Iran Peringatkan AS Konsekuensi Atas Sanksi Minyak
A
A
A
NEW YORK - Amerika Serikat (AS) harus siap menghadapi konsekuensi jika berusaha menghentikan Iran dari menjual minyak dan menggunakan Selat Hormuz. Peringatan itu dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, sembari menawarkan negosiasi untuk pertukaran tahanan dengan Washington.
AS awal pekan ini menuntut pembeli menghentikan pembelian minyak Iran pada Mei mendatang atau menghadapi sanksi. Ancaman ini mengakhiri enam bulan keringanan yang memungkinkan delapan pembeli terbesar Iran, kebanyakan dari mereka dari Asia, untuk terus mengimpor minyak dengan volume terbatas.
“Kami percaya bahwa Iran akan terus menjual minyaknya. Kami akan terus mencari pembeli untuk minyak kami dan kami akan terus menggunakan Selat Hormuz sebagai jalur transit yang aman untuk penjualan minyak kami,” kata Zarif dalam sebuah acara Masyarakat Asia di New York.
"Jika Amerika Serikat mengambil tindakan gila dengan mencoba mencegah kita dari melakukan itu, maka itu harus disiapkan untuk konsekuensinya," Zarif memperingatkan tanpa memberikan secara spesifik konsekuensi yang dimaksud seperti dikutip dari Reuters, Kamis (25/4/2019).
Harga minyak mencapai level tertinggi sejak November pada hari Selasa setelah pengumuman Washington.
Ketika ditanya apakah kampanye tekanan AS di Teheran bertujuan memicu negosiasi lebih lanjut atau perubahan rezim, Zarif mengatakan: "Tim B paling tidak menginginkan perubahan rezim."
Dia menggambarkan Tim B termasuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan penasihat keamanan nasional John Bolton.
“Ini belum krisis, tapi situasi yang berbahaya. Kecelakaan mungkin terjadi. Saya tidak akan mengabaikan tim B yang merencanakan kecelakaan di mana pun di kawasan ini, terutama saat kami semakin dekat dengan pemilu. Kami belum ada di sana," tuturnya.
Zarif menyarankan kemungkinan kerja sama dengan AS untuk membawa stabilitas ke Irak dan Afghanistan, prioritas bagi Teheran dan Washington.
Ia juga mengatakan bersedia untuk menukar pekerja bantuan Inggris-Iran Nazanin Zaghari-Ratcliffe, yang telah ditahan di Iran sejak 2016, untuk seorang wanita Iran yang ditahan di Australia selama tiga tahun terakhir atas permintaan ekstradisi AS.
"Saya merasa kasihan pada mereka, dan saya telah melakukan yang terbaik untuk membantu," kata Zarif tentang Zaghari-Ratcliffe.
“Tapi tidak ada yang berbicara tentang wanita di Australia ini yang melahirkan seorang anak di penjara. Saya meletakkan permintaan ini di atas meja secara terbuka sekarang - menukarnya," ucapnya.
Zarif kemudian melanjutkan dengan mengatakan bahwa Iran telah mengatakan kepada pemerintah AS enam bulan lalu bahwa negara itu terbuka untuk kesepakatan pertukaran tahanan, tetapi belum menerima tanggapan.
“Semua orang yang ada di penjara di Amerika Serikat, atas permintaan ekstradisi dari Amerika Serikat, kami percaya tuduhan mereka palsu. Amerika Serikat percaya tuduhan terhadap orang-orang ini di Iran adalah palsu. Jangan bicarakan itu," cetusnya.
“Mari kita bertukar. Saya siap untuk melakukannya dan saya memiliki wewenang untuk melakukannya," tukas Zarif.
AS awal pekan ini menuntut pembeli menghentikan pembelian minyak Iran pada Mei mendatang atau menghadapi sanksi. Ancaman ini mengakhiri enam bulan keringanan yang memungkinkan delapan pembeli terbesar Iran, kebanyakan dari mereka dari Asia, untuk terus mengimpor minyak dengan volume terbatas.
“Kami percaya bahwa Iran akan terus menjual minyaknya. Kami akan terus mencari pembeli untuk minyak kami dan kami akan terus menggunakan Selat Hormuz sebagai jalur transit yang aman untuk penjualan minyak kami,” kata Zarif dalam sebuah acara Masyarakat Asia di New York.
"Jika Amerika Serikat mengambil tindakan gila dengan mencoba mencegah kita dari melakukan itu, maka itu harus disiapkan untuk konsekuensinya," Zarif memperingatkan tanpa memberikan secara spesifik konsekuensi yang dimaksud seperti dikutip dari Reuters, Kamis (25/4/2019).
Harga minyak mencapai level tertinggi sejak November pada hari Selasa setelah pengumuman Washington.
Ketika ditanya apakah kampanye tekanan AS di Teheran bertujuan memicu negosiasi lebih lanjut atau perubahan rezim, Zarif mengatakan: "Tim B paling tidak menginginkan perubahan rezim."
Dia menggambarkan Tim B termasuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan penasihat keamanan nasional John Bolton.
“Ini belum krisis, tapi situasi yang berbahaya. Kecelakaan mungkin terjadi. Saya tidak akan mengabaikan tim B yang merencanakan kecelakaan di mana pun di kawasan ini, terutama saat kami semakin dekat dengan pemilu. Kami belum ada di sana," tuturnya.
Zarif menyarankan kemungkinan kerja sama dengan AS untuk membawa stabilitas ke Irak dan Afghanistan, prioritas bagi Teheran dan Washington.
Ia juga mengatakan bersedia untuk menukar pekerja bantuan Inggris-Iran Nazanin Zaghari-Ratcliffe, yang telah ditahan di Iran sejak 2016, untuk seorang wanita Iran yang ditahan di Australia selama tiga tahun terakhir atas permintaan ekstradisi AS.
"Saya merasa kasihan pada mereka, dan saya telah melakukan yang terbaik untuk membantu," kata Zarif tentang Zaghari-Ratcliffe.
“Tapi tidak ada yang berbicara tentang wanita di Australia ini yang melahirkan seorang anak di penjara. Saya meletakkan permintaan ini di atas meja secara terbuka sekarang - menukarnya," ucapnya.
Zarif kemudian melanjutkan dengan mengatakan bahwa Iran telah mengatakan kepada pemerintah AS enam bulan lalu bahwa negara itu terbuka untuk kesepakatan pertukaran tahanan, tetapi belum menerima tanggapan.
“Semua orang yang ada di penjara di Amerika Serikat, atas permintaan ekstradisi dari Amerika Serikat, kami percaya tuduhan mereka palsu. Amerika Serikat percaya tuduhan terhadap orang-orang ini di Iran adalah palsu. Jangan bicarakan itu," cetusnya.
“Mari kita bertukar. Saya siap untuk melakukannya dan saya memiliki wewenang untuk melakukannya," tukas Zarif.
(ian)