidak memenuhi kriteria transparansi dan menghormati kedaulatan dan integritas teritorial.
Konferensi 2017 mengumpulkan 29 kepala negara dan pemerintahan, sementara KTT tahun ini diadakan pada skala yang lebih besar, menyatukan 37 pemimpin dunia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Italia Conte. Institusi global utama seperti Dana Moneter Internasional juga hadir.
India telah menjelaskan bahwa keputusannya untuk membatalkan pertemuan puncak Belt and Road Initiative (BRI) atau Jalur Sutera Modern pada April lalu dipicu oleh masalah keamanan dan integritas wilayah. Ini menandai kedua kalinya India memboikot forum mega proyek China dalam dua tahun terakhir.
"Kami merasa bahwa konektivitas infrastruktur harus diselaraskan dengan prioritas nasional dan harus menghormati serta mengikuti (norma) tertentu yang dihormati dan diterima secara luas di dunia, yang meliputi unsur-unsur keterbukaan transparansi, bidang permainan yang setara, sosial, lingkungan dan keuangan keberlanjutan," kata duta besar India untuk China Vikram Misri, seperti dikutip dari Sputnik dari The New Indian Express, Sabtu (4/5/2019).
Diplomat itu menambahkan bahwa inisiatif di mana India ikut serta harus diselaraskan dengan prioritas nasional.
"Itu adalah satu keranjang. Keranjang lainnya adalah bahwa inisiatif ini dapat berkelanjutan dan berhasil hanya sejauh mereka menghormati masalah yang berkaitan dengan kedaulatan dan integritas teritorial," katanya, menekankan bahwa ketidakhadiran India di Belt and Road Forum tidak mempengaruhi perdagangan dengan China.
Belt and Road Forum kedua yang diadakan di Beijing pada 25-27 April lalu, India menolak mengirim wakilnya untuk menggarisbawahi penentangannya terhadap Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) senilai USD60 miliar.
CPEC, yang dirancang sebagai bagian dari proyek triliun dolar BRI yang banyak diiklankan di Beijing, berupaya menghubungkan provinsi Xinjiang bagian barat China dengan Karachi, kota terbesar Pakistan, dan Pelabuhan Gwadar di barat daya negara itu melalui jaringan jalan, kereta api, dan proyek energi.
Koridor itu melewati bagian dari wilayah Kashmir yang disengketakan yang telah ditahan dan dikelola oleh Pakistan selama tujuh dekade terakhir. India telah berulang kali menyatakan bahwa CPEC mengkompromikan integritas dan kedaulatan wilayahnya.
Seorang pensiunan jenderal Angkatan Darat India mengatakan bahwa kemajuan CPEC mengisyaratkan semakin dekat China dan Pakistan. Ia juga menyuarakan keprihatinan bahwa penempatan pasukan China baru-baru ini di dekat perbatasan India-Pakistan, seolah-olah dilakukan untuk mengamankan proyek di tengah gelombang protes oleh penduduk setempat, dapat menjadi dalih untuk penempatan pangkalan militer di Pakistan.
Pada pertemuan Belt and Road Forum pada 2017 lalu, New Deli juga tidak mengirim delegasi ke Beijing. India mengatakan bahwa KTT itu tidak memenuhi kriteria transparansi dan menghormati kedaulatan dan integritas teritorial.
Konferensi 2017 mengumpulkan 29 kepala negara dan pemerintahan, sementara KTT tahun ini diadakan pada skala yang lebih besar, menyatukan 37 pemimpin dunia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Italia Conte. Institusi global utama seperti Dana Moneter Internasional juga hadir.
(ian)