Ingin Masuk Selat Hormuz, AS Harus Minta Izin Garda Revolusi Iran
A
A
A
NEW YORK - Jika Amerika Serikat (AS) berusaha untuk beroperasi di Selat Hormuz, jalur perdagangan utama Teluk Persia, maka harus berbicara dengan mereka yang mempertahankannya. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, merujuk pada Garda Revolusi Iran (IRGC) yang telah dinyatakan sebagai kelompok teroris oleh AS.
"Siapa pun yang memasuki Selat Hormuz harus bekerja dengan kekuatan-kekuatan regional yang menyediakan keamanan untuk wilayah tersebut," kata Zarif pada sebuah acara Masyarakat Asia di New York, menambahkan bahwa ini berarti bekerja sama dengan Garda Revolusi Islam Iran.
Zarif pun memperingatkan Washington terhadap "gerakan gila" yang dapat membahayakan keamanan Iran, khususnya kemampuannya untuk mengangkut minyak melalui selat, sambil mengatakan bahwa Teheran terbuka untuk berdialog.
“Kami percaya bahwa Iran akan terus menjual minyaknya. Kami akan terus mencari pembeli untuk minyak kami dan kami akan terus menggunakan Selat Hormuz sebagai jalur transit yang aman untuk penjualan minyak kami,” ujarnya seperti dikutip dari RT, Kamis (25/4/2019).
"Jika AS mengambil tindakan gila untuk mencegah kita melakukan hal itu, maka itu harus disiapkan untuk konsekuensinya," imbuhnya.
Peringatan Zarif datang beberapa hari setelah pemerintahan Trump mengumumkan keputusannya untuk mencabut keringanan sanksi bagi delapan pembeli minyak terbesar Iran untuk terus mengimpor volume minyak tertentu meskipun pembatasan AS diberlakukan kembali tahun lalu setelah Washington secara sepihak meninggalkan kesepakatan nuklir Iran 2015.
Dorongan baru Washington untuk mengurangi impor minyak Teheran menjadi "nol" telah memicu kebencian di Ankara dan Beijing. Keduanya sebelumnya menikmati keringanan yang dijadwalkan berakhir pada Mei.
Zarif mencatat bahwa jika Gedung Putih ingin membawa Teheran ke meja perundingan, akan lebih bijaksana untuk mencabut ancaman dan mencoba berbicara dengan Iran sebagai gantinya.
"Kami alergi terhadap tekanan," ucapnya. "Cobalah bahasa hormat, itu tidak akan membunuhmu, percayalah," tukas Zarif.
"Siapa pun yang memasuki Selat Hormuz harus bekerja dengan kekuatan-kekuatan regional yang menyediakan keamanan untuk wilayah tersebut," kata Zarif pada sebuah acara Masyarakat Asia di New York, menambahkan bahwa ini berarti bekerja sama dengan Garda Revolusi Islam Iran.
Zarif pun memperingatkan Washington terhadap "gerakan gila" yang dapat membahayakan keamanan Iran, khususnya kemampuannya untuk mengangkut minyak melalui selat, sambil mengatakan bahwa Teheran terbuka untuk berdialog.
“Kami percaya bahwa Iran akan terus menjual minyaknya. Kami akan terus mencari pembeli untuk minyak kami dan kami akan terus menggunakan Selat Hormuz sebagai jalur transit yang aman untuk penjualan minyak kami,” ujarnya seperti dikutip dari RT, Kamis (25/4/2019).
"Jika AS mengambil tindakan gila untuk mencegah kita melakukan hal itu, maka itu harus disiapkan untuk konsekuensinya," imbuhnya.
Peringatan Zarif datang beberapa hari setelah pemerintahan Trump mengumumkan keputusannya untuk mencabut keringanan sanksi bagi delapan pembeli minyak terbesar Iran untuk terus mengimpor volume minyak tertentu meskipun pembatasan AS diberlakukan kembali tahun lalu setelah Washington secara sepihak meninggalkan kesepakatan nuklir Iran 2015.
Dorongan baru Washington untuk mengurangi impor minyak Teheran menjadi "nol" telah memicu kebencian di Ankara dan Beijing. Keduanya sebelumnya menikmati keringanan yang dijadwalkan berakhir pada Mei.
Zarif mencatat bahwa jika Gedung Putih ingin membawa Teheran ke meja perundingan, akan lebih bijaksana untuk mencabut ancaman dan mencoba berbicara dengan Iran sebagai gantinya.
"Kami alergi terhadap tekanan," ucapnya. "Cobalah bahasa hormat, itu tidak akan membunuhmu, percayalah," tukas Zarif.
(ian)