Kamp Konsentrasi Mengerikan yang Terlupakan Sejarah
A
A
A
MENDENGAR kata kamp konsentrasi pikiran kita akan langsung tertuju kepada Hitler atau Stalin. Kedua diktator besar ini sama-sama memiliki kamp konsentrasi mematikan. Sebenarnya masih banyak kamp konsentrasi lain yang tak kalah mengerikan lainnya di berbagai penjuru dunia. Berikut sejumlah kamp konsentrasi yang terlupakan sejarah.
1. Kamp Konsentrasi Pendidikan Ulang (Vietnam)
Setelah Perang Vietnam selesai, orang-orang di Vietnam bagian selatan harus mengalami kejadian mengerikan dalam hidupnya. Mereka harus memilih untuk pergi dari negara atau masuk ke dalam kamp konsentrasi yang katanya akan mengembalikan ideologi mereka.
Di dalam kamp itu, semua orang diperlakukan dengan sangat mengerikan. Sebanyak 165.000 orang di dalam kamp ini meninggal dunia akibat penyakit menular, kelaparan parah, dan juga siksaan yang tidak ada habisnya.
2. Kamp Konsentrasi AS di Filipina
Setelah merebutnya dari Spanyol, Amerika Serikat (AS) pada era 1899-1902 berusaha mempertahankan koloni barunya di Asia yakni Filipina. Selama perang Filipina-Amerika, AS memerintahkan seluruh populasi dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi.
Siapa saja yang tidak patuh dianggap mendukung pasukan pemberontak. Seperti halnya dengan pendekatan bumi hangus Herbert Kitchener, Angkatan Darat AS membakar apa pun yang ditawan sehingga tidak ada yang dapat digunakan oleh musuh.
Sekitar 300.000 orang Filipina dibawa ke kamp-kamp dan ditahan di bawah todongan senjata. Meskipun jumlah korban masih simpang siur namun diperkirakan 20% rakyat Filipina meregang nyawa di beberapa kamp.
3. Kamp Konsentrasi Sri Lanka
Ada beberapa perdebatan tentang apakah kamp-kamp yang dibentuk selama Perang Saudara Sri Lanka adalah kamp konsentrasi sah atau tidak. Awalnya, warga sipil yang tidak bersalah dimasukkan ke dalam kamp untuk melindungi mereka.
Alih-alih dipanggil narapidana, orang-orang itu disebut sebagai “pengungsi internal” (IDPs). Amnesty International sangat memprotes kondisi menyedihkan orang-orang IDPs tersebut. Kamp-kamp tersebut secara resmi ditutup pada 2012, tetapi diperkirakan 100.000 pengungsi masih berada di kamp.
4. Kamp Konsentrasi Inggris di Afrika Selatan
Selama Perang Afrika Selatan tahun 1900–1902, pasukan Inggris berusaha melemahkan dan melemahkan moral Boer — pemukim Belanda di wilayah tersebut — dengan memasukkan perempuan dan anak-anak di 45 kamp konsentrasi di seluruh Afrika Selatan. Kondisi menjadi lebih mengerikan ketika Herbert Kitchener, penggagas konsep "kebijakan bumi hangus," menjadi panglima tertinggi Afrika Selatan.
Di bawah kendalinya, perempuan, anak-anak, dan orang kulit hitam digiring ke kamp-kamp yang sudah tidak memadai dan penuh sesak. Lebih dari 26.000 perempuan dan anak-anak meninggal, dan diyakini bahwa sekitar 14.000 tahanan kulit hitam mati.
5. Kamp Konsentrasi Pulau Dawson (Chili)
Di luar kamp konsentrasi gulag di Siberia era Stalin, mungkin tidak ada kamp konsentrasi lain yang sedingin, terisolasi, dan sekeras iklim seperti Pulau Dawson. Kamp pulau ini terletak di tengah Selat Magellan, di salah satu pemukiman manusia paling selatan sebelum Antartika.
Sejarah pulau sebagai kamp konsentrasi berasal dari tahun 1800-an, ketika misionaris Italia mengangkut orang-orang Selknam, sebuah kelompok penduduk asli Patagonian, di sana untuk tujuan pendidikan dan studi agama. Baru-baru ini, Pulau Dawson digunakan sebagai kamp penjara militer setelah Kudeta Chili tahun 1973. Itu memenjarakan tahanan politik terkenal dari pemerintahan Salvador Allende yang digulingkan.
6. Kamp Konsentrasi Tarrafal (Cape Verde, Portugal)
Kamp Tarrafal dikenal sebagai “Camp of the Slow Death”. Awalnya dibuat pada 1936 oleh diktator Portugis Antonio de Oliveira Salazar yang diperuntukkan bagi siapa saja yang menentang rezim kekuasaannya.
