Presiden Bouteflika Lengser, Warga Aljazair Merayakannya di Jalan
A
A
A
ALGIERS - Ratusan warga Aljazair turun ke jalan-jalan ibu kota pada Selasa malam untuk merayakan lengsernya Presiden Abdelaziz Bouteflika yang sudah berkuasa selama 20 tahun. Presiden tersebut resmi mengundurkan diri setelah demo besar pecah sejak 22 Februari 2019.
Anak-anak muda mengibarkan bendera Aljazair dan berkonvoi dengan kendaraan di pusat kota. "Allahu Akbar (Allah Maha Besar)," teriak seorang warga yang merayakan lengsernya Bouteflika, seperti dikutip Reuters, Rabu (3/4/2019).Kantor berita APS menyatakan presiden kawakan ini telah memberi tahu dewan konstitusi Aljazair tentang keputusannya untuk mundur.
Media pemerintah melaporkan Presiden Bouteflika telah resmi mengundurkan diri setelah demo besar untuk menentang kekuasannya pecah selama berminggu-minggu.
Kantor berita APS melaporkan pemimpin yang berusia 82 tahun itu mengumumkan pernyataan pengunduran dirinya beberapa jam setelah kepala pasukan Aljazair, Ahmed Gaid Salah, menuntut tindakan segera untuk melengserkan Bouteflika dari jabatannya.
Salah mengatakan sarana konstitusional untuk menyatakan presiden tidak layak memerintah harus segera diterapkan.
"Tidak ada lagi ruang untuk membuang waktu. Kami memutuskan dengan jelas untuk berdiri bersama orang-orang sehingga semua tuntutan mereka terpenuhi," kata Salah setelah pertemuan dengan perwira senior.
Protes menentang Bouteflika pecah di seluruh Aljazair sejak Februari ketika presiden mengumumkan keputusannya untuk mencalonkan diri sebagai presiden untuk masa jabatan periode kelima.
Pada hari Senin, Bouteflika, dalam kondisi kesehatan yang buruk dan jarang terlihat di depan umum sejak ia menderita stroke pada 2013, mengatakan ia akan mengundurkan diri sebelum akhir masa jabatannya pada 28 April.
Tetapi seorang pemimpin protes dan partai-partai oposisi menolak jedwa waktu tersebut. Sementara itu, ratusan pelajar turun ke jalan di Algiers pada hari Selasa untuk menuntut penggantian sistem politik yang secara luas dipandang tidak mampu melakukan reformasi yang signifikan.
Anak-anak muda mengibarkan bendera Aljazair dan berkonvoi dengan kendaraan di pusat kota. "Allahu Akbar (Allah Maha Besar)," teriak seorang warga yang merayakan lengsernya Bouteflika, seperti dikutip Reuters, Rabu (3/4/2019).Kantor berita APS menyatakan presiden kawakan ini telah memberi tahu dewan konstitusi Aljazair tentang keputusannya untuk mundur.
Media pemerintah melaporkan Presiden Bouteflika telah resmi mengundurkan diri setelah demo besar untuk menentang kekuasannya pecah selama berminggu-minggu.
Kantor berita APS melaporkan pemimpin yang berusia 82 tahun itu mengumumkan pernyataan pengunduran dirinya beberapa jam setelah kepala pasukan Aljazair, Ahmed Gaid Salah, menuntut tindakan segera untuk melengserkan Bouteflika dari jabatannya.
Salah mengatakan sarana konstitusional untuk menyatakan presiden tidak layak memerintah harus segera diterapkan.
"Tidak ada lagi ruang untuk membuang waktu. Kami memutuskan dengan jelas untuk berdiri bersama orang-orang sehingga semua tuntutan mereka terpenuhi," kata Salah setelah pertemuan dengan perwira senior.
Protes menentang Bouteflika pecah di seluruh Aljazair sejak Februari ketika presiden mengumumkan keputusannya untuk mencalonkan diri sebagai presiden untuk masa jabatan periode kelima.
Pada hari Senin, Bouteflika, dalam kondisi kesehatan yang buruk dan jarang terlihat di depan umum sejak ia menderita stroke pada 2013, mengatakan ia akan mengundurkan diri sebelum akhir masa jabatannya pada 28 April.
Tetapi seorang pemimpin protes dan partai-partai oposisi menolak jedwa waktu tersebut. Sementara itu, ratusan pelajar turun ke jalan di Algiers pada hari Selasa untuk menuntut penggantian sistem politik yang secara luas dipandang tidak mampu melakukan reformasi yang signifikan.
(mas)