Rumah Bordil Robot Seks Dibuka di Jepang
A
A
A
TOKYO - Sebuah rumah pelacuran atau bordil robot seks telah dibuka di Jepang. Keberadaan rumah mesum ini akan memperkenalkan boneks seks pria setelah terjadi lonjakan pria yang menginginkan percintaan yang melibatkan tiga orang (threesome).
Pemilik rumah bordil itu, Sergi Prieto, menawarkan pelanggan kesempatan untuk melakukan "fantasi terliar" mereka dan meluncurkan LumiDolls di kota Nagoya. Keberaraan rumah bordil ini mengikuti pembukaan sebelumnya di sejumlah tempat termasuk Rusia, Spanyol, dan Italia.
Lokasi terbaru ini di situsnya memasang taglin "Rasakan seks futuristik yang panas bersama Lumidoll Asia." Rumah bordil ini mematok tarif Rp4,6 juta untuk sesi tiga jam dan Rp1,6 untuk sesi satu jam.
"Untuk pertama kalinya, Lumidolls ada di Nagoya! Lumidolls menghadirkan bordil boneka seks hyper-realistis pertama di dunia," bunyi keterangan di situs web Lumidolls.
"Seks futuristik dapat dicoba sekarang. Hiduplah dengan kencan paling fantastis dengan karakter anime favoritmu," sambung keterangan itu.
"Wujudkan mimpi erotismu menjadi kenyataan dan habiskan malam yang tak terlupakan dengan satu atau lebih Lumidolls. Kamu akan terpesona," demikian keterangan di web rumah bordil tersebut seperti dikutip dari Mirror, Selasa (30/4/2019).
Pelangga rumah bordil ini dapat memilih apa yang akan dikenakan oleh boneka seksualnya selama bercinta. Pilihannya termasuk lingerie, pakaian anak sekolah, perlengkapan kebugaran atau 'wanita eksekutif'.
Mereka juga menerima 'permintaan khusus' dan sejauh ini ada empat boneka yang ditawarkan, termasuk Erika yang menawarkan ukuran payudara E-cup.
Berbicara tentang keputusan untuk memperkenalkan boneka seks pria, Prieto: "Kami baru-baru ini menghadiri beberapa klien yang meminta kencan dengan boneka pria dan boneka wanita pada saat yang sama."
"Mungkin biseksual, atau heteroseksual, yang ingin mengalami seks anal tanpa berinteraksi langsung dengan seorang pria dari darah dan daging," imbuhnya.
Berbicara tentang venue Jepang, ia menambahkan: “Layanan ini akan dikembangkan di sebuah hotel di mana pelanggan akan dapat memilih di antara 4 model yang berbeda, pada awalnya."
"Saat ini lonjakan masuknya pelanggan sama seperti di awal, tergantung pada tahunnya," imbuhnya.
"Kami percaya bahwa pelanggan yang masuk akan meningkat ketika peningkatan teknologi akan luar biasa dan kami dapat menawarkan model-model baru ini kepada klien kami," tukasnya.
Gambar-gambar dari dalam venue memberikan gambaran di mana pelanggan akan mendapatkan keintiman dengan boneka. Snaps menunjukkan kamar dengan lampu merah dan tempat tidur kulit lengkap dengan sofa dan TV.
"Untuk saat ini di LumiDolls, kami terus menggunakan boneka seks tanpa fungsi tambahan," terang Prieto.
"Di pasaran ada beberapa kemajuan seperti boneka seks dengan gerakan wajah dan kecerdasan buatan," imbuhnya.
"Tetapi pada saat ini kami tidak bermaksud memperkenalkan mereka ke rumah pelacuran karena harganya yang tinggi dan realisme yang rendah, dan fungsi-fungsi ini membutuhkan lebih banyak perbaikan," ungkapnya.
"Masih banyak waktu yang dibutuhkan untuk harga mulai turun dan jauh lebih mudah diakses," sambungnya.
"Saya pikir kemajuan teknologi di sektor ini harus dilihat dalam jangka menengah-panjang karena mereka membutuhkan teknologi dan mekanik yang sangat maju," ucapnya.
