Jaga Pasokan Listrik, Venezuela Kerahkan Tentara
A
A
A
CARACAS - Pemerintah Venezuela akan mengerahkan tentara dalam memastikan keamanan jaringan listrik. Demikian pernyataan yang dikeluarkan Menteri Pertahanan Venezuela Padrino Lopez.
"Angkatan Bersenjata Bolivarian Nasional akan mengambil bagian dalam rencana khusus untuk mendukung dan melindungi sistem kelistrikan nasional, mengikuti perintah Presiden Nicolas Maduro," kata Kementerian Pertahanan Venezuela mengutip Lopez seperti dikutip dari TASS, Sabtu (9/3/2019).
"Kebijakan keamanan, layanan darurat, dan seluruh sistem pertahanan telah dikerahkan untuk melindungi penduduk di seluruh negeri," tambahnya, mencatat bahwa jumlah patroli di negara itu telah ditingkatkan untuk memastikan keamanan dan perdamaian.
Pada hari Kamis, Caracas dan sebagian besar wilayah Venezuela lainnya mengalami pemadaman listrik. National Electric Company, perusahaan listrik Venezuela, mengatakan bahwa pemadaman listrik disebabkan oleh kecelakaan di pembangkit listrik tenaga air Simon Bolivar.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyalahkan imperialisme Amerika Serikat (AS) atas kecelakaan itu. Namun Departemen Luar Negeri AS membantah terlibat.
"Angkatan Bersenjata Bolivarian Nasional akan mengambil bagian dalam rencana khusus untuk mendukung dan melindungi sistem kelistrikan nasional, mengikuti perintah Presiden Nicolas Maduro," kata Kementerian Pertahanan Venezuela mengutip Lopez seperti dikutip dari TASS, Sabtu (9/3/2019).
"Kebijakan keamanan, layanan darurat, dan seluruh sistem pertahanan telah dikerahkan untuk melindungi penduduk di seluruh negeri," tambahnya, mencatat bahwa jumlah patroli di negara itu telah ditingkatkan untuk memastikan keamanan dan perdamaian.
Pada hari Kamis, Caracas dan sebagian besar wilayah Venezuela lainnya mengalami pemadaman listrik. National Electric Company, perusahaan listrik Venezuela, mengatakan bahwa pemadaman listrik disebabkan oleh kecelakaan di pembangkit listrik tenaga air Simon Bolivar.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyalahkan imperialisme Amerika Serikat (AS) atas kecelakaan itu. Namun Departemen Luar Negeri AS membantah terlibat.
(ian)