Pusat Perawatan Ebola di Kongo Diserang, Satu Tewas
A
A
A
KINSHASA - Penyerang bersenjata berat menyerang pusat perawatan Ebola di jantung wabah mematikan Kongo timur pada hari Sabtu waktu setempat. Pihak berwenang mengatakan satu petugas polisi tewas dan pekerja kesehatan terluka, sementara pasien yang ketakutan menunggu di ruang isolasi hingga penyerangan berakhir.
Serangan di Butembo pada dini hari itu terjasi kurang dari seminggu setelah pusat perawatan tersebut kembali di buka setelah serangan bulan lalu. Serangan tersebut memaksa relawan Doctors Without Borders menunda operasi di tengah peringatan mengakhiri wabah ini tidak mungkin jika petugas kesehatan tidak dilindungi.
Lusinan kelompok bersenjata aktif di Kongo timur yang kaya mineral, meskipun beberapa telah mengizinkan petugas kesehatan mengakses vaksin Ebola dan melacak kontak orang yang terinfeksi setelah negosiasi yang rumit.
"Pasukan keamanan pada hari Sabtu mengusir para penyerang, salah satunya terluka," kata Walikota Butembo Sylvain Kanyamanda seperti dikutip dari AP, Minggu (10/3/2019).
Kementerian kesehatan Kongo dalam sebuah pernyataan mengatakan pasukan telah mengepung pusat itu setelah kemungkinan serangan, menyelamatkan banyak nyawa.
Serangan tersebut terjadi beberapa jam sebelum direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengunjungi tempat itu. Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mendorong para pekerja untuk melanjutkan perjuangan mereka melawan wabah Ebola paling mematikan kedua dalam sejarah, yang menyebar di suatu wilayah dibandingkan dengan zona perang.
"Hati saya hancur memikirkan petugas kesehatan yang terluka dan petugas polisi yang tewas dalam serangan hari ini," kata Tedros.
Ia mengatakan WHO sendiri telah meminta dan menerima lebih banyak dukungan dari PBB dan kepolisian setempat untuk melindungi pusat perawatan, dan menyalahkan serangan terhadap unsur-unsur yang mengeksploitasi situasi putus asa untuk tujuan mereka sendiri.
Pusat perawatan Ebola lain di Katwa diserang akhir bulan lalu, dengan satu orang terbunuh. Doctors Without Borders menghentikan operasinya di sana. Serangan itu sangat mengganggu upaya menahan penyebaran virus, kata kementerian kesehatan Kongo, memperingatkan bahwa peningkatan signifikan dalam kasus Ebola baru bisa menyusul.
Wabah ini adalah yang kedua dari yang terjadi di Afrika Barat yang menewaskan lebih dari 11.300 orang selama 2014-2016.
Serangan di Butembo pada dini hari itu terjasi kurang dari seminggu setelah pusat perawatan tersebut kembali di buka setelah serangan bulan lalu. Serangan tersebut memaksa relawan Doctors Without Borders menunda operasi di tengah peringatan mengakhiri wabah ini tidak mungkin jika petugas kesehatan tidak dilindungi.
Lusinan kelompok bersenjata aktif di Kongo timur yang kaya mineral, meskipun beberapa telah mengizinkan petugas kesehatan mengakses vaksin Ebola dan melacak kontak orang yang terinfeksi setelah negosiasi yang rumit.
"Pasukan keamanan pada hari Sabtu mengusir para penyerang, salah satunya terluka," kata Walikota Butembo Sylvain Kanyamanda seperti dikutip dari AP, Minggu (10/3/2019).
Kementerian kesehatan Kongo dalam sebuah pernyataan mengatakan pasukan telah mengepung pusat itu setelah kemungkinan serangan, menyelamatkan banyak nyawa.
Serangan tersebut terjadi beberapa jam sebelum direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengunjungi tempat itu. Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mendorong para pekerja untuk melanjutkan perjuangan mereka melawan wabah Ebola paling mematikan kedua dalam sejarah, yang menyebar di suatu wilayah dibandingkan dengan zona perang.
"Hati saya hancur memikirkan petugas kesehatan yang terluka dan petugas polisi yang tewas dalam serangan hari ini," kata Tedros.
Ia mengatakan WHO sendiri telah meminta dan menerima lebih banyak dukungan dari PBB dan kepolisian setempat untuk melindungi pusat perawatan, dan menyalahkan serangan terhadap unsur-unsur yang mengeksploitasi situasi putus asa untuk tujuan mereka sendiri.
Pusat perawatan Ebola lain di Katwa diserang akhir bulan lalu, dengan satu orang terbunuh. Doctors Without Borders menghentikan operasinya di sana. Serangan itu sangat mengganggu upaya menahan penyebaran virus, kata kementerian kesehatan Kongo, memperingatkan bahwa peningkatan signifikan dalam kasus Ebola baru bisa menyusul.
Wabah ini adalah yang kedua dari yang terjadi di Afrika Barat yang menewaskan lebih dari 11.300 orang selama 2014-2016.
(ian)