Di kamp ini, orang-orang yang ditangkap karena melakukan kejahatan dan anti pemerintah akan diperlakukan dengan sangat mengerikan. Kamp dilengkapi parit, dinding beton, kawat berduri, dan tambahan lain yang membuat kamp menyerupai benteng abad pertengahan. Seolah terinspirasi Nazi, kamar penyiksaan juga didirikan di dalam kamp.
7. Kamp Konsentrasi Omarska (Bosnia Herzegovina)
Saat terjadi perang Bosnia di tahun 1992-1995, ratusan kamp konsentrasi dibuat oleh orang Bosnia-Serbia untuk membersihkan negara dari orang-orang non-Serbia. Omarska salah satu kamp konsentrasi yang menampung 7.000 muslim Bosnia dan orang dari Kroasia.
Kamp-kamp konsentrasi yang ada di Bosnia dijalankan dengan sangat mengerikan. Mereka menyiksa dan membunuh orang seperti tidak merasakan dosa. Bahkan dalam sejarah tercatat jika setidaknya 100.000 orang meninggal dalam genosida yang terjadi di kamp kosentrasi milik Bosnia.
8. Kamp 'Rekonsentrasi' Spanyol di Kuba
Pada 1896, Spanyol gagal meredam pemberontakan di Kuba. Spanyol kemudian mengirim Jenderal Valeriano Weyler yang dijuluki Jagal Weyler, yang memilih kamp konsentrasi untuk mengendalikan pemberontakan. Jenderal Weyler mengumpulkan orang-orang Kuba pedesaan dan, mengklaim itu sebagai langkah perlindungan.
Setelah mengumumkan kebijakan rekonsentrasinya, warga memiliki delapan hari untuk melapor ke kamp-kamp atau mereka akan ditembak. Para tawanan hidup di lingkungan jorok dengan penampungan tidak memadai. Lebih dari 400.000 orang Kuba tewas di kamp-kamp itu, yang membuat beberapa orang menyebutnya sebagai Holocaust Kuba.
9. Kamp Sosial Deviant (Kuba)
Kuba pernah memiliki salah satu kamp paling mengerikan di dunia. Kamp ini diperuntukkan bagi mereka yang kontra-revolusioner dan menentang rezim Fidel Castro. Di kamp ini, orang-orang yang diduga seorang penyuka sesama jenis, pengidap HIV/AIDS, penjahat, dan tawanan lainnya dipekerjakan dengan cara yang mengenaskan.
Motto dari kamp ini adalah “work will make you men”, bekerja akan membuatmu menjadi seorang pria. Dalam kamp ini, semua pria dipekerjakan dengan mengerikan. (Wahyono)
Sumber: www.listverse.com
1. Kamp Konsentrasi Pendidikan Ulang (Vietnam)
Setelah Perang Vietnam selesai, orang-orang di Vietnam bagian selatan harus mengalami kejadian mengerikan dalam hidupnya. Mereka harus memilih untuk pergi dari negara atau masuk ke dalam kamp konsentrasi yang katanya akan mengembalikan ideologi mereka.
Di dalam kamp itu, semua orang diperlakukan dengan sangat mengerikan. Sebanyak 165.000 orang di dalam kamp ini meninggal dunia akibat penyakit menular, kelaparan parah, dan juga siksaan yang tidak ada habisnya.
2. Kamp Konsentrasi AS di Filipina
Setelah merebutnya dari Spanyol, Amerika Serikat (AS) pada era 1899-1902 berusaha mempertahankan koloni barunya di Asia yakni Filipina. Selama perang Filipina-Amerika, AS memerintahkan seluruh populasi dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi.
Siapa saja yang tidak patuh dianggap mendukung pasukan pemberontak. Seperti halnya dengan pendekatan bumi hangus Herbert Kitchener, Angkatan Darat AS membakar apa pun yang ditawan sehingga tidak ada yang dapat digunakan oleh musuh.
Sekitar 300.000 orang Filipina dibawa ke kamp-kamp dan ditahan di bawah todongan senjata. Meskipun jumlah korban masih simpang siur namun diperkirakan 20% rakyat Filipina meregang nyawa di beberapa kamp.
3. Kamp Konsentrasi Sri Lanka
Ada beberapa perdebatan tentang apakah kamp-kamp yang dibentuk selama Perang Saudara Sri Lanka adalah kamp konsentrasi sah atau tidak. Awalnya, warga sipil yang tidak bersalah dimasukkan ke dalam kamp untuk melindungi mereka.
Alih-alih dipanggil narapidana, orang-orang itu disebut sebagai “pengungsi internal” (IDPs). Amnesty International sangat memprotes kondisi menyedihkan orang-orang IDPs tersebut. Kamp-kamp tersebut secara resmi ditutup pada 2012, tetapi diperkirakan 100.000 pengungsi masih berada di kamp.
