Assad: Apa Yang Terjadi di Venezuela Mirip dengan di Suriah
A
A
A
DAMASKUS - Perang di Suriah memiliki banyak kesamaan dengan krisis politik yang mencengkeram Venezuela, di mana pihak asing mencoba mencampuri urusan dalam negeri dan merusak kedaulatan. Hal itu disampaikan Presiden Suriah Bashar Assad kepada Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza yang berkunjung ke Damaskus.
"Apa yang terjadi di Venezuela mirip dengan perkembangan di Suriah," kata Assad. Menurutnya, mereka yang ikut campur dalam kedua krisis ini mencari hegemoni atas kedaulatan Suriah dan Venezuela.
Presiden Assad mengecam campur tangan secara mencolok oleh Amerika Serikat dan sekutunya terhadap urusan dalam negeri Venezuela. "Sanksi dan embargo menjadi contoh pedoman untuk menekan siapa pun yang tidak mematuhi kebijakan mereka," ujarnya, seperti dikutip Russia Today, Jumat (5/4/2019).
Awal tahun ini, pemimpin oposisi Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela. Dia mendapatkan dukungan dan pengakuan tanpa syarat dari AS dan negara-negara Barat lainnya. Washington bahkan telah mempertimbangkan untuk melakukan apa yang mereka sebut "intervensi kemanusiaan" untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.
Konflik Suriah dimulai dengan demonstrasi anti-pemerintah yang terinspirasi oleh kerusuhan Arab Spring 2011. Protes meletus di beberapa kota besar, di mana demonstran pro-oposisi menuntut agar Assad lengser.
Beberapa kelompok anti-pemerintah kemudian mengangkat senjata dan kekerasan meningkat dengan cepat yang mendorong negara itu dalam perang saudara.
Sebagian besar negara-negara Barat terang-terangan mendukung pemberontak anti-Assad dengan menyatakan bahwa Presiden Assad telah kehilangan legitimasinya. Kelompok-kelompok militan mengambil alih kendali atas sebagian besar wilayah Suriah selama kekacauan perang saudara dan kemunculan kelompok Islamic State atau ISIS m dan para teroris lainnya.
Sebagian besar dari yang disebut "oposisi moderat," didukung dan didanai oleh Barat saat berperang dengan tentara rezim Suriah.
"Apa yang terjadi di Venezuela mirip dengan perkembangan di Suriah," kata Assad. Menurutnya, mereka yang ikut campur dalam kedua krisis ini mencari hegemoni atas kedaulatan Suriah dan Venezuela.
Presiden Assad mengecam campur tangan secara mencolok oleh Amerika Serikat dan sekutunya terhadap urusan dalam negeri Venezuela. "Sanksi dan embargo menjadi contoh pedoman untuk menekan siapa pun yang tidak mematuhi kebijakan mereka," ujarnya, seperti dikutip Russia Today, Jumat (5/4/2019).
Awal tahun ini, pemimpin oposisi Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela. Dia mendapatkan dukungan dan pengakuan tanpa syarat dari AS dan negara-negara Barat lainnya. Washington bahkan telah mempertimbangkan untuk melakukan apa yang mereka sebut "intervensi kemanusiaan" untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.
Konflik Suriah dimulai dengan demonstrasi anti-pemerintah yang terinspirasi oleh kerusuhan Arab Spring 2011. Protes meletus di beberapa kota besar, di mana demonstran pro-oposisi menuntut agar Assad lengser.
Beberapa kelompok anti-pemerintah kemudian mengangkat senjata dan kekerasan meningkat dengan cepat yang mendorong negara itu dalam perang saudara.
Sebagian besar negara-negara Barat terang-terangan mendukung pemberontak anti-Assad dengan menyatakan bahwa Presiden Assad telah kehilangan legitimasinya. Kelompok-kelompok militan mengambil alih kendali atas sebagian besar wilayah Suriah selama kekacauan perang saudara dan kemunculan kelompok Islamic State atau ISIS m dan para teroris lainnya.
Sebagian besar dari yang disebut "oposisi moderat," didukung dan didanai oleh Barat saat berperang dengan tentara rezim Suriah.
(mas)