Ditolak Korut, Pompeo: Negosiasi Jalan Terus
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo mengatakan, upaya diplomatik denuklirisasi Korea Utara (Korut) akan berlanjut. Hal itu dikatakannya sehari setelah seorang pejabat Korut mengatakan Pyongyang tidak lagi ingin berurusan dengannya dalam pembicaraan denuklirisasi.
"Tidak ada yang berubah. Kami akan terus bekerja untuk bernegosiasi; masih bertanggung jawab atas tim," kata Pompeo kepada wartawan di Washington.
"Presiden Trump jelas bertanggung jawab atas upaya keseluruhan, tetapi itu akan menjadi tim saya," jelasnya seperti dikutip dari 9News, Sabtu (20/4/2019).
Ia menambahkan bahwa diplomat AS yang dipimpin oleh Perwakilan Khusus untuk Korut, Stephen Biegun, akan melanjutkan upaya untuk mencapai denuklirisasi Korut. Menurutnya, pemimpin Korut Kim Jong-un telah berkomitmen akan hal itu pada Juni lalu.
"Saya yakin kita akan memiliki peluang nyata untuk mencapai hasil itu," kata Pompeo pada konferensi pers setelah pembicaraan dengan para menteri luar negeri dan pertahanan Jepang.
Pompeo mengatakan ia percaya kemungkinan untuk mempertahankan keterlibatan diplomatik dengan Korut, bahkan tanpa memberikan bantuan sanksi yang dituntut Pyongyang.
"Kami akan terus menekan Korea Utara untuk meninggalkan semua senjata pemusnah massal, program dan fasilitas terkait rudal balistiknya," ujar Pompeo.
"Kami akan terus menegakkan semua sanksi terhadap Korea Utara dan mendorong setiap negara untuk melakukannya," imbuhnya.
Sebelumnya pejabat Kementerian Luar Negeri Korut yang bertanggung jawab atas urusan AS mengatakan Pyongyang tidak lagi ingin berurusan dengan Pompeo dan ia harus diganti dalam pembicaraan oleh seseorang yang lebih matang.
Baca Juga: Korut Ogah Negosiasi Soal Nuklir dengan Pompeo
Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah Korut mengumumkan uji senjata pertama sejak pertemuan puncak kedua antara Trump dan Kim Jong-un buntu pada Februari.
Baca Juga: Kim Jong-un Pimpin Uji Tembak Senjata Kendali Taktis Korut
Para ahli mengatakan pernyataan Korut itu tampaknya bertujuan untuk memisahkan Trump dari para pejabat seniornya dengan harapan menuntut konsesi, khususnya pembebasan dari hukuman sanksi.
Pekan lalu, Kim Jong-un memperingatkan bahwa kegagalan KTT berisiko menghidupkan kembali ketegangan dan mengatakan dia hanya tertarik untuk bertemu Trump lagi jika Washington menunjukkan lebih banyak fleksibilitas. Ia memberikan batas waktu hingga akhir tahun untuk AS merubah sikapnya.
Baca Juga: Kim Jong-un Beri AS Waktu Hingga Akhir Tahun untuk Ubah Sikap
Trump mengatakan dia terbuka untuk pertemuan puncak dengan Kim Jong-un, tetapi penasihat keamanan nasionalnya John Bolton mengatakan kepada Bloomberg News pada hari Rabu bahwa pertama-tama perlu ada indikasi serius dari Korut bahwa mereka telah memutuskan untuk menyerahkan senjata nuklir.
"Tidak ada yang berubah. Kami akan terus bekerja untuk bernegosiasi; masih bertanggung jawab atas tim," kata Pompeo kepada wartawan di Washington.
"Presiden Trump jelas bertanggung jawab atas upaya keseluruhan, tetapi itu akan menjadi tim saya," jelasnya seperti dikutip dari 9News, Sabtu (20/4/2019).
Ia menambahkan bahwa diplomat AS yang dipimpin oleh Perwakilan Khusus untuk Korut, Stephen Biegun, akan melanjutkan upaya untuk mencapai denuklirisasi Korut. Menurutnya, pemimpin Korut Kim Jong-un telah berkomitmen akan hal itu pada Juni lalu.
"Saya yakin kita akan memiliki peluang nyata untuk mencapai hasil itu," kata Pompeo pada konferensi pers setelah pembicaraan dengan para menteri luar negeri dan pertahanan Jepang.
Pompeo mengatakan ia percaya kemungkinan untuk mempertahankan keterlibatan diplomatik dengan Korut, bahkan tanpa memberikan bantuan sanksi yang dituntut Pyongyang.
"Kami akan terus menekan Korea Utara untuk meninggalkan semua senjata pemusnah massal, program dan fasilitas terkait rudal balistiknya," ujar Pompeo.
"Kami akan terus menegakkan semua sanksi terhadap Korea Utara dan mendorong setiap negara untuk melakukannya," imbuhnya.
Sebelumnya pejabat Kementerian Luar Negeri Korut yang bertanggung jawab atas urusan AS mengatakan Pyongyang tidak lagi ingin berurusan dengan Pompeo dan ia harus diganti dalam pembicaraan oleh seseorang yang lebih matang.
Baca Juga: Korut Ogah Negosiasi Soal Nuklir dengan Pompeo
Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah Korut mengumumkan uji senjata pertama sejak pertemuan puncak kedua antara Trump dan Kim Jong-un buntu pada Februari.
Baca Juga: Kim Jong-un Pimpin Uji Tembak Senjata Kendali Taktis Korut
Para ahli mengatakan pernyataan Korut itu tampaknya bertujuan untuk memisahkan Trump dari para pejabat seniornya dengan harapan menuntut konsesi, khususnya pembebasan dari hukuman sanksi.
Pekan lalu, Kim Jong-un memperingatkan bahwa kegagalan KTT berisiko menghidupkan kembali ketegangan dan mengatakan dia hanya tertarik untuk bertemu Trump lagi jika Washington menunjukkan lebih banyak fleksibilitas. Ia memberikan batas waktu hingga akhir tahun untuk AS merubah sikapnya.
Baca Juga: Kim Jong-un Beri AS Waktu Hingga Akhir Tahun untuk Ubah Sikap
Trump mengatakan dia terbuka untuk pertemuan puncak dengan Kim Jong-un, tetapi penasihat keamanan nasionalnya John Bolton mengatakan kepada Bloomberg News pada hari Rabu bahwa pertama-tama perlu ada indikasi serius dari Korut bahwa mereka telah memutuskan untuk menyerahkan senjata nuklir.
(ian)