4. Kamp Konsentrasi Inggris di Afrika Selatan
Selama Perang Afrika Selatan tahun 1900–1902, pasukan Inggris berusaha melemahkan dan melemahkan moral Boer — pemukim Belanda di wilayah tersebut — dengan memasukkan perempuan dan anak-anak di 45 kamp konsentrasi di seluruh Afrika Selatan. Kondisi menjadi lebih mengerikan ketika Herbert Kitchener, penggagas konsep "kebijakan bumi hangus," menjadi panglima tertinggi Afrika Selatan.
Di bawah kendalinya, perempuan, anak-anak, dan orang kulit hitam digiring ke kamp-kamp yang sudah tidak memadai dan penuh sesak. Lebih dari 26.000 perempuan dan anak-anak meninggal, dan diyakini bahwa sekitar 14.000 tahanan kulit hitam mati.
5. Kamp Konsentrasi Pulau Dawson (Chili)
Di luar kamp konsentrasi gulag di Siberia era Stalin, mungkin tidak ada kamp konsentrasi lain yang sedingin, terisolasi, dan sekeras iklim seperti Pulau Dawson. Kamp pulau ini terletak di tengah Selat Magellan, di salah satu pemukiman manusia paling selatan sebelum Antartika.
Sejarah pulau sebagai kamp konsentrasi berasal dari tahun 1800-an, ketika misionaris Italia mengangkut orang-orang Selknam, sebuah kelompok penduduk asli Patagonian, di sana untuk tujuan pendidikan dan studi agama. Baru-baru ini, Pulau Dawson digunakan sebagai kamp penjara militer setelah Kudeta Chili tahun 1973. Itu memenjarakan tahanan politik terkenal dari pemerintahan Salvador Allende yang digulingkan.
6. Kamp Konsentrasi Tarrafal (Cape Verde, Portugal)
Kamp Tarrafal dikenal sebagai “Camp of the Slow Death”. Awalnya dibuat pada 1936 oleh diktator Portugis Antonio de Oliveira Salazar yang diperuntukkan bagi siapa saja yang menentang rezim kekuasaannya.
Di kamp ini, orang-orang yang ditangkap karena melakukan kejahatan dan anti pemerintah akan diperlakukan dengan sangat mengerikan. Kamp dilengkapi parit, dinding beton, kawat berduri, dan tambahan lain yang membuat kamp menyerupai benteng abad pertengahan. Seolah terinspirasi Nazi, kamar penyiksaan juga didirikan di dalam kamp.
7. Kamp Konsentrasi Omarska (Bosnia Herzegovina)
Saat terjadi perang Bosnia di tahun 1992-1995, ratusan kamp konsentrasi dibuat oleh orang Bosnia-Serbia untuk membersihkan negara dari orang-orang non-Serbia. Omarska salah satu kamp konsentrasi yang menampung 7.000 muslim Bosnia dan orang dari Kroasia.
Kamp-kamp konsentrasi yang ada di Bosnia dijalankan dengan sangat mengerikan. Mereka menyiksa dan membunuh orang seperti tidak merasakan dosa. Bahkan dalam sejarah tercatat jika setidaknya 100.000 orang meninggal dalam genosida yang terjadi di kamp kosentrasi milik Bosnia.
8. Kamp 'Rekonsentrasi' Spanyol di Kuba
Pada 1896, Spanyol gagal meredam pemberontakan di Kuba. Spanyol kemudian mengirim Jenderal Valeriano Weyler yang dijuluki Jagal Weyler, yang memilih kamp konsentrasi untuk mengendalikan pemberontakan. Jenderal Weyler mengumpulkan orang-orang Kuba pedesaan dan, mengklaim itu sebagai langkah perlindungan.
Setelah mengumumkan kebijakan rekonsentrasinya, warga memiliki delapan hari untuk melapor ke kamp-kamp atau mereka akan ditembak. Para tawanan hidup di lingkungan jorok dengan penampungan tidak memadai. Lebih dari 400.000 orang Kuba tewas di kamp-kamp itu, yang membuat beberapa orang menyebutnya sebagai Holocaust Kuba.
9. Kamp Sosial Deviant (Kuba)
Kuba pernah memiliki salah satu kamp paling mengerikan di dunia. Kamp ini diperuntukkan bagi mereka yang kontra-revolusioner dan menentang rezim Fidel Castro. Di kamp ini, orang-orang yang diduga seorang penyuka sesama jenis, pengidap HIV/AIDS, penjahat, dan tawanan lainnya dipekerjakan dengan cara yang mengenaskan.
Motto dari kamp ini adalah “work will make you men”, bekerja akan membuatmu menjadi seorang pria. Dalam kamp ini, semua pria dipekerjakan dengan mengerikan. (Wahyono)
Sumber: www.listverse.com
(poe)