Baru Sehari Dilantik, Pemimpin Sementara Sudan Menggundurkan Diri
A
A
A
KHARTOUM - Kepala Dewan Transisi Militer Sudan yang berkuasa mengundurkan diri lewat sebuah pidato yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi pemerintah. Jenderal Awad Ibn Auf kemudian menyebut Letnan Jenderal Abdel Fattah Burhan sebagai penggantinya.
Pengunduran diri Ibn Auf terjadi sehari setelah penggulingan mantan Presiden Omar-al Bashir ketika seruan untuk pemerintah yang dipimpin sipil meningkat. Puluhan ribu pengunjuk rasa berkumpul di Ibu Kota Sudan, Khartoum, menuntut transisi yang dipimpin warga sipil.
"Saya, Kepala Dewan Militer, mengumumkan bahwa saya menyerahkan jabatan ini," kata Ibn Auf, hanya sehari setelah dia dilantik sebagai kepala dewan militer transisi.
"Ini untuk kepentingan bangsa kita, tanpa harus melihat minat khusus, besar atau kecil yang dapat menghambat kemajuannya," ujarnya dalam sebuah pernyataan singkat.
"Saya ingin merekomendasikan agar Anda bekerja sama dan mencapai solusi dengan sangat dengan cepat," tukasnya seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (13/4/2019).
Ibn Auf mengatakan dia yakin Burhan akan mengarahkan "kapal ke pantai yang aman," dan menambahkan dia melangkah ke samping untuk menjaga persatuan angkatan bersenjata.
Para pengunjuk rasa di Khartoum menyambut langkah itu dengan lolongan dan sorakan.
"Orang-orang merayakan di jalanan; mereka mengatakan bahwa mereka berhasil menggulingkan Presiden Omar al-Bashir setelah empat bulan protes dan kurang dari 48 jam setelah dewan militer mengambil alih, mereka juga berhasil menjatuhkan Ibn Auf," kata jurnalis Al Jazeera, Hiba Morgan, dari Ibu Kota Sudan.
Burhan, yang ditunjuk sebagai kepala staf al-Bashir dan kepala pasukan darat pada bulan Februari, tidak memiliki catatan tercemar seperti yang dimiliki pejabat era al-Bashir lainnya. Hal itu merujuk pada kejahatan perang terhadap mantan presiden dan penggantinya selama perang 2003-2008 di wilayah barat Darfur, Sudan.
Pemimpin baru Dewan Militer Sudan adalah salah satu jenderal yang menyambangi pengunjuk rasa di perkemahan selama seminggu di dekat markas militer, bertemu dengan mereka secara tatap muka, dan mendengarkan pandangan mereka.
Morgan mengatakan Burhan diperkirakan akan berbicara kepada publik Sudan pada hari Sabtu waktu setempat.
"Para pengunjuk rasa sedang menunggu untuk melihat visi dan rencana seperti apa yang dimiliki Burhan, (untuk) melihat apakah ia akan menjadi orang yang mereka inginkan untuk mewakili mereka selama masa transisi, atau apakah mereka harus melanjutkan dengan tetap berada di posisi mereka," tukasnya.
Pengunduran diri Ibn Auf terjadi sehari setelah penggulingan mantan Presiden Omar-al Bashir ketika seruan untuk pemerintah yang dipimpin sipil meningkat. Puluhan ribu pengunjuk rasa berkumpul di Ibu Kota Sudan, Khartoum, menuntut transisi yang dipimpin warga sipil.
"Saya, Kepala Dewan Militer, mengumumkan bahwa saya menyerahkan jabatan ini," kata Ibn Auf, hanya sehari setelah dia dilantik sebagai kepala dewan militer transisi.
"Ini untuk kepentingan bangsa kita, tanpa harus melihat minat khusus, besar atau kecil yang dapat menghambat kemajuannya," ujarnya dalam sebuah pernyataan singkat.
"Saya ingin merekomendasikan agar Anda bekerja sama dan mencapai solusi dengan sangat dengan cepat," tukasnya seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (13/4/2019).
Ibn Auf mengatakan dia yakin Burhan akan mengarahkan "kapal ke pantai yang aman," dan menambahkan dia melangkah ke samping untuk menjaga persatuan angkatan bersenjata.
Para pengunjuk rasa di Khartoum menyambut langkah itu dengan lolongan dan sorakan.
"Orang-orang merayakan di jalanan; mereka mengatakan bahwa mereka berhasil menggulingkan Presiden Omar al-Bashir setelah empat bulan protes dan kurang dari 48 jam setelah dewan militer mengambil alih, mereka juga berhasil menjatuhkan Ibn Auf," kata jurnalis Al Jazeera, Hiba Morgan, dari Ibu Kota Sudan.
Burhan, yang ditunjuk sebagai kepala staf al-Bashir dan kepala pasukan darat pada bulan Februari, tidak memiliki catatan tercemar seperti yang dimiliki pejabat era al-Bashir lainnya. Hal itu merujuk pada kejahatan perang terhadap mantan presiden dan penggantinya selama perang 2003-2008 di wilayah barat Darfur, Sudan.
Pemimpin baru Dewan Militer Sudan adalah salah satu jenderal yang menyambangi pengunjuk rasa di perkemahan selama seminggu di dekat markas militer, bertemu dengan mereka secara tatap muka, dan mendengarkan pandangan mereka.
Morgan mengatakan Burhan diperkirakan akan berbicara kepada publik Sudan pada hari Sabtu waktu setempat.
"Para pengunjuk rasa sedang menunggu untuk melihat visi dan rencana seperti apa yang dimiliki Burhan, (untuk) melihat apakah ia akan menjadi orang yang mereka inginkan untuk mewakili mereka selama masa transisi, atau apakah mereka harus melanjutkan dengan tetap berada di posisi mereka," tukasnya.
(ian)