"Pada 2019 kami tidak percaya bahwa fungsionalitas baru akan muncul tetapi yang sudah ada akan ditingkatkan - kecerdasan buatan, gerakan wajah dll," tukasnya.
Pemilik rumah bordil itu, Sergi Prieto, menawarkan pelanggan kesempatan untuk melakukan "fantasi terliar" mereka dan meluncurkan LumiDolls di kota Nagoya. Keberaraan rumah bordil ini mengikuti pembukaan sebelumnya di sejumlah tempat termasuk Rusia, Spanyol, dan Italia.
Lokasi terbaru ini di situsnya memasang taglin "Rasakan seks futuristik yang panas bersama Lumidoll Asia." Rumah bordil ini mematok tarif Rp4,6 juta untuk sesi tiga jam dan Rp1,6 untuk sesi satu jam.
"Untuk pertama kalinya, Lumidolls ada di Nagoya! Lumidolls menghadirkan bordil boneka seks hyper-realistis pertama di dunia," bunyi keterangan di situs web Lumidolls.
"Seks futuristik dapat dicoba sekarang. Hiduplah dengan kencan paling fantastis dengan karakter anime favoritmu," sambung keterangan itu.
"Wujudkan mimpi erotismu menjadi kenyataan dan habiskan malam yang tak terlupakan dengan satu atau lebih Lumidolls. Kamu akan terpesona," demikian keterangan di web rumah bordil tersebut seperti dikutip dari Mirror, Selasa (30/4/2019).
Pelangga rumah bordil ini dapat memilih apa yang akan dikenakan oleh boneka seksualnya selama bercinta. Pilihannya termasuk lingerie, pakaian anak sekolah, perlengkapan kebugaran atau 'wanita eksekutif'.
Mereka juga menerima 'permintaan khusus' dan sejauh ini ada empat boneka yang ditawarkan, termasuk Erika yang menawarkan ukuran payudara E-cup.
Berbicara tentang keputusan untuk memperkenalkan boneka seks pria, Prieto: "Kami baru-baru ini menghadiri beberapa klien yang meminta kencan dengan boneka pria dan boneka wanita pada saat yang sama."
"Mungkin biseksual, atau heteroseksual, yang ingin mengalami seks anal tanpa berinteraksi langsung dengan seorang pria dari darah dan daging," imbuhnya.
Berbicara tentang venue Jepang, ia menambahkan: “Layanan ini akan dikembangkan di sebuah hotel di mana pelanggan akan dapat memilih di antara 4 model yang berbeda, pada awalnya."
"Saat ini lonjakan masuknya pelanggan sama seperti di awal, tergantung pada tahunnya," imbuhnya.
"Kami percaya bahwa pelanggan yang masuk akan meningkat ketika peningkatan teknologi akan luar biasa dan kami dapat menawarkan model-model baru ini kepada klien kami," tukasnya.
Gambar-gambar dari dalam venue memberikan gambaran di mana pelanggan akan mendapatkan keintiman dengan boneka. Snaps menunjukkan kamar dengan lampu merah dan tempat tidur kulit lengkap dengan sofa dan TV.
"Untuk saat ini di LumiDolls, kami terus menggunakan boneka seks tanpa fungsi tambahan," terang Prieto.
"Di pasaran ada beberapa kemajuan seperti boneka seks dengan gerakan wajah dan kecerdasan buatan," imbuhnya.
"Tetapi pada saat ini kami tidak bermaksud memperkenalkan mereka ke rumah pelacuran karena harganya yang tinggi dan realisme yang rendah, dan fungsi-fungsi ini membutuhkan lebih banyak perbaikan," ungkapnya.
"Masih banyak waktu yang dibutuhkan untuk harga mulai turun dan jauh lebih mudah diakses," sambungnya.
"Saya pikir kemajuan teknologi di sektor ini harus dilihat dalam jangka menengah-panjang karena mereka membutuhkan teknologi dan mekanik yang sangat maju," ucapnya.
"Pada 2019 kami tidak percaya bahwa fungsionalitas baru akan muncul tetapi yang sudah ada akan ditingkatkan - kecerdasan buatan, gerakan wajah dll," tukasnya.
(ian)