Yunus Room di New York, Persembahan untuk Peraih Nobel Muhammad Yunus

Sabtu, 04 Mei 2019 - 09:08 WIB
Yunus Room di New York,...
Yunus Room di New York, Persembahan untuk Peraih Nobel Muhammad Yunus
A A A
NEW YORK - The Ford Foundation telah mendedikasikan sebuah ruangan yang disebut,"Yunus Room" untuk Profesor peraih Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus di markas besar mereka yang baru dibangun di New York.

The Ford Foundation adalah yayasan swasta Amerika dengan misi memajukan kesejahteraan manusia. Yayasan ini mengakui kontribusi Profesor Yunus dan Grameen Bank yang dirintisnya dari awal tahun 1980-an. Grameen Bank terkenal di dunia sebagai pelopor kredit mikro dan keuangan mikro.

Mengutip situs resmi Ford Foundation, Sabtu (4/5/2019), Yunus Room terletak di Level 10 di blok F dengan nama Floorplan. "Ruangan fleksibel ini cocok untuk mengadakan pertemuan, pelatihan, dan sesi breakout," bunyi keterangan yayasan tersebut dalam situsnya.

Tak hanya Yunus Room, d Level 10 juga terdapat Nelson Mandela Room di blok A, Fred Friendly Room di blok B, Justin Dart Room di blok C, Chief Wilma Mankiller di blok D, Fannie Lou Hamer Room di blok E dan Berta Caceres Room di blok G.

Pada Januari lalu, Muhammad Yunus menyinggung soal ketimpangan yang semestinya mendapat lebih banyak perhatian di surat kabar.

Ketika berbicara pada kunjungan ke The Matichon Group, yang menerbitkan Khaosod and Khaosod English, Yunus mencatat ketimpangan yang terus meningkat di masyarakat.

“Ketimpangan adalah bom waktu. Ketimpangan meningkat," kata Yunus.

Yunis meraih Hadiah Nobel Perdamaian pada 2006 bersama Grameen Bank atas upaya mereka melalui kredit mikro untuk menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial dari bawah.

Pria berusia 78 tahun itu memperingatkan bahwa sistem sosial runtuh ketika kesenjangan kesetaraan melebar.

"China menghasilkan lebih banyak miliarder tahun lalu daripada gabungan 10 tahun terakhir," kata Yunus, yang menambahkan bahwa bahkan ada miliarder di negara asalnya, Bangladesh, sekarang.

“Sembilan puluh delapan persen dari kekayaan dunia saat ini adalah milik mereka. Ini bahaya bagi seluruh umat manusia karena kita menghancurkan satu sama lain dalam 30 hingga 40 tahun," kata Yunus. "Ketika Anda berada di bawah, Anda tidak mendapatkan apa-apa."

Peraih Nobel itu bertanya mengapa, setelah empat dekade mempromosikan kredit mikro, sistem perbankan belum berubah dan konsep kredit mikro yang dipopulerkannya masih dalam catatan kaki. Sementara itu, setengah populasi dunia, sekitar 4 miliar orang, tidak memiliki akses ke kredit.

Dia mempromosikan apa yang disebut "bisnis sosial" di seluruh dunia sebagai alternatif dari tren pemasaran Corporate Social Responsibility, atau program CSR.

Gagasannya tentang bisnis sosial berbeda dari organisasi komersial dan nirlaba di mana semua keuntungan menuju tujuan sosial dan berusaha untuk menyelesaikan masalah sosial.

“Tidak ada keuntungan pribadi yang diinginkan oleh investornya. Bisnis sosial dapat mengatasi masalah seperti menyediakan layanan kesehatan, perumahan dan layanan keuangan untuk orang miskin, nutrisi untuk anak-anak kurang gizi, menyediakan air minum yang aman, memperkenalkan energi terbarukan dan banyak lagi dalam cara bisnis," bunyi pernyataan Yunus Centre.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0977 seconds (0.1#10.140)